33. Perasaan Tak Nyaman

494 99 57
                                    

Hari itu berjalan seperti biasa. Sekolah kembali geger karena kejadian yang menimpa duo gadis geng pembully itu. Bagaimanapun, nampak nya pembunuh sengaja menyisakan mereka berdua untuk menyiksa mereka. Itu bahkan lebih tragis dan menakutkan dibanding dibunuh langsung.

Sakura bertemu dengan beberapa anak lain, yang mendapat pengawasan juga. Mereka sendiri nampak tak tenang dan cukup risih. Tentu saja, pasti risih! Karena kemana pun terus saja diikuti.

Tak ada yang spesial di sekolah. Berdiskusi seperti biasa, dan sebagainya. Bahkan ia dan anak yang mendapat pengawasan pun di panggil ke ruang Kepala Sekolah. Untuk laporan, tentu nya.

Dan semuanya normal.

"Membosankan sekali!" gumam Sakura yang segera menutup buku di tangan nya. "Karena tidak membunuh?" tanya Sasuke enteng. "Itu terdengar kejam." jawab Sakura seraya menatap dingin. Namun, tak ada raut tersinggung sedikit pun di wajah cantik nya.

"Aku ingin segera mengakhiri permainan ini." cetus nya membuat Sasuke terkejut. "Kenapa? Apa ada masalah?" tanya Sasuke penasaran. Sakura menggelengkan kepala nya pelan.

"Aku mulai merasa bosan. Dan juga kesal harus diawasi terus." jawab Sakura seraya menopang dagu nya malas. "Tenang saja, aku bisa membuat mereka berhenti!" kata Sasuke dengan senyum arogan nya.

Sakura sendiri yakin, itu pasti pemecatan keras. Dengan kesombongan Sasuke, ia akan menggunakan Uchiha untuk memutus pekerjaan dua orang itu, langsung dari pusat nya. Atau ia bahkan bisa menghancurkan lembaga apapun, yang ikut penyelidikan terhadap kasus ini.

"Tidak, terimakasih. Aku yang akan melakukan nya sendiri."

Ah, bagaimanapun, Sakura lebih berperasaan. Ia akan begitu berbaik hati, kepada orang baik yang tidak memiliki keinginan menyinggung nya. Namun, jika sudah berani menyinggung perasaan nya, seperti Karin dan kawanan nya itu, jangan salahkan dia karena berbuat kejam.

Bagaimanapun, Sakura selalu tenang dan tak pernah mencari masalah. Namun, orang-orang rendahan itu selalu saja datang mengetuk pintu nya, meminta kematian yang mengerikan. Jadi, karena mereka berani datang, mengetuk pintu nya, maka ia akan dengan senang hati menyambut mereka dengan siksaan yang mengerikan.

"Baiklah, karena kamu ingin bersenang-senang, akan aku biarkan kamu yang menangani nya!"

Sakura hanya memutar bola matanya malas mendengar kata-kata menjijikkan Sasuke.

"Berhenti berbicara seperti itu padaku, Bocah. Aku tidak menerima mu!" cetus Sakura tanpa ampun. "Aku tidak peduli. Tenang saja, aku akan terus berusaha sampai kamu mau menerima ku. Kita akan menjadi pasangan abadi yang kuat!" jawab Sasuke percaya diri, tak mempermasalahkan hal-hal yang bisa menjadi penghalang.

Yah, ia begitu percaya diri. Karena dengan kemampuan nya, Sasuke merasa cukup percaya diri. Apalagi ia ingat, ia kan terikat dengan Sakura secara tak langsung. Itu bagus! Dia selangkah lebih maju dari Kakek-Kakek nya.

Sakura melirik Sasuke yang nampak percaya diri. Sebelum menggelengkan kepala nya pelan. Kali ini, ia sibuk dengan pemikiran nya sendiri. Pas sekali, dengan keadaan perpusatakaan yang tenang dan senyap ini.

Selama berabad-abad kehidupan nya, ia sudah melihat banyak jenis-jenis trik yang digunakan laki-laki untuk mendapatkan nya. Tapi, Sakura tidak akan pernah tergoda atau tergerak sedikit pun.

Ia merasa, ia tak memerlukan pasangan abadi. Ia lebih suka melakukan apapun sendirian. Walau terkadang ia kesulitan karena tak ada yang membantunya ataupun menemani nya, ia cukup menikmati semua kesulitan itu.

Pandangan nya lurus ke depan. Ingin mengubah pandangan makhluk seperti mereka. Ingin makhluk seperti mereka hidup berdampingan dengan manusia. Dan yah, ia sempat berhasil. Namun, akhirnya berbalik, membahayakan keselamatan nya.

The PureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang