Canistopia - XIX

1.1K 280 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

Menatap wajah ceria Mike di meja makan membuat Damien menjadi lebih banyak berpikir. Apakah anak itu senang karena malam ini mereka berangkat ke sekolah? Ataukah karena dia menguping pembicaraannya dengan Sean semalam? Yang mana? Barangkali bukan keduanya? Kendati begitu, itu tetap tidak terlihat seperti Mike baginya.

"Kenapa kita harus berangkat ke sekolah pada malam hari, Daves?" tanya Damien mengingat percakapan malam sebelumnya di perpustakaan.

Daves mengangkat pandangannya yang tampak khidmat dari potongan ayam kalkun di piring. "Mm ... karena harus mengurus asrama kita masing-masing."

"Asrama? Kita tidak akan tinggal di kastil ini?" tanya Damien lagi.

"Tentu saja. Kita akan pulang di akhir minggu, dan juga ... saat liburan tiba."

Damien terdiam sejenak, kemudian mengangguk. "Begitu."

"Bagaimana seragammu? Seharusnya itu muat," tanya Sean.

Mike mendengus tak suka. "Kau menyiapkan keperluan sekolah untuknya? Kenapa dia tidak melakukannya sendiri?"

"Kenapa kau kekanakan sekali, Mike?"

Pertanyaan Damien membuat yang bersangkutan membulatkan matanya marah. "Apa maksudmu kekanakan?"

"Berapa usiamu?"

"Untuk apa kau bertanya kalau kau sendiri sudah tahu? Perlukah aku menjawabnya?" sinis Mike.

Damien mengedikkan kedua bahunya. "Apakah seseorang yang sudah lewat 17 tahun sepertimu lazim merengek? Kau sudah besar."

"Lagi pula kami tidak pernah mempermasalahkan usia," balas Fred, namun tidak beralih dari makanannya.

"Maksudmu?"

"Kami tidak akan mati dengan mudah, berapapun usiamu. Kita bukanlah manusia biasa, wolf memiliki usia yang lebih panjang." Fred kemudian kembali mengunyah.

"Lalu bagaimana dengan orang tua ka-"

Ucapan Damien terputus kala Fred melempar pisau dan garpunya dengan kasar. Ia bangkit dari kursi, kemudian pergi tanpa sepatah kata pun membuat semua orang menaruh perhatian padanya.

"Sepertinya kau tidak pernah bisa menutup mulut," sindir Mike.

Damien meremat tangannya kesal kemudian berdiri. "Silahkan lanjutkan makan malam kalian, maaf sudah membuat keributan. Aku akan menyusul Fred."

Mike berdecih kemudian menghabiskan minumannya dalam sekali teguk, sementara Sean menatap Daves yang menghela napas, kemudian beralih seraya berusaha tersenyum. "Mike, setelah ini ... ayo kita ke kamar!"

"Kenapa kau tiba-tiba ingin ke kamarku?" tanya Mike heran.

"Aku akan membantu mempersiapkan keperluan asramamu juga." Sean mengedipkan sebelah matanya, sementara yang muda mencibir malas.

CanistopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang