Syilla 30

789 51 0
                                    


Syilla di dorong masuk ke dalam gudang,kemudian pintu gudang di kunci dari luar.Syilla berusaha mengedor gedor pintu dengan kuat agar pintu terbuka.

"WOY,BUKA PINTUNYA!!"Teriak Syilla.

"BUKA PINTU NYA ANJING!!"Teriak Syilla.

"Sial."Umpat Syilla.Bahkan ia belum sempat mengganti roknya.Syilla bersandar di pintu sambil memejamkan matanya.Ia mendengar langkah kaki dari arah depan.Kondisi gudang yang agak gelap membuat Syilla kesulitan melihat siapa yang berjalan ke arahnya.

"Siapa lo,"Ucap Syilla.

"Hay,masa lo kaga inget sama gue."Ucap lelaki itu.

Syilla mengingatnya,lelaki ini yang ia pukuli ketika ia mengahabiskan jam istirahat dengan menonton Aldo cs bermain di lapangan.

"Mau ngapain lo."Ucap Syilla.

"Gue cuma mau main main sama lo."Ucap lelaki itu sambil mengelus pipi Syilla.

Syilla berusaha untuk mundur namun sialnya ia sekarang sadang bersandar di pintu gudang.

"Lo jangan macem macem."Ucap Syilla.Ia merasa dejavu dengan kejadian dua tahun lalu.Syilla sungguh ketakutan saat ini kenangan masa lalu melintas di benaknya.Ia memejamkan mata kuat rasanya ia ingin menangis saat ini.

Tangan lelaki itu menyentuh paha Syilla.Mata Syilla langsung terbuka lebar.Ia refleks meninju wajah lelaki itu.

Bugh.

"Shit."Umpat lekaki itu dengan mata memerah menahan amarah.

"Dengan lo yang kasar ini.Gue bakal lebih kasar dari ini."Ucap lelaki itu.

Bugh.

Lelaki itu meninju pipi kiri Syilla hingga ujung bibirnya terluka.Sehingga terjadi aksi baku hantam antara Syilla dan lelaki itu.Syilla memukul lelaki itu membabi buta.Ia bukan lagi Syilla yang hanya bisa menangis saat hampir di lecehkan.Ia harus melawannya sekarang karna menangis itu tak berguna.Syilla membuat lelaki itu tak sadarkan diri.

BRAK.

Pintu terbuka dengan kencang.Serly datang dengan Ratna dan beberapa dayangnya.Juga ada dua orang lelaki di belakang Serly.

"Oo jadi lo yang ngerencanain ini,lo nggak nyerah ter-"Ucapan Syilla terputus saat Ratna membekap mulutnya hingga Syilla tak sadarkan diri.Ratna dan dua temannya menyeret Syilla ke WC tak terpakai di sebelah gudang.

"Biarin aja dia disana.Nggak ada yang bakal tau dia disini."Ucap Ratna.Mereka bertiga kembali ke dalam gudang untuk membawa lelaki yang Syilla buat tak sadarkan diri ke rumah sakit melalui gerbang belakang.

***

Satya dan yang lainnya sudah berkeliling sekolah bahkan mereka memeriksa seluruh toilet sekolah.Sudah dua jam mereka mencari Syilla di sekolah yang luas ini.

"Gimana?ketemu?"Tanya Satya khawatir.

"Nggak,gue cuma nemuin celana jins Lala di belokan koridor timur."Ucap Aldo.

"Gimana dong ini udah jam enam."Ucap Rahma dengan mata berkaca-kaca.

Aldo duduk bersandar ke dinding sambil mengacak ngacak rambutnya frustasi.

"Arrgghh,gue nggak becus jadi tunangan."Ucap Aldo frustasi.

"Lo tenang dulu Al."Ucap Satya.Bahkan mata Satya Sudah berkaca kaca saat ini.

"Gimana mau tenang,Lala kemana Sat,gue takut dia kenapa napa."Ucap Aldo.Aldo menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Kepsek masih di sekolah nggak sih?"Tanya Arga.

"Udah pulang,kepsek biasanya pulang jam empat"Ucap Satya.

"Mending telpon aja kepsek,buat liat cctv soalnya kunci ruang cctv cuma di pegang om Ferdy kan"Ucap Arga.

Satya langsung mengeluarkan hp untuk menelpon Ferdy.

"Hallo om"

"Iya kenapa Sat"

"Om ke sekolah lagi ya,minta kunci ruang cctv,Lala ngilang Om"

"Iya,Om segera kesana"

Tut tut

"Gimana?"Tanya Aldo.

"Om Ferdy bakalan ke sini"Ucap Satya.

Sekitar tiga puluh menit Ferdy tiba dengan berlari bersama Vano dan Abrar.

"Papa sama Papi ngapain?"Tanya Aldo yang masih terduduk lemas.

"Jangan bacot,lagi genting."Ucap Abrar.

"Ayo ke ruang cctv."Ucap Rahma.

Mereka semua langsung keruang cctv di lantai dua.

***

Syilla mengerjap ngerjapkan matanya.Kepalanya sangat pusing saat ini.

"Bangsat emang,mainnya pake bius."Umpat Syilla.

"Awas lo Ser,besok hari terakhir lo sekolah disini."Gumamnya.

"sshh,mana di wc lagi ngurungnya."Ucap Syilla.Ia berusaha untuk berdiri.

"Aishh,pala gue pusing."Gumam Syilla.

Ia keluar dari wc itu,kemudian bersandar di dinding.Ia memijit pelipisnya.

Ia mulai berjalan untuk keluar dari sekolah.Hari sudah mulai gelap.Syilla tersandung oleh batu hingga tersungkur membuat kedua lututnya terluka.

"Shit!"

"Perih njir"Ucap Syilla.Ia kembali bangkit untuk berjalan.Namun tak bisa,rasanya sangat perih.

"Bomat,gue cape haus lagi."Ucapnya,Syilla memilih duduk dan membiarkan rok nya kotor dengan tanah.Darah di lututnya masih megalir namun ia tak peluli.Ia sangat lelah saat ini.

"Satya sama Aldo nggak ada niat buat nyari gue apa?"tanyanya entah pada siapa.

Samar samar Syilla mendengar suara Satya dan Aldo yang memanggil namanya,suara langkah kaki yang ramai dan tergesa terdengar semangkin dekat.

"LALA!!"Teriak Aldo.

Syilla mengatur napasnya untuk beteriak dengan sisa tenanganya.

"GUE DI SINI!!"Teriak Syilla menggelar.

"Lala lo kok bisa gini."Ucap Satya memeluk Syilla.

"nanti gue ceritain."Ucap Syilla.

"La,maaf gue nggak becus jagain lo,gue bego,harusnya gue temenin lo tadi."Ucap Aldo memeluk Syilla.

"Udah udah,lo nggak salah gue aja yang keras kepala."Ucap Syilla.

"Sekarang kita pulang,luka kamu harus di obatin."Ucap Vano.

"Besok kita urus masalah ini."Ucap Abrar.

"Masih bisa jalan ngga?"Tanya Aldo.

"Gue capek,gendong.."Ucap Syilla manja dengan wajah menggemaskan.Aldo terkekeh ia mengusap sudut matanya yang berair kemudian menggendong Syilla seperti menggendong anak kecil.

Syilla tersenyum kecil pada Abrar dan Vano yang berjalan di belakang Aldo.

"Kamu manja."Ucap Vano mengacak rambut putrinya.

Syilla terkekeh malu lalu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Aldo.

***

syilla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang