Bab 4: penghujung kelas 9

52.1K 3.2K 55
                                    

Happy reading Fellas 💅

Waktu liburan terasa cepat berlalu, kini murid-murid harus menghadapi realita kembai masuk sekolah, termasuk Aurora. Hari ini merupakan hari bersejarahnya, dimana sebentar lagi ia akan menyelesaikan masa-masa putih birunya. Hari pertama ujian nasional memang selalu mendebarkan. Saat-saat seperti ini hanya doa dan keberuntungan yang bisa membantu.

Mobil Ferrari dengan seri 488 Pista terparkir sempurna di tempat parkir sekolah tersebut. Leo keluar terlebih dahulu guna membukakan pintu untuk gadisnya. Aurora menerima uluran Leo dan seperti biasa kehadiran mereka selalu disoroti oleh orang-orang di sekolah tersebut. Siapa yang tidak kenal dengan pasangan terkenal itu? dari jenjang SMP hingga SMA semuanya pasti kenal dengan kedua orang ini.

Meskipun hal ini sudah biasa, tetap saja Aurora tidak akan bisa terbiasa dengan semua perhatian yang berlebihan ini. Aurora pasti akan menundukkan kepalanya ketika ditatap seperti itu.

"Jangan menundukkan kepalamu Aurora, kakak nggak suka" ucap Leo.

Aurora yang mendengar perintah Leo pun pelan-pelan menegakkan kepalanya, entahlah ia merasa tatapan yang diberikan untuknya cenderung sinis dan terkesan iri.

Kini mereka berdua telah sampai di ruangan ujian Aurora "isi yang bener, jangan buru-buru" ucap Leo.

Aurora mendengus pelan "iya kak" ucap Aurora.

Leo meraih pinggang kecil gadisnya kemudian mencium bibir Aurora, Leo sedikit melumat bibirnya sebelum Aurora menepuk dadanya.

"Kak Leo, banyak yang liatin" ucap Aurora.

"Mereka tidak akan berani sayang" ucap Leo.

Jelas, siapa saja yang menatap kekasihnya akan segera Leo habisi di tempat.

"Jangan genit ya sayang" ucap Leo.

"Iya kak, Kak Leo semangat belajarnya" ucap Aurora.

Leo mengusap rambut Aurora sebelum dirinya pergi dari gedung SMP, ekspresi wajahnya langsung berubah menjadi datar dan dingin. Begitulah Leo, ia hanya akan ramah kepada Aurora saja jika di luar maka ia akan menjadi orang yang tak tersentuh.

Aurora memasuki kelasnya, ia segera mencari bangku ujiannya setelah itu ia menaruh tas dan mengeluarkan buku untuk ia pelajari ulang materi yang akan diujikan.

"RORAAA!!" teriak suara cempreng nan khas yang sangat Aurora hapal.

"Berisik deh kamu Diandra" ucap Aurora.

"Heheheh... habis aku kangen banget sama kamu" ucap Diandra. Aurora tersenyum pelan menanggapi sahabatnya itu.

"Baru berapa minggu gak ketemu" ucap Aurora.

"Kamu sih sama Kak Leo terus" ucap Diandra.

"Makanya kamu suruh kakak kamu jangan nempel aku terus."

"Yah, kalo itu jelas gak bisa lah. Kak Leo gak ada kamu ibarat ikan gak ada air"

Aurora diam-diam membenarkan perkataan Diandra, dia dan Leo ibarat air dan ikan. Tidak ada Aurora, maka Leo tidak bisa hidup. Kira-kira seperti itu analoginya.

Bel masuk berbunyi sekaligus pertanda bahwa ujian hari pertama dimulai. Aurora mengerjakan soalnya dengan baik, mengingat setiap materi yang telah ia pelajari dan mengisinya dengan tenang. Aurora cukup yakin jika ia bisa mendapat nilai yang bagus.

Sebenarnya tidak ada gunanya juga sih, mau sebagus apapun nilai Aurora. Tetap juga dirinya tidak bisa masuk ke SMA yang ia inginkan. Semuanya sudah diatur oleh Leo, Aurora harus masuk ke SMA yang sama dengan pria itu, dan Aurora terima-terima saja.

MY AURORA {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang