Last

106 16 1
                                    

-_+

"your body is mine"

bisikan itu menggema dalam kegelapan dan itu adalah hal terakhir yang aku ingat sebelum aku membuka mata untuk menemukan diriku berdiri ditengah gudang tua ini

Ku kedipkan mataku beberapa kali, berusaha menyesuaikan dengan kegelapan yang melingkupiku. Gudang ini sangat gelap, satu-satunya sumber cahaya hanya berasal dari jendela kotak kecil yang ada samping kanan gedung. Dan hal yang membuatku menyadari jika tempat ini gudang karena debu yang tebal dan tumpukan barang yang sangat berantakan

"Tolong"

Suara? Siapa itu? Terdengar seperti seorang wanita dan nadanya sangat penuh dengan rasa putus asa.

Ku tajamkan penglihatan ku ke arah depan dan aku bisa menemukan seorang wanita paruh baya yang terikat disebuah kursi. Tubuhnya kurus kering dan rambutnya sudah mulai memutih. Wajahnya sangat dekil dan kotor

Siapa yang melakukan itu? Siapa yang mengikat wanita tua malang itu disana? Astaga, sungguh kejam orang yang melakukan ini.

Tunggu-

Hei, apa yang terjadi dengan tubuhku? Kenapa aku tak bisa bergerak? Bahkan hanya untuk menolehkan wajahku, aku tak bisa. Satu-satunya yang bisa ku kendalikan hanya bola mataku

Oh, ayolah bergerak, kita harus melepaskan wanita malang itu. Astaga, aku sangat frustasi. Bagaimana ini? Apa yang terjadi sebenarnya? Rasanya seolah aku hilang kendali akan tubuhku sendiri.

'genggam'

Apa itu? Ada suara yang menggema dikepalaku membuatku bisa merasakan jemariku bergerak perlahan untuk menggenggam suatu benda.

Hei hei, kenapa aku memegang pisau cutter? Untuk apa pisau ini? Oh ayolah, apa ini mimpi? Tapi jika ini mimpi kenapa semuanya terasa nyata? Dan seolah pernah terjadi?

Astaga, kepalaku rasanya mau pecah memikirkan ini

'Berjalan'

Oke, ini mulai menyeramkan. Suara itu kembali bergema memberikan perintah dan entah mengapa tubuhku bergerak dengan sendirinya untuk menuruti perintah dari suara gema itu. Ya tuhan, apa yang terjadi sebenarnya?

Kaki ku melangkah ke depan dengan perlahan. Ingin rasanya aku berlari menghampiri wanita itu tapi kakiku benar-benar melangkah sangat pelan seolah ingin menyiksa wanita itu

"Ku mohon, jangan bunuh saya, ku mohon!" Racau wanita paruh baya itu saat melihatku mendekatinya perlahan dengan pisau yang tergenggam dengan sempurna di tanganku

Tidak bibi, aku tidak akan membunuhmu. Astaga bagaimana ini? Kakiku masih terus melangkah dan aku berusaha memusatkan konsentrasi ku di kepala, berjaga jika suara itu kembali bergema

'menyeringai'

Apa? Hei, apa maksudmu dengan menyeringai? Hei, siapa kau seenaknya memerintahku? Sebenernya apa yang suara ini lakukan pada tubuhku? Kenapa aku tidak bisa mengendalikan tubuhku sendiri? Hei, kenapa kau tersenyum bibir bodoh! Kenapa menuruti perintah ghaib itu!

"Ku mohon tuan, ku mohon jangan bunuh saya. Saya akan melakukan apa saja, apa saja yang tuan perintah kan, ku mohon jangan bunuh saya!" Pintah wanita paruh baya itu penuh rasa putus asa

Astaga, maaf bibi. Saya tidak ada maksud membunuh dan saya tidak akan membunuh. Jadi ku mohon berhenti untuk memohon dengan nada putus asa seperti itu

'berhenti'

Suara itu kembali bergema dengan sangat jelas di kepalaku, membuatku berhenti melangkah tepat selangkah didepan tubuh ringkih yang terikat di kursi itu

The ObjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang