SweetTalker (12)

1.5K 381 59
                                    

Entah sudah beberapa kali matanya mengerjap atau berapa kali napasnya berembus sejak dia menerima pesan singkat dari Ivar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah sudah beberapa kali matanya mengerjap atau berapa kali napasnya berembus sejak dia menerima pesan singkat dari Ivar. Padahal pesan pendek itu bukan pesan personal yang ditujukan untuknya, akan tetapi untuk SweetTalk. Hanya saja, entah mengapa rasa senangnya berkali-kali lipat. Namun, Rylie berusaha melipat bibirnya yang terus menenun senyuman saat menyadari Adel kini meliriknya dengan tatapan penuh ingin tahu. Selain itu, Rylie memilih langsung memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku. Namun, Adel sepertinya tidak akan memiliki kesempatan untuk menanyakan soal ini padanya karena sekarang mereka sudah melangkah masuk ke dalam kelas.

Beberapa pasang mata terlihat melirik ke arahnya, bahkan ada yang terang-terangan menatapnya saat tungkainya melangkah masuk. Seharusnya Rylie tidak memperhatikan semua tatapan itu karena dirinya sudah terbiasa dengan semua perhatian dan pandangan saat menerima penghargaan setiap selesai upacara atau ketika dirinya menerima predikat juara paralel di angkatannya. Namun, hari ini dia mendadak malu, gugup serta khawatir ketika beberapa orang menatap ke arahnya. Padahal dia tidak melakukan kesalahan apa pun. Ada di UKS saat kepalanya tertimpuk bola basket dan akhirnya pulang duluan itu bukan sepenuhnya salahnya. Hari ini mengobrol dengan Ivar pun, bukan seratus persen kesalahannya juga. Rylie menarik napas lalu memilih menatap ke depan sambil berpura-pura kalau dirinya baik-baik saja seperti biasanya. Meski ada lebam di kening yang belum sepenuhnya hilang, itu sama sekali bukan masalah.

Rylie menarik napas lega kala akhirnya dia sampai di mejanya. Adel juga sudah duduk di di kursinya. Setelah menggantungkan tas, Rylie langsung mengambil ponselnya dan membuka pesan dari Ivar yang sempat terbengkalai selama beberapa menit belakangan. Dia masih berusaha mengabaikan tatapan mata yang terus mengarah padanya dan bisik-bisik yang terdengar kala dia membaca pesan singkat yang kini berbaris di layar ponselnya. Jemarinya mencoba mengetuk keypad ponselnya untuk memberikan sapaan khas admin SweetTalk. Namun, dia baru menulis satu kata hingga tawa pelan meletup dari mulutnya. Menulis panggilan Sweetheart untuk semua user instagram yang hendak mengobrol dengannya di SweetTalk rasanya biasa saja selama ini. Akan tetapi, dia baru menulis Sweet saja sudah membuat pipinya memanas.

"Ah, ya Tuhan!"

Rylie menepuk pahanya dengan tangannya yang bebas. Akan tetapi, langsung berhenti dan berdeham pelan kala merasakan tatapan teman-teman sekelasnya kini kembali padanya. Dia mencoba meluruskan punggung dan mulai mengetik dari awal sambil meyakinkan diri sendiri kalau Ivar itu sama saja dengan user lain. Ivar tidak tahu dirinya admin SweetTalk dan belum tentu juga membicarakan soal cirinya. Pemuda itu mungkin punya masalah untuk diceritakan. Rylie akhirnya menarik napas pelan dan mencoba berbisik pada jantungnya agar bersikap biasa saja. Mengatur ekspresi sedatar mungkin agar otaknya tersugesti kalau dirinya sebagai admin SweetTalk harus profesional dan tidak membeda-bedakan serta tidak terbawa perasaan pribadi.

Itu beberapa menit lalu. Sekarang jantungnya berulah lagi kala balasan Ivar datang dan benar-benar mengindikasikan soal asmara. Rylie meneguk ludah lalu tanpa sengaja menekan tombol likes di pesan yang dikirimkan Ivar. Duh, bodoh-bodoh.

SweetTalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang