50. 🥐 Yang Mana?

5.1K 600 9
                                    

Dan ternyata kebungkaman Niko tidak berlangsung lama. Pagi-pagi, Sabine yang sudah rapi di depan kaca cermin tiba-tiba dipeluk Niko dari belakang. Lehernya malah dijejal bibir Niko.

"Idiiiih, ilernya nempel...,"

Bukannya menjauh, Niko malah melumat bibir Sabine. Sabine tak kuasa menolak.

"Bau nggak?,"

"Iiiiiih...,"

"Mau diterusin?,"

"A a..., nggak. Ntar kalo telat, diomelin sama Daddy,"

"Aye aye Captain..., all yours!,"

Sabine lega. Niko sudah kembali normal. Sambil melap-lap wajahnya dengan tisur basah, dia kembali memperbaiki make up wajahnya. Sementara Niko dengan santai melangkah menuju kamar mandi.

***

Sebelum melaju ke Sunshine, Akhyar mengajak Sabine dan Niko jalan-jalan ke CBD. Mereka bertiga pergi ke café Brunetti yang berada di tengah pusat kota Melbourne.

Kini mereka bertiga duduk-duduk santai sambil merokok di smoking area.

"Daddy sudah pernah ke sini ya?," tanya Sabine.

Akhyar tampak senang melihat reaksi Sabine yang selalu sumringah melihat-lihat kota Melbourne sejak ke luar dari mobil. Juga Niko.

"Sering. Terutama tahun lalu. Weekend main ke sini...,"

"With your sugar babies?," Niko menyela. Matanya memicing melirik ke Sabine. Sabine sedikit terperangah dengan pertanyaan Niko yang lumayan berani.

"Yah..., kadang juga sendiri...," jawab Akhyar sambil memijak kaki Niko kuat-kuat.

Niko mendongak menahan tawa. Dia cukup lega membuat mantan bosnya itu gusar.

"Oh...," decak Sabine pendek.

Lalu ketiganya terdiam.

Akhyar yang masih gusar menatap tajam Niko yang usil.

"Yah..., nanti Daddy bisa ajak kamu ke sini lagi kalo kamu mau. Sama Daddy, Sama Niko. Kayak sekarang...,"

Sabine menghela napasnya sejenak. Seperti memikirkan sesuatu.

"Aku pingin kuliah di sini, Daddy. Tapi ditemani Om Niko. Trus kalo udah selesai, Om Niko boleh kerja di tempat Daddy ya? Tadinya dia takut lepas kerjaan jika nemanin aku kuliah nanti di sini...,"

"Oh..., tentu tentu..., why not. Daddy senang kamu mau kuliah. Mau kuliah di mana? Daddy suka anak yang pintar,"

Sabine menghisap rokoknya sejenak. Dia tampak semangat.

"Masih milih-milih jurusan, Daddy. Pinginnya yang berhubungan dengan makanan...,"

Akhyar tertawa renyah mendengar keinginan sederhana Sabine. Sabine selalu begitu.

"Ngomong-ngomong, Patty itu kerabat Daddy ya?," tanya Sabine tiba-tiba. Niko meliriknya. Istrinya pandai membuat pertanyaan. Padahal semalam mereka berdua sudah tahu bahwa Patty sepertinya adalah bekas sugar baby Akhyar.

"Patty Ariana Thompson. Dia mantan anak asuh Daddy dulu. Dia ini adik dari istri Pak Anggiat, pengacara Daddy. Yah..., yang ngurus-ngurus data-data kamu sekarang, juga ngurus-ngurus hak milik Daddy. Patty ini dulu korban KDRT, nikah muda, lalu cerai. Sampai dia tidak punya apa-apa. Daddy support. Melalui dia, Daddy kenal Anggiat. Pengacara yang cukup terkenal. Dia sekarang menikah dengan pria Australia, Felix, musisi yang cukup dikenal di sini. Suaminya dan anak-anaknya sedang tidak di sini sekarang. Karena sedang liburan di New Zealand. Patty nggak suka jalan-jalan. Capek katanya,"

Sabine (The Unforgettable Girl)Where stories live. Discover now