20.Masih Marah

53 49 11
                                    

Happy Reading!!

Happy Reading!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


20

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

20.Masih Marah

Hari ini hari Sabtu.Jadi,sekolah tentu libur.Kaisha masih belum diketahui keberadaannya.Bi Tini sudah berulang kali menghubungi Arka.Namun gagal.Sekarang ini Bi Tini bingung harus bagaimana.Pak Joko sudah sadar namun juga tak bisa melakukan apa-apa.Mereka berdua tidak mempunyai nomor sahabat-sahabat Arka.

"Duh,ini gimana ya,Pak?"

"Saya juga bingung,Bu.Saya nggak punya nomor Mas Naresh sama Mas Robi juga."

"Ya sama,Pak.Saya juga.Saya khawatir banget sama Mbak Kaisha.Keadaannya sekarang gimana,ya?

"Bibi lihat wajah penculik tadi malem nggak?"

Bi Tini menggeleng,"Nggak tau,Pak.Pake masker soalnya.Bapak sendiri nggak lihat?"

"Enggak,Bi.Dia tiba-tiba dateng,terus saya langsung dipukul."

Bibi menghela napasnya.Ia tak berhenti mondar-mandir karena khawatir.

"Bi? Gimana kalo kita pakai hpnya Mbak Kaisha aja.Pasti ada nomor temen-temennya,kan?" usul Pak Joko dengan mata berbinar.

"Betul juga,Pak.Kenapa dari tadi malem nggak kepikiran,sih?"

Setelah itu Bibi menuju kamar Kaisha dan kebetulan sekali ponsel berada di atas meja.Bibi langsung membuka ponsel Kaisha yang tidak diberi pin.Bibi membuka kontak dan hanya nama Naresh yang ia kenal.Jadi Bibi langsung menghubungi Naresh.

"Halo? Kenapa,Kai?"

"Halo,Mas.Ini Bibi."

"Loh? Bi Tini? Kok pake hp Kaisha?"

"Jadi gini Mas,Mbak Kaisha diculik tadi malem.Bibi udah telfon Mas Arka berkali-kali tapi nggak diangkat.Bibi nggak punya nomor Mas jadi pinjem hp Mbak Kaisha."

"Hah? Kaisha diculik? Oke,saya langsung kesana sekarang ya,Bi."

Tut

Lima belas menit kemudian,Naresh sampai di rumah Arka.

Complicato [END]Where stories live. Discover now