2] Lanjut(?)

5.5K 599 19
                                    

haechan memasuki area kampus dengan motor kesayangannya, namanya eci soalnya betina kata si haechan jadi iyain aja.

"loh? mahasiswa disini kamu?" tepat saat motor haechan terparkir dia mendapat pertanyaan dari orang di sebelahnya.

haechan membuka kaca helm fullfacenya. "oh kak mark, iya kak"

"tingkat satu?"

"tingkat sepuluh kak" haechan melepas helmnya kemudian membenarkan rambutnya yang berantakan karena helm.

"ada ada aja kamu, saya duluan kalo gitu ya" mark meninggalkan haechan sambik melambaikan tangannya.

sepeninggal mark dia memegang dadanya tepat dimana jantungnya berada. "aduh anjir bisa bisanya gue malu padahal jaemin bilang urat malu gue udah gaada"

・о・

"gimana chan?" tanya jaemin sambil memakan bubur kesukaannya.

"kak mark tetangga gw"

"LAH ANJIR" renjun menggebrak meja kantin yang membuat beberapa mahasiswa melirik ke arah meja mereka.

"santuy anjir" celetuk jeno

"ya anjir maap" renjun menjawab

"berisik ah pada anjir anjiran lo semua" haechan menelungkupkan tangannya di meja hendak tidur sebentar.

"lanjut ga chan?"

"ya lanjut lah masa dibiarin gitu aja, semoga aja bisa jadi temen"

"temen hidup bwahahah" kompak ketiga temannya itu meledeknya.

"kampret emang lo semua"

"kalian jadi join organisasi?" tanya renjun

haechan mengangguk. "gue mau ngerasain sibuk di taun terahir sekolah"

"gue udah pernah jadi osis pas jaman sma, skip dulu lah" jaemin menanggapi.

jeno menyedot jus alpukatnya, "gue ikut kayaknya, dipaksa"

"sama siapa?" haechan mulai penasaran.

"abangsat gue"

"ohh bang aksa?"

jeno mengangguk. "dahlah gue daftar dulu gatau diterima atau ngga"

haechan diam, aksa? siapa? "jen, abang lo yang mana si?"

renjun tertawa pelan. "yang lo deketin bodoh, aidan marka adhyaksa"

"LOH ANJIR KOK LO MALAH NYURUH GUE CHAT ABANG LO SENDIRI?!"

"ya lagian gue gatau kating yang lain"

haechan menunduk, "kalo gitu batal deh, pasti nanti jeno ngomongin jeleknya gue ke kak mark"

"santuy, gue dukung lo sama abang gue chan"

"kita juga" jaemin serta renjun berjabat tangan.

"edan"

・о・

"dek, besok mommy mau ke semarang"

"loh ko dadakan mom?"

"arisannya dimajuin, kamu jaga rumah aja"

haechan memajukan bibirnya, "pasti tuh om doy mau menang arisan jadi minta dimajuin"

"nuduh aja kamu dasar beruang" daddy haechan duduk disampingnya seraya mengelus puncak kepala anaknya.

"ya lagian dad, om doy ngeselin tau"

"iya paham, daddy ga ikut mom kok"

"mas ko kamu ga ikut?" istrinya langsung keluar dari kamar

"ga ikut nemenin haechan di rumah" lanjut daddynya

"ga laki ga bini sama aja ngeselin, heran" haechan melenggang untuk keluar rumah, alasannya? bosan saja

baru ia menutup gerbang rumahnya, tetangganya alias kakak tingkat incarannya itu juga keluar dari rumahnya.

"mau kemana chan?"

"keluar aja kak, pengap. kakak mau kemana?"

"ke depan, mau beli stok susu" mark sengaja menekan kata susu berniat agar haechan mau ikut dengannya tanpa ditawari.

haechan mendekati mark. "mau juga boleh kak? bayarin ya"

"satu aja"

"pelit, kata renjun jadi cowo gabole pelit nanti gapunya pacar"

"kan kamu bukan pacar kakak"

"ya iya si, ya tapi kan-"

"yaudah ayo pacaran"

haechan melotot. "enteng banget, ngajak pacaran kaya mau ngajak beli permen"

mark tertawa kemudian menarik tali hoodie yang ada di kepala haechan sampai hanya terlihat mukanya saja. "kita kan mau beli susu bukan permen"

"ya iya juga si"

"jadi mau ga?"

"apanya?"

"jadi pacar kakak"

"ngga" haechan langsung berlalu meninggalkan mark sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku hoodienya

"chan!" mark memanggil haechan sambil berjalan untuk menyusulnya.

bukannya berhenti haechan justru melanjutkan langkahnya. "buruan kak udah mendung ntar ujan"

mark tersenyum kecil saat sudah berhasil mensejajarkan langkahnya dengan haechan, ya mungkin nanti mark bisa mencoba lagi.




pawangUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum