Ch. 7 I'm Sorry

2K 185 54
                                    

Terbiasa menjadi salah satu siswa yang cukup teladan, Lan ShiZui sangat terbiasa untuk bangun pagi, tapi terbangun jam 4 pagi setelah perjalanan yang telah mereka bertiga tempuh? Oh ayolah, tak bisakah langit membiarkan dirinya memejamkan mata kembali meskipun hanya sebentar saja?

Suara derap langkah kaki halus terdengar sedang sibuk berlalu lalang, entah apa yg dilakukannya.

Lan ShiZui membuka matanya perlahan. Dengan posisi tubuh yang masih terbaring, ia dapat melihat Lan JingYi dengan perut besarnya sedang bergerak kesana kemari membawa beberapa roti berwarna putih mengkilap. Bayangan uap seperti asap putih dapat terlihat dengan jelas.

'Apakah baru selesai dibuat?'

"Lan JingYi..." dengan suara parau, ciri khas seseorang yang baru saja bangun tidur, Lan ShiZui menghampiri dengan perlahan, tidak ingin membangunkan kedua orang lainnya. "Apa kau akan berangkat ke pasar menjual roti mu?"

Jemari Lan JingYi masih dengan lincah berkutat memindahkan beberapa putih tersebut kedalam keranjang yang telah ia sediakan, tidak terlalu acuh terhadap kehadiran pria lain yang biasa menjadi sahabatnya dahulu. Tanpa mengalihkan pandangannya, Lan JingYi hanya menjawab seadanya saja.

"Ya. Aku sudah memisahkan beberapa untuk kalian sarapan, aku akan kembali ketika matahari sudah tinggi."

Diam. Tidak ada satupun dari mereka yang berbicara. Keduanya sama-sama terdiam dalam suasana yang canggung. Tidak tahu harus mengatakan apa kepada satu sama lain.

Lan ShiZui hanya menghela nafasnya pelan, sebelum kembali berkata "Mau kutemani?"

Dengan keranjang roti yang sudah terisi penuh, Lan JingYi melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Lan ShiZui yang sedaritadi berdiri didekatnya.

"Tidak usah, aku bisa sendiri." Lagi dan lagi, Lan JingYi tidak ingin menatap pria muda itu, entah sampai kapan Lan JingYi terus keras kepala seperti ini.

Meskipun sudah ditolak oleh Lan Jingyi, tentu saja Lan ShiZui tetap berjalan mengikuti langkah kaki mantan sahabatnya itu, dan Lan JingYi tetap bersikap tak acuh meskipun ia tahu dengan pasti jika sedang diikuti.

Mereka berdua berjalan bersama dalam diam, tenggelam dengan pemikirannya masing-masing.

Hari masih terlalu dini, cuaca berembun sejuk, menghembuskan sensasi dingin dan kesepian untuk keduanya.

Kediaman antara mereka cukup membuat seorang Lan JingYi merasa tidak nyaman, "em.... bagaimana kabar semuanya disana?"

Awalnya Lan ShiZui cukup tersentak kaget karena setelah kepergian Lan JingYi, ini baru pertama kalinya Lan JingYi memulai percakapan kepada dirinya. Lan JingYi yang semakin tidak sabar karena yang diajak berbicara tidak juga mengeluarkan suara, ia bertanya sekali lagi, hanya saja kali ini dengan nada suara yang kesal.

"Aku bertanya kabar mereka semua..."

"O-oh.. oh iya maafkan aku A-Yi. Mereka semua baik-baik saja, dan mereka juga merindukanmu."

Lan JingYi bingung harus memberi tanggapan seperti apa, ya karena dia sendiri  cukup ragu dengan kalimat yang baru saja terdengar indera pendengarannya. "Oh, begitu ya..."

"Iya..."

Diam, lagi dan lagi. Sampai kapan kediaman ini akan terus berlanjut?

"A-yi.... Bayi kita-"

"Bayi ku" potongnya dengan cepat.

"A-ah iya... maksudku bayimu.... bagaimana keadaannya?"

"Berhentilah berbasa-basinya Lan ShiZui, aku tidak akan kembali ke Yun Shen Bu Zhi Chu kecuali jika langit memang berkehendak."

Apakah salah seorang apabila Lan ShiZui ingin mengetahui keadaan anaknya?

Lan Jingyi, "Apa? Kenapa diam? Apa kau dan otakmu itu sedang menghakimi diriku?"

Dengan senyuman yang menghiasi wajahnya, ShiZui menggeleng pelan "Kau tidak pernah berubah sedikitpun A-Yi."

Wajah JingYi memerah, tubuhnya menghadang tubuh ShiZui yang memang lebih tinggi darinya "Kau sedang menghinaku?"

"Hahahaha.. A-Yi, aku justru sedang memujimu." Jemari panjang milik ShiZui dengan lembut menyisir beberapa surai rambut JingYi yang terurai berantakan dan menyematkannya dibelakang telinganya. "Kau.... Tetaplah A-Yi yang aku kenal.'

Bohong jika JingYi mengatakan bahwa hatinya merasa tidak senang dengan perlakuan ShiZui saat ini, hanya saja demi apapun ia memang tidak siap sama sekali.

Lan JingYi, "Sudahlah jangan berbasa-basi terus, pasar sebentar lagi akan rame."

Lan JingYi kembali melangkahkan kakinya, meninggalkan ShiZui yang sesekali masih berusaha memanggil namanya dengan nada yang lembut.

-------------

Jiang WanYin, "Hei bodoh! Cepat bangun!"

Nyawa belum terkumpul tapi sudah dipaksa bangun seperti ini, memang sepertinya Jiang WanYin benar-benar membencinya. "Tidak bisakah kau biarkan aku tidur sebentar lagi A-Cheng! Aku butuh tenaga untuk penyelidikan nanti!"

Habis kesabaran, Jiang WanYin memaksa mendudukan tubuh Wei WuXian sebelum memukul kepalanya, menyebabkan sang pemilik kepala jatuh terlentang ke ranjang.

Wei WuXian, "Yak!"


Jiang WanYin, "Sudah sadar?? Makanya buka dulu matamu dan lihat ini!"


Ekspresi kaget tercetak dengan jelas diwajah Wei WuXian, "Kau... Darimana kau dapatkan benda ini?"

Jiang WanYin, "Aku mendapatkannya tertanam dipekarangan rumah Lan JingYi."

Keduanya saling bertatapan, terlalu takut untuk mengucapkan kalimat yang ada dibenak mereka. Wei WuXian meneguh ludahnya, bahkan untuk berbicara saja entah kenapa tenggorokannya terasa sangat gersang dan padat.. "Apakah ada hubungannya dengan Lan JingYi..."





TBC
💫🌟🌌



Hi guysss maaf ya aku baru sempet update. Aku akan coba untuk keep update meskipun short ya kedepannya.

Untuk update kali ini aku gak bisa tulis banyak apalagi bikin side story dll, aku ngetik di hp hampir jam 1 😭 aku sengaja update cmn mau liat masih ada yg inget story ini atau nggak hehehe 🔪🔪

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 17, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Please Love Me Too (Omega Lan JingYi) Where stories live. Discover now