[28] PERNYATAAN LEO

12.9K 1.3K 335
                                    

Jangan lupa untuk vote dan coment!

WAJIB SPAM KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WAJIB SPAM KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA.

"Lo mau jadi pacar gue?" tanya Leo serius. "Cukup jawab, iya atau mau."

Lea melotot. "Kok, gitu?"

Leo mengedikkan bahunya acuh. "Gue cinta sama lo. Gue cemburu setiap liat lo deket sama Raskal."

"Terus?"

"Jadi, lo mau, kan jadi pacar gue?"

Gadis itu terdiam. Memikirkan matang-matang keputusannya. Lea tidak dapat membohongi hati dan dirinya sendiri bahwa ia juga mencintai Leo. Tapi, ada rasa takut dalam hatinya jika Leo hanya mempermainkan perasaannya lagi.

"Gue serius, lupain taruhan sialan itu," ucap Leo yang seakan-akan tahu apa yang ada di pikiran Lea saat ini.

Lea meneliti raut wajah Leo. Laki-laki itu nampak bersungguh-sungguh, tidak ada keraguan sama sekali yang terpancar dari wajahnya.

"I—iya, Lea mau." Dalam hati Lea berharap, semoga ini keputusan yang tepat.

Leo menyunggingkan senyum tipis. Kini, Lea telah menjadi miliknya.

Tanpa Lea duga, Leo mengecup keningnya sekilas, lalu menjauhkan tubuhnya dari tubuh Lea.

Pipi Lea memerah mendapatkan perlakuan manis dari Leo, kekasihnya.

Leo menarik tangan Lea keluar dari toilet. Lea hanya pasrah saja ketika Leo membawanya menuju kedua sahabatnya dan juga Raskal yang tengah berfoto-foto.

Zia menatap tidak suka ke arah Leo. Apalagi Zia dibuat kaget saat Leo menggenggam tangan Lea dengan erat.

"Ngapain lo di sini?" tanya Zia sinis pada Leo.

Leo menghiraukan perkataan Zia. Laki-laki itu memerintahkan Lea untuk membereskan barang-barangnya. Lea tentu saja menolak, tugas kelompok mereka belum selesai. Tapi ketika Leo menatapnya tajam membuat nyali Lea menciut.

"Lo nggak berhak bawa Lea seenaknya," ucap Stella dengan raut wajah datarnya.

Leo tampak tenang, tidak tersulut emosi. "Jelas gue berhak, Lea pacar gue."

Zia berdecih. "Mimpi."

Leo tersenyum miring. "Tanya Lea."

Zia menatap ke arah Lea. Menuntut jawaban, apakah benar apa yang dikatakan oleh Leo?

Lea menundukkan kepalanya, lalu mengangguk. "I–iya, ki–kita pacaran."

"Segampang itu lo langsung maafin dia?" tanya Stella tidak percaya seraya menunjuk ke arah Leo. "Dia udah nyakitin lo dan buat lo nangis Lea. Sadar, cowok kayak dia nggak pantes buat lo."

Lea semakin menundukkan kepalanya mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Stella. Lain halnya dengan Leo, laki-laki itu mengeraskan rahangnya, lalu menatap Stella dengan tatapan mematikan.

ANTALEO [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang