23. Pergi

3.5K 226 5
                                    

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca

***

Semua persiapan pernikahan sudah rampung maksimal. Untuk akad nikah akan berlangsung di kediaman keluarga Nugraha. Ruang tamu yang luas itu telah di sulap berubah menjadi aula yang megah untuk para tamu yang datang berkumpul. Banyak karangan bunga yang tersebar di hampir setiap sudut ruangan. Halaman belakang pun sudah di dekorasi sedemikian rupa untuk melangsungkan akad nikah di sana.

Tamu-tamu dan sanak keluarga sudah mulai berdatangan memenuhi rumah kediaman keluarga Nugraha. Sebagaian keluarga inti sibuk menyambut tamu dan keluarga yang datang.

"Suami aku udah ganteng." Tutur Jihan menepuk bahu Dimas yang sudah mengenakan tuxedo abu-abu.

Jihan tersenyum menatap Dimas yang sama sekali tidak menyunggingkan senyuman. Tangan Jihan terulur menyentuh rahang Dimas, mengusapnya perlahan.

"Senyum dong Mas. Jangan tegang." kekeh Jihan di akhir kalimatnya.

Dimas melingkarkan tangannya di pinggang Jihan. "Mas bukan kamu, Jie. Yang akan tetap tersenyum di saat hatimu terluka." kata Dimas.

"Sudah gak usah di bahas lagi Mas. Hari ini hari bahagia kamu, jangan merusaknya dengan mengatakan hal yang gak menyenangkan."

"Apa menurut kamu Mas terlihat bahagia, Jihan?"

Jihan terdiam sesaat.

"Tentu saja Mas harus bahagia. Untuk diri Mas sendiri."

"Bagaimana dengan kamu? Apa kamu bahagia dengan semua ini?"

Jihan menatap lekat netra Dimas, dia tidak menjawab memilih menurunkan tangan Dimas dari pinggangnya. Jihan melangkah ke meja rias mengambil peci dengan warna serupa dengan tuxedo yang Dimas kenakan.

Jihan membawa Dimas untuk duduk di pinggir ranjang, dipakaikannya peci tersebut di kepala Dimas.

"Mas harus bahagia supaya aku juga ikut bahagia." kata Jihan menangkup wajah Dimas.

"Mas harus hidup dengan benar. Makan yang benar, tidur dengan benar. Jangan lupa sempetin olah raga biarpun lagi sibuk biar tubuh Mas sehat terus." ujar Jihan tersenyum tipis.

"Jihan."

"Bersikap baik dan perlakukan Clara dengan baik yah, Mas." imbuh Jihan lagi.

Pandangan Jihan dan Dimas teralihkan ke arah pintu kamar yang terbuka. Di sana ada Sadewa yang datang membawakan karangan bunga melati. Sadewa masuk ke dalam ruangan menghampiri Dimas dan Jihan. Jihan tersenyum tipis pada Sadewa.

"Ini Mbak." Sadewa mengerahkan karangan bunga tersebut pada Jihan.

"Kamu aja yang pakaikan, Mbak mau ke bawah dulu." kata Jihan. Jihan kembali menatap Dimas, "Mas di temenin Dewa aja yah, aku mau bantuin yang di bawah."

Tanpa mendengarkan suaminya, Jihan langsung keluar dari ruangan kamar. Jihan menuju kamar yang lain, dia membuka sedikit pintunya melihat ke dalam sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar tersebut.

PULANG [SELESAI] Where stories live. Discover now