49. 🥐 Yay, It is the Time

5.3K 539 10
                                    

Yuk, kita pantengin si Sabine neh..., jangan bilang-bilang yaaaa. Kita-kita aja yang tau dia... hehe 😝😜

_______________________

Rombongan Sabine tiba di rumah kerabat pengacara Akhyar. Tepatnya di daerah Roxburgh Park, Melbourne.

Tampak seorang wanita kurus dengan tubuh penuh tato serta tindik di hampir seluruh wajahnya muncul dari rumah yang cukup mewah itu.

"Hai..., Akhyaaaaaaar. Ampuun. Tambah ganteng, Bosss,"

Perempuan itu memburu Akhyar dan memeluknya erat. Pipi Akhyar tidak luput dari ciuman-ciumannya. Akhyar dengan senang membalas sambutannya.

"Ayo masuk semua...," sambut perempuan itu ke rombongan Akhyar.

Sabine dan Niko terperangah ketika memasuki rumah luas itu. Bak memasuki studio musik mewah, karena di ruang depan terdapat beberapa alat musik modern, dari piano, drum, bass, dan lain-lain.

Lalu perempuan itu mengarahkan tamu-tamu ke kamar yang sudah dia sediakan di dalam rumahnya. Sementara para penjaga dia arahkan ke sebuah paviliun kecil yang berada di halaman belakang rumahnya.

Sabine dan Niko dia arahkan ke sebuah kamar yang agak besar, tepat di bagian depan rumah.

"Istirahat, Cantik. Ada makanan sedikit yang udah gua siapin buat lu," ujar perempuan itu ramah sambil membuka pintu kamar. Sekilas diliriknya Niko.

"Silakan...," ucapnya.

Niko pun tak lupa mengucapkan terima kasih setelah perempuan itu meninggalkan mereka berdua di kamar.

Dan terdengar suara perempuan itu tengah bercakap-cakap di ruang tengah dengan Akhyar. Sepertinya Akhyar tidak bersegera beristirahat di kamarnya. Dia malah duduk-duduk di sofa ruang tengah.

"Lu tambah tua tambah gemes, Yar. Lu nggak niat kawin apa? Masih sibuk ngumpulin bayi-bayi? Gua denger dari Anggiat lu nggak lagi? Udah capek tuh barang?,"

Suara perempuan itu memang agak sedikit nyaring, sehingga terdengar sampai ke telinga Niko dan Sabine yang masih berada di dalam kamar.

Keduanya pun saling pandang.

"Barang apa, Pat?,"

"Barang lu, Yar. Barang siapa lagi?,"

"Kamu mikir jorok melulu...,"

Terdengar suara tawa menggelegar dari perempuan itu.

"Mana ada aku sentuh ..., malah aku sayang..., kayak kamu dululah...,"

Niko menggelengkan kepalanya, juga Sabine. "Bayinya Daddy kamu sampe luar negeri, Sayang...," bisik Niko. Sabine tersenyum simpul.

Lalu mereka kembeli menguping celoteh Perempuan yang dipanggil 'Pat' oleh Akhyar.

"Gua kaget si Anggiat bilang, Patty, noh, your eks sugar daddy mau ke Melbourne. Antar anaknya cari emaknya. Emang tuh anak kenapa, Yar?,"

Ternyata nama perempuan itu Patty.

"Anak lu, Yar?,"

"Baru diproses jadi anak. Ini lagi nunggu kabar ipar kamu tuh. Katanya lagi banyak klienlah...,"

"Oh. Bahasa pake banyak klien. Anggiat mantu tuh. Lu nggak diundang?,"

"Siapa yang nikah? Dian? Derby?,"

"Derby...,"

Akhyar tertawa keras. Juga Patty.

"Eh..., barang Derby loyo aja niat kawin. Yah, Lu..., hahaha..., terlalu banyak pertimbangan. Kawin, Yar,"

Sabine (The Unforgettable Girl)Where stories live. Discover now