10 - Punggung dan Peluk

956 71 0
                                    

Baifern POV

Aku merasa begitu bahagia karna aku kini tidak lagi menjadi gadis yang dibenci, semua orang telah menerimaku karna aku ingin berubah. Setelah membeli berbagai bahan di market untuk makan siang dan makan malam, aku dengan Phi Plan menyiapkan makan siang untuk kami semua. Mark, Perth dan Mean sedang bercanda di belakang, sedang Gun dan Off pasti sedang bermesraan di kamar.

"Phi, bolehkah aku bertanya, bagaimana kalian bisa berpacaran?" tanyaku yang tiba-tiba penasaran akan hubungan Plan dan Mean.

"Ahhh dia Bosku, orangnya Perfeksionis, tertutup, posesif pada Perth tapi sebenarnya sangat penyayang." ucap Plan tersenyum.

Aku berharap aku akan bertemu dengan lelaki seperti itu suatu saat nanti, dan meski aku sadar sedikit sulit rasanya melupakan dia.

"Kau gadis yang cantik, dan hatimu juga sudah baik, aku yakin, kau akan mendapat lelaki yang baik juga." aku terdiam merasa sedikit tertampar, aku tak sebaik itu.

"Aku tak sebaik yang phi pikirkan." kataku menunduk.

Plan memegang bahuku.

"Kau mau berubah itu tandanya kau juga ingin jadi gadis yang baik." katanya menenangkan.

Aku terharu, seandainya aku punya kakak lelaki sepertinya.

"Anggap saja aku phi mu sendiri."
Aku tersenyum mengangguk dan dia memelukku.

Hangat.

Sehangat hatiku yang mulai memahami bahwa aku hanya berharap dicintai oleh siapapun.

Baifern Pov End

...

Gun POV

Aku dan Off saling berbaring berhadapan,

"Nanti malam, kita tidurnya, seranjang yah." pintanya sambil tersenyum.

"Kalau kau tak ada niat buruk, aku tak masalah." jawabku gugup.
Yaelah, kenapa sih, udah lama juga kita pacaran, kenapa sih jantungku tetep nggak pernah normal didepan dia. Seperti tabuhan drum dan bikin aku gugup.

"Kalau nanti aku kedinginan, boleh peluk?" tanyanya genit. Aku terdiam bingung, sejujurnya nggak ada masalah kan tapi kenapa jadi malu sih, padahal cuma tanya.

"Kenapa pake nanya hal kayak gitu? ada selimut juga kan?" tanyaku kesel.

Dia tertawa.

"Kamu mau bilang nggak boleh meluk, tapi pipi kamu jadi blush begitu, intinya boleh peluk kan?" tanyanya. Dan aku pun duduk karna malu, tapi dia menarik tanganku, hingga sekarang aku berbaring membelakanginya.

"Aku ingin peluk." katanya lalu beringsut maju, memelukku erat.

Aku hanya terdiam menikmati hangatnya pelukan ini, pelukan favorit.

"Kamu dengar nggak beb? Jantungku nggak pernah santai kalau udah deket kamu, apalagi meluk kamu, atau sentuh kamu, seolah ini jantung bakal meledak saking kencangnya." katanya, sedangkan aku semakin kikuk, jantungnya benar-benar berdetak nggak nyantai, detaknya sama dengan detakku.

"Biarkan seperti ini dulu." katanya memohon. Aku mengangguk pelan, dan memegang erat tangannya yang ada di dada dan perutku.

...

"Phi, kita makan siang yuk..." teriak Mark sambil membuka pintu dengan kasar. Dan aku yang membuka mata terkejut karna teriakan Mark, parahnya, dia jadi melongo depan pintu gara-gara melihat posisiku yang dipeluk Off, dengan kesal, aku pun mendorong Off ke lantai sampai dia mengerang kesakitan.

"Mark, nggak sopan, main buka pintu sembarangan." Hardikku kesal.

"Maaf phi, aku benar-benar nggak tahu kalian lagi syuting film." katanya lalu lari menghilang dari pintu. Sedangkan aku menetralkan nafas yang ngos-ngosan, gila, kayak kepergok lagi ngapain ajah.

The One ( Remake Offgun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang