Terpaut usia [04]

5.2K 342 4
                                    

Baru saja Arsenio masuk ke dalam ruangannya, ia sudah di panggil untuk rapat bersama kliennya yang mendadak datang. Untung saja Arsenio sedang tidak sibuk kali ini, jadi ia bisa ikut rapat.

Karyawan Arsenio banyak yang menaruh rasa pada bos tampannya itu. Ya jelas lah, siapa sih, yang tidak suka dengan pria tampan dengan bisnis besar seperti Arsenio.

Beberapa karyawannya selalu membicarakan Arsen diam-diam. Mereka selalu bingung, kenapa Arsen belum memiliki pacar hingga saat ini, padahal usianya sudah cukup untuk menikah.

"Gue denger, Pak Arsen di jodohin," celetuk Yusi salah satu karyawan Arsen.

Tentu saja semua orang yang haus akan gosip berkumpul di salah satu meja, dan menyimak apa yang di katakan Yusi, si gadis yang terkenal dengan gosip terpercayanya.

"Demi apa? Sama siapa?" tanya Tania yang memang menyukai Arsen.

Yusi diam menatap mata temannya satu persatu. "Nungguin ya," ledeknya dengan wajah mesem.

"Asu Lo!" cerca mereka.

Yusi tertawa. "Oke, gue denger dari Pak Adul, katanya mereka mau ketemu hari ini sama calon, atau istrinya Pak Arsen gitu, gue lupa," ungkapnya.

Semua orang yang ada di sana terkejut. Istri? Secepat itukah? Perasaan mereka, beberapa bulan ini Arsen selalu lembur dan tidak terlihat menyiapkan apa pun. Bahkan Arsen tidak mengambil libur, jadi tidak ada yang tahu kalau ia menikah.

"Calon istri, atau udah jadi istri?"

"Gue bilang gue lupa," jelas Yusi.

Berita Yusi selalu tepat dan terpercaya, hanya saja kelemahan dia itu pelupa, jadi ornag lain ingin percaya saja ragu-ragu.

"Ngapain kalian ngumpul di situ!" tegur Arsen yang selesai rapat.

Tentu saja mereka langsung berhamburan ke tempat kerjanya masing-masing takut kalau Arsen Maran besar. Arsen memang di kenal sebagai bos yang sangat disiplin, tegas dan tidak suka melihat karyawannya leha-leha.

"Sen, beres meeting, nya?" tanya Adul sahabat Arsen.

Hanya di angguki oleh Arsen, dan pergi ke ruangan meninggalkan Adul.

"Kenapa sih, penganten baru, bukannya bahagia malah murung gitu," ledek Adul.

"Murung gue gak ada hubungannya sama Levi," katanya.

"Terus kenapa?"

"Perusahaan tadi ngebatalin kerja samanya sama kita. Padahal, kita udah tunggu kerja sama sama mereka. Mereka termasuk perusahaan gede, siapapun yang kerja sama sama mereka selalu sukses produknya," jelas Arsen mengeluarkan keluh kesahnya.

Hanya pada Adul, dan emlat sahabat lainnya Arsen mengeluarkan keluh kesahnya.

"Lah, kenapa? Bukannya udah deal, ya?" tanya Adul ikut kesal.

"Gak tau juga, mereka batalin karena ada beberapa barang kita yang gak layak pakai. Padahal itu cuma kelalaian dari pekerja doang," keluh Arsen.

"Gak usah sedih, lagian kita belum ngeluarin produk kita, jadi gak rugi. Gue yakin, rezeki gak bakal kemana," ucap Adul.

Arsen menatap Adul ngeri. "Tumben Lo ngomong bener," celetuk Arsen.

"Yeu, anak ngen- gue, kan, emang selalu benar," bela Adul.

"Emangnya lu Malaikat apa," tukas Arsenio.

"Eh Sen, sore bini Lo jadi ketemu kita, 'kan?"

"Jadi, tadi gue udah bilang. Kenapa sih, lu heboh banget mau ketemu Levi," tutur Arsenio.

Terpaut usia ✔️ (BUKU SUDAH DI TERBITKAN)Where stories live. Discover now