DUA PULUH TIGA

427K 53.9K 12.9K
                                    

Yang Baca Cerita Ini Wajib Follow Instagram :

@gang_diamnd
@wp.martabakkolor
@iiiitaaaa_12

Aku tambahin targetnya biar agak lamaan, soalnya aku lagi PTS.

1000 vote + 2000 komen untuk next!

*****

Atlanta : Absang mnang apa klsh? (Abang menang apa kalah?)

Areksa tertawa kecil ketika melihat pesan masuk dari adiknya. Atlanta pasti tengah menunggu kabar darinya. Dasar anak itu. Kalau bukan karena didikan Ilona, mungkin Atlanta tidak akan berpikir sampai sejauh itu.

Areksa menoleh ke arah Ilona yang tengah melepas helm di samping motornya. Gadis itu merapikan rambutnya yang terlihat berantakan. Bahkan sekarang wajah Ilona terdapat luka lebam di kedua pipi mulusnya.

"Mau ke rumah gue dulu, Na?" tanya Areksa.

Ilona mengangguk. "Mau ketemu Ata. Gue mau bilang makasih ke dia."

Areksa mengerutkan keningnya. "Makasih buat apa?"

Ilona tersenyum lebar. "Makasih karena dia udah buat kita jadian," jawabnya kemudian tertawa.

Areksa ikut tertawa dibuatnya. Tangannya refleks mengacak rambut Ilona. Areksa turun dari motornya, begitu pun dengan Ilona. Ia merangkul pundak gadis itu kemudian mengajaknya untuk masuk ke dalam rumah.

Ceklek

"ABANG!" teriak Atlanta heboh. Bocah laki-laki itu melompat dari atas sofa dan berlari kencang menghampiri Areksa. Tubuhnya yang masih kecil itu memeluk kaki panjang milik kakaknya.

"Gimana tantangan Ata? Kalian jadi pacaran, nggak? Pasti jadi dooooonggg," tanyanya dengan binar mata yang kentara.

Ilona berjongkok, menyesuaikan tingginya dengan Atlanta. "Coba tebak, geng Kak Ilona sama Abang menang atau kalah?"

"PASTI MENANG DONG! GENG KALIAN KAN NGGAK PERNAH KALAH!" balas Atlanta dengan semangat.

Areksa menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia ikut berjongkok di samping Ilona. "Iya. Geng Abang sama Kak Ilona menang."

Atlanta membulatkan matanya. Kedua tangannya meninju angin saking senangnya. "Asik! Kalian pacaran dong?!"

Ilona mengangguk sebagai jawaban. "Ata pinter. Habis ini, kamu juga harus nembak temen kamu biar kita bisa double date."

Areksa refleks mencubit pipi Ilona lumayan kencang membuat gadis itu memekik kesakitan. "Jangan nakal," peringatnya.

"Abang! Jangan kasar kalau sama cewek. Kata Kak Ilona, cowok itu harus manjain ceweknya. Nggak boleh dicubit-cubit kayak gitu. Nanti kalau Kak Ilona mutusin Abang gimana? Nanti Abang jomblo lagi, terus Ata malu kalau temen-temen nanyain siapa pacar Abang!"

Mulut Areksa menganga lebar. Ia tak percaya jika adiknya mengatakan hal yang seharusnya bocah seumuran dengannya ketahui. Pandangan matanya beralih menatap Ilona.

"Ona pinter banget, ya, ngajarin Ata. Sampai otaknya bener-bener kecuci." Areksa tersenyum mengerikan.

Ilona meringis pelan. "Eksa ganteng, Ona pulang dulu, ya. Dadah pacar baru Ona!"

Gadis itu berdiri bersiap-siap untuk pergi dari rumah Areksa. Sebelum cowok itu memarahinya, Ilona berlari sekencang mungkin sampai-sampai motor miliknya ia tinggal di halaman rumah Areksa.

Jantung Ilona mendadak berdebar kencang saat melihat mobil orang tuanya di halaman. Ia yakin kalau setelah ini, dirinya pasti kena marah habis-habisan. Gadis itu memejamkan matanya sejenak dan menguatkan tekadnya untuk tidak merasa takut.

AREKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang