elpeeda • Pengasuh

533 99 62
                                    

[ elpeeda | pengasuh ]

Minhee mengelus perut ratanya yang sudah berdisko sedari tadi. Ia memang belum makan apapun sejak siang. Merogoh dompetnya dan menghela napas frustasi melihat sisa uang yang ada di sana.

"Kang Minhee tolol ngapain lo segala resign dari kafe?" Monolognya sembari menatap dinding polos kamar kosnya.

"Eh disana gak enak. Gajinya gak seberapa tapi gue kerja lembur bagai kuda."

"Mana gue dijutekin mulu anjir."

"Yaallah kerja apaan ya gue huhu."

Tepat setelah sambatan terakhirnya terucap sebuah brosur entah masuk dari jendela atau bukan menubruk wajahnya begitu saja.

"Anjing siapa yang nerbangin brosur ke muka gue?"

Krik krik

Minhee membaca iklan yang ada di brosur itu. Matanya berbinar melihat ternyata yang dibutuhkan adalah seorang pengasuh balita. Kebetulan ia mudah akrab dengan anak-anak. Lebih berbinar lagi melihat nominal gaji yang tertera di bagian bawah brosur.

"Tapi beneran jadi pengasuh balita gak ya? Kalo gue diculik terus organ gue dijual di pasar gelap gimana? Belom juga sarjana udah almarhum gue."

Setelah banyak pertimbangan ia tetap memutuskan menghubungi nomor narahubung yang disertakan di brosur tersebut. Makin semangat ketika diberitau kalau posisi tersebut masih tersedia.

°°°°°

Dan disinilah Minhee sekarang. Duduk di ruang tamu rumah mewah mendengarkan arahan dari ayah anak yang akan ia asuh. Tak menyangka kalau ketika datang Yein, anak yang akan ia jaga langsung menempel padanya yang membuatnya langsung diterima menjadi pengasuh Yein.

Satu fakta yang membuatnya kaget lagi ayah Yein ternyata Hwang Yunseong. Kakak tingkat yang berada empat tahun di atasnya. Juga seseorang yang sempat membuatnya tertarik tapi tidak pernah ia usahakan karena merasa mereka terlalu berbeda.

"Pengasuh sebelumnya gak pernah awet. Ada yang belum dua puluh empat jam jagain Yein tapi resign. Saya harap kamu nggak begitu." Yunseong berkata sambil menatap anaknya yang tertidur ada di pangkuan Minhee sedang pemilik marga kang itu mengangguk walau sedikit keheranan.

Apa yang membuat mereka tidak betah? Rumah Yunseong rasanya nyaman. Ia bahkan diberi kebebasan jika menginginkan sesuatu. Dan yang utamanya Yein bukan anak yang sulit didekati.

"Kamu beneran bisa kan? Saya liat kamu ada di tingkat akhir kuliah. Apa gak sibuk?" Tanya Yunseong memastikan.

Minhee langsung menggeleng, "Nggak kok pak. Dibilang sibuk ya sibuk tapi justru karena lagi mau final saya butuh tambahan hehe." Minhee menjawab sambil tersenyum agar Yunseong tak ragu mempekerjakannya.

"Panggil kak aja gapapa. Saya belom setua itu."

"E-eh iya kak."

Yunseong tersenyum melihat Yein yang terlelap di pangkuan Minhee. Sebuah pemandangan yang jarang ia temui.

"Yaudah kamu bisa jaga Yein mulai besok ya." Yunseong bangkit dari duduknya mendekati Minhee. "Sini saya pindahin Yeinnya. Kamu ikut aja sekalian saya kasih tau kamarnya Yein." Minhee mengikuti langkah kaki Yunseong menaiki tangga.

Yunseong berhenti di depan pintu dengan cat putih juga papan nama bertuliskan 'Hwang Yein' dengan beberapa hiasan gambar kartun beruang.

"Ini kamarnya Yein." Yunseong membuka kamar itu. Dan melihat beberapa sisi. Matanya langsung tertuju pada dua orang anak kecil dengan pakaian khas jaman dulu yang berdiam diri di sudut kamar. Bibirnya tersenyum kecil.

• elpeeda | hwangmini •Where stories live. Discover now