[44] TUDUHAN LEO

3.2K 422 55
                                    

Jangan lupa untuk vote dan coment!

"Pagi, Bunda," ucap Lea kemudian mengecup pipi Vira sekilas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Pagi, Bunda," ucap Lea kemudian mengecup pipi Vira sekilas. Setelahnya gadis itu duduk di kursi dan mulai makan sepotong sandwich yang telah dibuat oleh Vira untuknya.

"Tumben hari ini kamu lesu banget," celetuk Arka, ayahnya. "Kenapa? Ada masalah di sekolah? Sini cerita sama Ayah, jangan dipendam sendiri."

"Enggak apa-apa, Yah. Lea cuma nggak nyangka aja kalo sebentar lagi Lea bakalan menghadapi ujian nasional di sekolah." Walaupun bukan itu masalah utamanya, tapi Lea tidak berbohong. Dia memang sedikit pusing karena sebentar lagi Lea akan menghadapi ujian nasional. Maka dari itu mulai dari sekarang Lea harus belajar lebih keras.

"Bunda, kemeja Abang yang kemarin Bunda cuci udah kering belum, Bun?" teriak Fathur dari dalam kamar. Laki-laki itu bangun sedikit kesiangan akibat begadang mengerjakan tugas kuliahnya.

"Ya ampun Fathur, pagi-pagi sudah teriak-teriak," ucap Vira sambil menggelengkan kepalanya. Wanita paruh baya itu mulai mencari kemeja milik Fathur di tumpukan pakaian yang kemarin telah di setrika olehnya. Setelah mendapatkan apa yang dia cari, Vira segera memberikannya pada Fathur.

Pintu kamar di samping Fathur terbuka, Rama baru saja keluar dari kamarnya. Laki-laki itu tampak rapi memakai setelan kemeja merah dan jas putih dipadukan dengan celana bahan berwarna hitam.

"Pagi, Bun," ucap Rama tersenyum hangat ke arah ibunya setelah menutup pintu kamarnya.

"Pagi juga, Sayang. Yuk, sarapan dulu di bawah sama yang lain," ucap Vira sambil menuntun anak sulungnya berjalan menuju ruang makan.

Sesampainya di ruang makan, Rama duduk di kursi kosong, sedangkan Vira pergi ke dapur untuk mengambil susu dan kopi yang tadi sempat dibuat olehnya.

"Ayah dengar-dengar, rumah sakit Wijayakusuma sedang open donasi untuk anak-anak yang kelaparan di Afrika?"

"Iya, Yah. Memangnya kenapa?" Rama bertanya sambil mulai memakan sarapannya.

Arka menggelengkan kepalanya. "Enggak, Ayah cuma tanya aja. Rencananya Ayah akan ikut berdonasi."

Rama mengangguk-anggukkan kepalanya. "Bagus kalo gitu. Semakin banyak yang berdonasi, semakin bagus bukan?"

"Ekhem, pada ngomongin apa nih?" tanya Fathur yang baru saja datang, kemudian duduk di kursi sebelah Rama.

"Rumah sakit tempat Abang kerja sedang open donasi buat anak-anak kelaparan di Afrika," jawab Rama.

"Woah ... keren, Bang. Gue juga ikutan donasi, deh. Itung-itung nambah pahala," ucap Fathur.

Vira datang membawa susu dan kopi, lalu meletakkannya di atas meja makan. Ketika Vira hendak duduk di kursi, suara bel rumah berbunyi membuat Vira mengurungkan niatnya.

ANTALEO [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang