[21] ᴊᴏᴏʜʏᴜɴ's ғᴇᴀʀ

770 64 18
                                    

Please vote before you read it

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Please vote before you read it.

[ Jeonghan Irene Fanfiction ]
Typo bertebaran

.

Joohyun berlari kecil menghampiri sebuah mobil berwarna putih dengan merek KIA Sorento di depan tempat kerjanya.

Ia masuk ke dalam mobil, lalu melepas coat coklatnya dan meletakkannya di atas pangkuannya. "Heheh." Joohyun terkekeh sembari menyengir bak orang tak berdosa membuat sang sahabat menunggu tiga puluh menit di dalam mobil sendirian.

Wanita bermata sipit itu memutar matanya jengah. Lantas ia nyalakan mobil dan membawa nya membelah jalanan Seoul yang tengah ramai lancar.

"Kau terlihat senang, ada apa?" tanya Seulgi melirik sebentar sahabatnya yang tengah memperhatikan rentetan toko di sampingnya.

"Heum? Oh aku hanya memikirkan tentang hadiah untuk mertua ku."

"..."

"Menurut mu untuk Ayah mertuaku yang mana bagus, jam atau dasi?" tanya Joohyun menoleh menata Seulgi.

"Gak keduanya sih, tahun-tahun yang lalu juga kau kasih hadiah seperti itu" ucap Seulgi.

"Iya juga." Joohyun menolehkan kepalanya ke samping, melihat lagi deretan toko di pinggir jalan. Ia berpikir, hadiah apa yang bagus untuk mertuanya.

Mertuanya terlalu sempurna untuk menjadi manusia. Mereka telah memiliki segalanya, uang, rumah yang megah, jet pribadi yang dipergunakan saat keadaan darurat, dan segudang saham di mana-mana.

Menghembuskan napasnya berat. Tahun-tahun lalu juga dia seperti ini, pusing memikirkan hadiah yang pantas untuk mertuanya dan berakhir memberikan hadiah yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Kepalanya bersandar pada kaca mobil. Joohyun pusing.

"Aku ada saran sih," ia menoleh lagi, melihat reaksi Joohyun. Joohyun menengok, menatap Seulgi dengan kedua alis yang saling bertaut.

"Kenapa kau tidak memberikan mereka cucu. Bukankah kau bilang mertua mu sangat menginginkan cucu dari mu dan Jeonghan."

"Kepalamu mau ku pukul, kah? Aku dan Jeonghan tidak punya waktu selama itu untuk bersama."

"Jeonghan belum mencintaimu?"

"Tidak." lirihnya pelan, yang terdengar pilu. "Kemarin Jeonghan juga menyarankan ide itu, lalu kami jadi bertengkarㅡ" Joohyun menggelengkan kepalanya, bukan bertengkar, hanya saja. "ㅡmaksudku aku yang marah padanya."

The Guilty Secret || [M] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang