12 |✨Jurus Jitu Sonya✨

31 2 0
                                        

"Tidak perlu repot-repot mengotori tanganmu, karna karma itu nyata adanya."


🟡🟡🟡

"FIREN!" pekik Sonya dari ujung koridor. Cewek berambut sebahu itu berlari kecil menghampiri Firen, menyejajarkan langkahnya dengan cewek yang terus menunduk itu.

Firen tidak menyahut, cewek itu masih sibuk dengan pikirannya. Matanya kosong menatap lantai. Dari wajahnya tercetak jelas bahwa ia cukup kelelahan, ditambah wajahnya yang pucat.

"Woi!" Sonya memukul pelan bahu Firen, menyadarkan cewek itu dari lamunannya.

"Eh, Sonya," ujar Firen setengah terkejut. Bagaimana tidak, kehadiran Sonya yang tiba-tiba berada di sampingnya cukup membuat Firen terkejut.

"Lo udah sehat kan?" tanya Sonya yang dibalas anggukan oleh Firen.

"Pagi-pagi udah ngelamun aja," celutuk Sonya. "Ngelamun'in apaan lo?"

"E-eh enggak."

Sonya berdecak. "Kalau ada apa-apa itu cerita!"

"Lo nganggap gue sebenernya siapa sih?" tanya Sonya kesal.

Firen menggeleng, lalu senyumnya merekah. "Aku nggak papa, kamu tenang aja."

"Nggak usah senyum-senyum gitu!"
Sedangkan Firen tertawa pelan melihat tingkah sahabatnya.

Tanpa terasa, kaki mereka sudah memasuki ruangan kelas. Mengobrol sepanjang perjalanan membuat waktu berjalan begitu cepat.

"Oh iya! Gue udah ada ide!" ucap Sonya dengan semangat setelah meletakkan tasnya di atas meja dan mendudukkan bokongnya di kursi.

Firen yang juga baru saja duduk pun menoleh ke belakang, ke arah Sonya.

"Apa?"

"Sini." Sonya mengintruksi agar Firen mendekat, lalu cewek berambut sebahu itu membisikkan sesuatu ke telinga Firen.

Firen refleks memukul dahinya, sementara Sonya—cewek itu hanya terkekeh.

"Terserah deh, kalau aku larang kamu juga nggak bakal dengerin."

"Yap, betul sekali Firen, pacarnya kak Juan."

Sonya baru saja membisikkan rencananya untuk membalas perbuatan Cindy. Kelihatannya Sonya sangat bersemangat akan hal itu. Sementara Firen hanya bisa pasrah dengan apa yang akan dilakukan oleh Sonya.


🟡🟡🟡

"Kalian baduo dek apo?" tanya Bino dengan logat minangnya.

Cowok berdarah minang itu bingung dengan tingkah kedua sohibnya, Juan dan Ghali. Bino benar-benar tidak paham dengan apa yang terjadi. Kemaren mereka hanya bicara sebentar terus pergi meninggalkan Bino sendirian.

Ah, Bino tidak sejenius itu untuk bisa memahami tanpa dijelaskan terlebih dahulu.

Bino berdecak. Dua cowok di depannya masih belum bersuara. Mereka bertiga tengah berada di kelas. Bel masuk belum berbunyi jadi hanya ada beberapa murid di kelas.

Glow Up With YouWhere stories live. Discover now