Bagian 6

22.9K 3K 737
                                    

DUA hari adalah waktu yang di berikan oleh Jaehyun, Taeyong harus membiasakan diri walaupun nyatanya begitu sulit, empat tulang rusuk patah dan si lelaki bermarga Jung tidak repot memikirkan keadaan Taeyong.

Pada akhirnya Taeyong keluar dari klinik sesuai perintah Jaehyun, dalam waktu dua hari. Tapi entah, Taeyong merasa beruntung karena Jaehyun tidak mengunjunginya lagiㅡterakhir adalah ketika ia menghisap kejantanan besar Jaehyun, hal tersebut masih melekat di ingatan Taeyong, membawanya ke dalam mimpi buruk di setiap malam.

Taeyong yakin bahwa ia masih normal, menyukai wanita. Setidaknya sebelum Taeyong masuk ke dalam penjara dan bertemu dengan seorang Jung Jaehyun yang tidak waras. Lelaki berwajah dingin yang tidak segan melukai Taeyong, membuatnya memiliki trauma tersendiri ketika melihat wajah Jaehyun muncul di hadapannya.

"Sudah selesai?"

Iris hitam Taeyong menatap lelaki tinggi dengan rahang tegas, bibir berisi dan alis tebal di hadapannya. Jujur saja saat ini Taeyong mendongakkan kepala, lelaki itu sangat tinggi. Mereka sudah berkenalan kemarin, Johnny Seo adalah nama yang Taeyong ketahui, tangan kanan dari Jung Jaehyun.

Sekali lihat saja, Taeyong bisa tahu jika Johnny memiliki kepribadian yang berbanding terbalik dengan Jaehyun. Lelaki bermarga Seo itu jauh lebih santai, tidak segan menebar senyum dan mengajaknya berbicara.

"Ya." jawab Taeyong singkat, ia berjalan di belakang Johnny, "apa aku akan kembali ke sel lamaku?" tanyanya penasaran.

Johnny menggeleng. "Kau akan tinggal di gedung A, mulai sekarang kita adalah teman sekamar. Jaehyun menyuruhku untuk mengawasimu."

Sudah Taeyong duga, ketika Jaehyun mengatakan sesuatu tentang 'di bawah perintahnya' itu berarti mulai saat ini Taeyong adalah budak yang harus menuruti semua ucapan Jaehyun tanpa terkecuali. Itu juga bila Taeyong masih ingin tetap hidup dan bernapas, tapi tenang saja, Taeyong belum memiliki niat untuk mati. Setidaknya ia perlu bertahan di penjara lalu keluar; menemui Ibu serta Adiknya.

Ketika Taeyong berjalan di lorong, semua napi memperhatikan dan membicarakannya. Apa ada sesuatu di wajah Taeyong? Kenapa ia merasa bila mereka semua kini memasang aura permusuhan yang begitu kental?

Melirik ke belakang, Johnny terkekeh geli saat melihat ekspresi wajah Taeyong. "Itu biasa terjadi, hampir seluruh narapidana di sini ingin sekali bergabung dengan Jaehyun. Kau sangat langka, baru saja masuk dan bisa menarik perhatian Jaehyun. Mereka iri padamu."

Kening Taeyong berkerut dalam. Apa semua narapidana itu tidak memiliki akal sehat? Bergabung dengan Jaehyun? Bukankah itu sama saja seperti memberikan jiwa kepada iblis?

"Berada di bawah ketiak Jaehyun akan membuatmu terlindungi, tidak ada yang berani menyentuhmu kecuali Jaehyun mengeluarkan perintah." Johnny menjelaskan situasinya kepada Taeyong, "tapi mentalmu harus kuat, Jaehyun bukan orang normal, lelaki itu kejam, sama sekali tidak berperikemanusiaan."

"Ya, aku tahu." ujar Taeyong cepat, menyetujui apa yang Johnny katakan.

Berada di bawah ketiak Jaehyun? Itu seperti kalimat kiasan yang berarti Taeyong bersembunyi di bawah perlindungan lelaki bermarga Jung itu. Gila, apa Jaehyun memang sangat berkuasa hingga semua orang di dalam penjara menghormati dan takut terhadap Jaehyun?

Mereka berjalan menuju gedung A, tidak ada yang berani menyentuh atau mengajak Taeyong berbicara. Oh, Johnny menjadi tangan kanan Jaehyun bukan karena ia dekat dengan si lelaki bermarga Jung, tapi Johnny juga memiliki sisi yang tidak ingin di lihat oleh siapapun.

"Jadi Jaehyun hanya mematahkan tulang rusukmu?" lagi, Johnny berusaha mengajak Taeyong berbicara, ia harus mengakrabkan diri dengan roommate barunya.

Prison《Jaeyong》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang