[ Lano - 37 ]

98 18 2
                                    

Suara yang menjadi candu itu, milikmu.

***

Pagi hari, di Kota Darmstad.

Dengan ditemani oleh secangkir kopi dan juga roti dengan jenis Brötchen dengan olesan selai coklat, Reno menatap layar labtopnya dengan kening berkerut. Berkali-kali ia harus membaca script yang telah ia ketik sebelumnya. Mencari satu kata atau bahkan satu huruf yang menyebabkan bug dalam coding yang telah diketiknya.

"Dengan Regar dan Lala di sini!" suara dua orang manusia mengalihkan fokus Reno. Ia melirik ke arah ponsel yang menampilkan aplikasi streaming siaran radio P7 FM.

Reno menepati perkataannya. Ia pernah mengatakan bahwa ia akan mendengarkan suara Lala siaran setiap hari, dan ini lah waktunya. Saat mereka berdua terpisah jarak.

"Jadi Lak, kita mau baca surat dari siapa nih?" suara Regar terdengar.

"Mmm, sebentar, gue scroll dulu." ada jeda, terdengar lagi suara penyiar wanita. "Ah ini, ada, nih, kak."

Suara itu terdengar lagi. Reno mengangkat sudut bibirnya, tersenyum tipis sembari meminum kopi yang sudah mendingin. Mengistirahatkan sejenak jari-jarinya yang sudah mulai lelah.

Sejak berada di Jerman, Reno sudah tidak lagi tidur larut malam. Sebagai gantinya, ia justru terbangun di saat pagi buta. Mengerjakan pekerjaan yang masuk dari client-client langganan, atau menerima dan memilah dahulu pekerjaan dari client-client barunya.

Hal ini dilakukan, semata-mata agar ia bisa mendengarkan Lala siaran.

Lala terdengar membaca surat. Sesekali ia bercakap dengan rekannya yang bernama Regar. Memberi solusi, dan berdiskusi. Mereka terdengar nyambung antara satu sama lain.

"Nah kalo ini Lak, dari cewek namanya Sani. Rumahnya di Tangerang."

"Hai Sani, salam kenal," sapa Lala.

"Gue mulai baca ya?" ada jeda, Regar mulai membaca surat yang dimaksudnya.

Regar mulai membaca. Isi suratnya tentang gadis SMA yang menyukai seorang laki-laki hanya karena dia kagum setelah bertatapan pertama kali. Curahan hati itu baru di mulai, tapi suara yang Reno sedang dengarkan tiba-tiba terhenti dan berganti nada dering panggilan masuk.

Reno menyerngit. Panggilan itu bukan dari aplikasi yang biasanya ia pakai berkomunikasi. Panggilan itu berasal dari aplikasi yang hanya Reno gunakan untuk kerja. Aplikasi yang hanya ada dua puluh manusia di seluruh dunia yang menggunakannya. Aplikasi langka yang di desain khusus untuk para programmer bertukar kabar dan berdiskusi.

Aplikasi dengan tingkat enkripsi yang tinggi itu sempat mati, lantas berbunyi lagi. Tanpa pikir dua kali, Reno segera mengangkatnya.

"Reno, ma bro!" suara dari sebrang terdengar. Itu dari Diego, salah satu teman seprofesinya dari Spanyol.

"Esto es malo, esto es malo!" (Ini gawat! Sangat gawat!) katanya dalam bahasa Spanyol.

"English please."

"Ah, ya. Okay okay. Bad news! I just got a notification that the radio station you are worried about is already in its early stages of breach. This is a sign, maybe in the near future, or maybe in the next few months, the radio station will be out of business." (Ah ya! Kabar buruk! saya baru saja mendapat notifikasi bahwa stasiun radio yang kamu cemaskan sudah dalam pembobolan tahap awal. Ini tandanya, mungkin dalam waktu dekat, atau mungkin bisa jadi beberapa bulan ke depan, stasiun radio itu akan gulung tikar)

LANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang