#9

143 30 0
                                    

#Itaewon, 21.00 kst

"Halo"

"Senior, kau sedang dimana?"

"Aku di perjalanan pulang, kenapa?"

"Aku baru selesai rapat di daerah Itaewon. Apa kau mau ku traktir minum sekarang?"

Kwon Mina, sahabat Jisoo yang secara otomatis menjadi sahabat Taehyung juga, adalah pelaku yang menelpon pria Kim di sebrang sana. Sudah biasa mereka mentraktir satu sama lain saat senang atau ada masalah dan butuh nasehat pedas. Bagi Taehyung rasanya adil ketika ia bisa membalas Mina dengan kalimat pedas yang benar namun menyakitkan saat gadis itu tertimpa masalah. Yah, seperti yang gadis itu lakukan padanya juga.

"Kau sedang senang rupanya? Baiklah, kirimkan alamat cafenya"

"Oke"

"Bersiaplah kau akan menjadi miskin nona muda"

"Baiklah, mari kita lihat seberapa bisa seniorku ini menghabiskan uangku"

Tut

.

.

.

Mobil Taehyung terpakir didepan gang dimana café yang alamatnya dikirim Mina terletak. Stelah melewati belasan kedai, akhirnya pria itu sampai dan langsung disambut lambaian tangan Mina yang memegang penjepit daging.

"Kalau sampai penjepit ini terlempar ke kepala orang, kau bisa masuk penjara nona" Omel Taehyung sesampainya dimeja dan segera merebut penjepit tadi dari tangan Mina. Sebagai yang ditraktir, ia berinisiatif untuk mengambil alih tugas memanggang daging yang sudah setengah matang itu.

"Apa aku ini seperti anak-anak bagimu sampai memegang alat begini saja harus dikhawatirkan?" Rajuk Mina tak terima diperlakukan persis seperti anak kecil yang ceroboh.

"Tentu, kau jeniorku. Bagaimanapun pengalamanku memegang alat seperti ini lebih banyak darimu."

"Aish, selalu saja kau banggakan umur tuamu itu senior"

Taehyung tak membalas cercaan juniornya dengan kalimat. Ia hanya tersenyum geli melihat tingkah merajuk Mina ditambah raut wajah yang terkesan lebih jelek dari sebelumnya. Lucu.

"Mana piring mu?"

Setelah daging yang dipanggang matang dan tertata sempurna, mereka berdua hanyut dalam cita rasa daging yang taka da duanya. Demi menikmati kenikmatan saat makanan itu berproses dimulut masing-masing, mereka sengaja berdiaman sampai sekiranya mulai terasa kenyang.

"Ehm" Mina berdehem setelah meneguk segelas soju miliknya bermaksud memulai pembicaraan. "Senior, kau dari mana tadi?"

Taehyung yang juga sudah selesai dengan makannya menatap Mina dan kemudian beralih pada segelas soju dan meminumnya lebih dulu. "Aku mengisi seminar di kampus kita, dan aku bertemu Jisoo"

Tak

Seketika gadis mungil nan berisik dihadapannya meletakkan garpu kuat-kuat pada permukaan meja hingga menimbulkan dentingan cukup deras. Gadis itu terkejut bukan main. Walau ia telah mengetahui sahabatnya itu kembali ke Korea, tetap saja ia tak terima senior yang sudah menyusahkannya selama ini bertemu Jisoo lebih dulu daripada dirinya. Dan juga, ia sedikit penasaran dan khawatir bagaimana sepasang mantan kekasih ini bertemu.

"Kenapa senior tidak bilang padaku kalau mau bertemu Jisoo?" Tanya Mina menggebu-gebu.

Bukan langsung menjawab, Taehyung kembali meneguk segelas penuh soju yang baru ia tuangkan sendiri.

Mina paham melihat reaksi seperti itu. Pasti pertemuan mereka bukan pertemuan yang diinginkan, lazimnya yang dinantikan sepasang kekasih. Terlebih kini wajah pria Kim dihadapannya menyendu dan memerah padahal baru meneguk total 2 gelas suju.

Tak ingin memperkeruh suasana hati, Mina memilih diam dan perlahan melanjutkan makannya. Ia yakin seniornya itu sebentar lagi akan bicara tanpa perlu ia bertanya.

 Ia yakin seniornya itu sebentar lagi akan bicara tanpa perlu ia bertanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mina-ssi kau tahu, Kim Jisoo semakin cantik dan kaya. Melihatnya tadi, aku merasa seperti sampah yang pantas ia buang, benarkan?" Lirih pria itu setengah mabuk.

Mina tak tahu harus merespon apa, dan memilih diam menunggu kelanjutan bicara seniornya.

"Hahaha, kau saja sampai tak bisa menjawab. Bagaimana pula aku? Aku tak tahu harus bagaimana padanya. memalukan"

Menyedihkan, begitulah perasaan Mina melihat seniornya yang bahkan menghina diri sendiri. Menurut Mina, ketika seseorang telah menghina diri sendiri, itu berarti kondisinya lebih buruk dari sekedar menyerah. 

Mina menarik nafas dan membuangnya perlahan berusaha memberi efek tenang pada lawan bicaranya. Ia perhatikan manik mata putus asa yang sudah setahun ini tak terlihat, lama dan dalam. Mencoba menyelami perasaan pria didepannya.

"Temui dia, kejar dia, itulah yang harus senior lakukan." Ucapnya tegas dengan tetap menatap mata pria itu memastikan bicaranya didengar.

"Seperti yang selalu senior katakan, jangan terlalu banyak berfikir. Berfikir hanya membuat senior takut mencoba. Coba saja dan senior akan tahu apa yang senior cari selama ini." Tambahnya dengan intonasi meyakinkan.

Taehyung menunduk tak berani menatap Mina, penasehatnya malam ini. Kemudian samar-samar berkata "Aku takut dia benar-benar berubah"

"Kalau memang begitu, artinya bukan salah senior kenapa kalian berpisah. Setidaknya senior sudah tahu jawabannya dan tidak sibuk memantaskan diri lagi demi dia. Bukakah inti kehidupan itu bersyukur? Hidup senior sudah sangat lebih baik, jangan bebani lagi dengan harus mensejajarkan diri dengan hidupnya." Ujar Mina dengan tegas dan seperti biasa, sedikit pedas.

"Aku mencintainya, sangat mencintainya Mina-ssi" Ucapnya terdengar parau.

Kalimat itu dengan sangat jelas menggambarkan seberapa dalam dan tulus cintanya pada seorang Kim Jisoo. Sebegitu dalamnya hingga ia takut akan penolakan. Ia takut menyadari bahwa cintanya telah berakhir.

"Apa perlu kubantu senior?" Tanya Mina penuh perhatian.

"Tidak"

"Huh?"

Taehyung perlahan mengarahkan kembali wajahnya lurus menghadap Mina yang kebingungan. Kemudian pria itu tersenyum hangat menyiratkan rasa terimakasih atas inisiatif sang Junior yang ingin kembali membantu.

"Terimakasih Mina-ssi, tapi kali ini aku ingin berjuang sendiri. Aku tak ingin banyak melibatkanmu dalam urusan kami lagi."

Mina tersenyum hangat, mendapati seniornya tak seperti dulu lagi. "Senior bicara begitu seperti baru beberapa kali meminta bantuanku saja. Asal senior tahu, bantuanku untuk hubungan kalian itu sudah sangat banyak sampai rasanya aku sudah terbisa membantu." Oceh gadis itu bersambut tawa kotak sang senior. Yah, beginipun sebenarnya Mina telah membantu bukan?

"Daripada terbiasa membantu hubungan orang, lebih baik urus kisah cintamu yang belum jelas itu Mina-ssi" ledek pria itu yang berujung tawa dari keduanya.

"Hahaha dasar keterlaluan. Awas saja kalau senior meminta bantuanku lagi."

.

.

.

.

See you....

Hole and CornerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang