(31) Malam itu ...

3.5K 270 271
                                    

"Taufan! Pukul bolanya!" seorang siswa menginterupsi pada anggotanya, Taufan.

"Baik!" dengan cepat Taufan mengarahkan tangannya ke arah datangnya bola, dan memukulnya dengan sekuat tenaga.

Duk!

Bola itu masuk, tepat di tengah daerah lawan tanpa perlawanan.

"Horey!!! Masuk!"

Prok!

Tim Taufan ber-tos ria di sana, dan pertandingan, ah tidak, maksudnya pelatihan pertandingan dimulai kembali.

Ya, kini sekolah para superhero kita semakin semangat berlatih karena acaranya hanya tinggal menghitung hari saja. Acara apa? Tentu saja perlombaan yang diadakan sekolah.

"Bagaimana kabar situasi saat ini, wahai anak murid kebenaran ...?" seorang guru, atau biasa dipanggil cikgu Papa Zola, berdiri tak jauh dari lapangan pertandingan bola voli. Dia memangku tangannya dibelakang, dan membusungkan dadanya tanda bijaksana, meski dengan perutnya yang buncit, lalu menatap sekilas kedua siswi yang ia tanyai.

"Semua berjalan lancar, cikgu Papa. Mungkin hanya ... em ..." Siswi berkerudung merah muda, atau sebut saja Yaya, tampak menimbang-nimbang kalimat apa yang harus diucapkan kepada guru di depannya.

"Hanya bidang perlombaan lari saja yang tidak terpantau, Cikgu!" melanjutkan ucapan dari Yaya, siswi disampingnya yang tak lain adalah Ying, menjawab dengan suaranya yang khas.

"Ah~ lari ya? Tak 'pa- tak 'pa, masih ada budak landak ungu 'tu kat sana."

"Apa maksud anda ... tuan Fang maniak donat lobak merah? Tuan cikgu Papa?" dengan tanpa permisinya seseorang datang di samping Cikgu Papa dan mengikuti gayanya sekali.

"Ah~ tuan Gopal, apa kabar?"

"Kabar baik, Tuanku Papa Zola."

Dan saat keduanya berdrama, ya anggap saja begitu, karena jika diperhatikan oleh Yaya dan Ying, Papa Zola dan Gopal sang pendatang baru itu berbicara layaknya seorang ... err ...  pemimpin bijaksana? Ah sudahlah lupakan mereka.

"Psssstttt! Yaya, mereka kenapa?"  Ying berbisik mendekati Yaya.

"Tak tahu, tempe kot~"

"Eeeeeeeee?!"

"Eeeeeeeeeeeee?!"

Oke-oke, sepertinya mereka berdua jadi sama saja seperti kedua orang yang berbeda usia di samping mereka, Cikgu Papa dan Gopal.

"Thorn! Bolanya datang!" dan saat tak jauh dari lapang bola voli ada drama dari Tuan Cikgu Papa Zola dengan Gopal, dan tingkah kebingungan dari Duo Y, di lapangan bola voli sendiri heboh dengan bola yang mengarah pada Thorn.

"Ah? Bolanya datang? Kalau macam 'tu ... SELAMAT DATANG DI LAPANGAN KAMI BOLA! MARI DUDUK!!!"

Krik-krik krik-krik

Duk!

Dan tanpa ada yang menghentikannya, bola voli itu jatuh dan menggelinding di lapangan, tak memperdulikan semua orang yang terdiam bagai patung setelah mendengar Thorn.

"Err ... kalian kenapa? Thorn ... tak salah, 'kan?"

Gubrak!

Semua orang terjungkal, meski dimenit terakhir Taufan dan tim-nya segera berdiri dan ber-tos ria karena tim-nya menang.

"Yuhu! Menang lagi!!!" seru tim Taufan, yang memang berbeda dengan tim lawannya.

"Haih~ kalah lagi~" mereka tampak mengeluh di samping tim yang menang.

PERUBAHAN ( Boboiboy halilintar )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang