*Trans
How are you feeling now? (Gimana keadaan lo sekarang?)
Better than I deserve. (Mendingan.)
I took notes for you in class today. You didn't miss much at school. Let me know if you need anything. (Gue tulisin catatan buat lo di kelas hari ini. Lo nggak ketinggalan banyak. Kasih tau gue kalo lo butuh sesuatu.)
I just don't understand you. (Gue cuma nggak bisa ngertiin sikap lo.)
Then don't. (Kalo gitu nggak usah.)
VOTE DAN SPAM KOMENTAR YA!
𝕴𝖓𝖙𝖔𝖝𝖎𝖈𝖆𝖙𝖊
Sekotak paracetamol, segelas air mineral, dan dua potong sandwich sudah ada di meja sejak Chiara bangun. Juga sticky note yang tertempel pada gelas, isinya hanya pesan dari Hana untuk segera makan dan minum obat. Cewek itu juga minta maaf karena Chiara tidak perlu sekolah hari ini, demamnya belum turun. Chiara menyambar sepotong sandwich, lalu mulai mengambil beberapa gigitan sebelum minum obat. Cewek itu meraba kening, masih ada plester demam menempel di sana.
Chiara memilih kembali tidur, dia tidak punya tenaga untuk berjalan ke dapur ataupun ruang tengah, bahkan untuk mandi. Sepanjang hari perasaannya terganggu, gara-gara kebaikan kecil yang dilakukan Theodoric tadi malam, lalu seluruh kelakuan iblis cowok itu seolah lenyap.
Kalau tidak ada Theodoric tadi malam, bagaimana kabar Chiara sekarang?
Dia menghela napas, lagi-lagi gagal untuk berusaha tidur. Sudah berjam-jam dan pikirannya tidak bisa pergi dari sikap Theodoric yang plin-plan. Namun, setuju atau tidak, sadar atau tidak, mau atau tidak, pada akhirnya makhluk yang katanya menyukai kesendirian sekalipun, akan butuh yang namanya ‘orang lain’. Chiara tahu itu, secara tidak sadar dia juga butuh bantuan orang lain seperti Theodoric ketika Hana tidak ada, tapi dia tidak bisa membohongi diri sendiri bahwa dia juga sangat membenci cowok itu.
Usapan. Bergandengan tangan. Lagu kesukaan. Kenapa begitu? Kenapa hal-hal kecil yang Theodoric lakukan pada Chiara justru membekas dan terngiang-ngiang?
“Ah.” Chiara bangkit, tidak juga terlelap padahal sudah berusaha keras. Cewek itu melihat jam digital di meja, sudah pukul tiga sore, Hana sebentar lagi pulang. Chiara menghela napas berat. “Lo aneh, Theodoric,” gumamnya sendirian.
Chiara memutuskan mandi, setelah itu mengambil semua pakaian Theodoric yang pernah dia pinjam, mengumpulkan dalam satu paper bag untuk dikembalikan. Chiara tidak tahu, tapi dia hanya merasa cowok itu akan ke apartemen ini nanti. Dia mengusapkan pelembab bibir, menyemprotkan parfum, sebelum akhirnya memutuskan ke luar kamar dengan tampang yang lebih baik dari tadi malam.
“Udah gue bilang, dia pasti marah sama lo. Makanya kalo ngomong mulut lo itu jangan tajem-tajem banget.” Suara Hana terdengar agak lirih dari dapur.
Kemudian ada yang berdecak, dan Chiara benci ketika dia bisa dengan mudah mengetahui decakan malas itu milik siapa.
“Anak itu memang ngambekan.” Tentu saja, siapa lagi kalau bukan Theodoric.
“Mulut lo tuh yang kalo ngomong nggak pake rem. Kalo gue jadi dia juga pasti bakalan tersinggung.”
Yang dimaksud Hana sebagai ‘dia’ dan ‘anak itu’ oleh Theodoric pasti Chiara, dia tahu benar.
“Dia nyebelin, Han.”
“Nyebelin karna lo tertarik sama dia, ‘kan, Yo?”
Dari tempatnya berdiri, Chiara bisa melihat Hana sedang memotong apel dan baru saja mengarahkan pisaunya pada Theodoric. Seolah sedang meremehkan cowok di depannya.
ESTÁS LEYENDO
Intoxicate [TERBIT]
Romance[COMPLETED] "Apa rasanya?" tanya Chiara spontan. Theodoric menoleh, cowok itu mengapit rokoknya di jemari, lalu tersenyum miring. "Manis, kayak ciuman," jawabnya tenang. Chiara berkedip lugu, masih menatap Theodoric dan terlihat benar-benar percaya...
![Intoxicate [TERBIT]](https://img.wattpad.com/cover/250548360-64-k638313.jpg)