38. Bad Day

15.6K 2.2K 784
                                    

Berkat Rosé yang mengajaknya ke Festival kembang api di Sungai Han, Lisa merasa pikirannya sedikit menenang. Walau disana dia hanya diam dengan memandangi berbagai pertunjukkan yang ada.

Pukul tujuh malam, keduanya kembali ke mansion karena terus dihubungi oleh Jisoo dan Jennie. Mereka tentu merasa tak rela jika Rosé dan Lisa hanya pergi berdua.

Sampai di mansion, keduanya langsung menuju meja makan. Disana semua sudah menunggu. Lisa dan Rosé segera mengambil tempat duduk masing-masing.

"Ya! Apa kalian tau? Lisa adalah Atheis!" Tak ada nada marah disana. Namun kalimatnya mampu membuat Jisoo dan Jennie terkejut.

"NDE?!" Pekik dua orang itu sembari memandang Lisa dengan tatapan tak percaya.

Plak~

Lisa meringis ketika telapak tangan Jennie mendarat kasar di kepala belakangnya. Dia ingin melayangkan protes. Namun saat melihat tatapan tajam Jennie, kalimatnya tertelan kembali.

"Ya! Jelaskan!"

Suara Jennie benar-benar membuat telinga Lisa sakit. Tentu saja karena kakaknya itu memang ada di sampingnya.

"Hei! Hei! Kenapa kalian berlebihan? Semua orang memiliki kebebasan dalam memilih keyakinan. Lagi pula Lisa sudah dewasa. Dia tahu apa yang terbaik untuknya." Jaehyun menengahi perdebatan anaknya.

Ketika mendengar pembelaan dari sang ayah, Lisa langsung mengangguk cepat. Kakaknya memang berlebihan. Padahal di Korea sendiri banyak sekali orang yang tidak memiliki keyakinan seperti dirinya.

"Pasti karena dia terlalu pintar. Heish! Lisa-ya, bisakah kau menjadi bodoh saja?" Jisoo berkata seperti itu karena ingat jika beberapa ilmuwan terkemuka tak memiliki keyakinan. Tidak semua, tapi juga tak sedikit.

Keluarga itu memang tergolong unik. Lisa tak pernah sedikit pun mendengar mereka memuji atas kepintaran. Justru yang sering Lisa dapat adalah keluhan semacam itu. Dimana dia diminta untuk menjadi bodoh saja.

"Keluarga aneh," gumam Lisa dengan suara amat pelan. Tapi sayangnya, telinga Jennie terlalu peka.

Plak~

Ingatkan Lisa jika Jennie sudah memukul kepala belakangnya tiga kali. Dan tiga kali pula, Lisa tak bisa marah. Gadis itu memilih menggerutu di dalam hatinya saja.

"Jennie-ya, jangan pukul kepala adikmu seperti itu. Bagaimana jika Lisa menjadi bodoh?" Hyesun menegur Jennie, namun kalimatnya justru membuat Jaehyun, Jisoo, dan Rosé menahan tawa.

"Biarkan, Eomma! Aku justru akan bersyukur jika dia menjadi bodoh." Jennie melotot ke arah Lisa, membuat gadis berponi itu ingin sekali mencolok mata kakaknya.

..........

Selain memperdalam ilmu dengan membaca buku, biasanya dokter bedah diharuskan untuk sering menonton sebuah video operasi. Ketika Rosé memasuki perpustakaan pribadi Lisa, sang adik sedang begitu serius melihat layar komputernya.

Rosé memilih tidak ingin menganggu konsentrasi Lisa. Dia berjalan mendekati adiknya. Melihat apa yang kini Lisa tonton. Seketika, rasa mual mulai menyeruak.

"Ya! Kenapa kau menonton video seperti itu?" Rosé mengganti posisinya dengan duduk di hadapan Lisa.

Melihat begitu banyak darah dan organ tubuh manusia di dalam video itu, Rosé seketika merasa lemas. Dia ingin muntah mendadak.

"Ini pekerjaanku. Apa yang salah dengan menontonnya?"

Rosé bergidik. Jika dia menjadi Lisa, dia tak akan bisa mendapatkan nafsu makannya kembali. Setiap hari melihat darah, membedah organ, dan membayangkannya saja Rosé tak sanggup.

Lampyridae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang