Twenty Five

6.1K 484 41
                                    

Hallo ... Jangan lupa untuk share, Vote and coment 👌

Semoga harimu menyenangkan ☺️

Semoga harimu menyenangkan ☺️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

"Em, Lex. Papah mau tanya. Kenapa di rumah kamu banyak penjaga?"

Alex tertegun, ia tersenyum tipis kearah Papahnya.

"Em ... Nggak papa, Pah. Alex cuma ingin jaga-jaga aja."

"Jaga-jaga dari apa?" Tanyanya yang semakin serius menatap anaknya.

"Ya jaga-jaga aja, Pah."

Dahi Thomas berkerut, ia tahu pasti anaknya menyembunyikan sesuatu.

"Lex. Jujur, Nak. Ada apa?"

Alex tersenyum tipis. "Nggak ada apa-apa." Jawabnya meyakinkan sang Papah.

Thomas mengangguk. "Oh ya. Bi Inah bilang, hari ini Bianca udah mulai kuliah ya."

"Iya, Pah. Tadi pagi Alex nganterin dia, dan juga tadi Alex jemput."

"Kenapa musti kamu antar jemput? Kan ada supir, dan pula Bi Inah bilang kamu juga sudah menyuruh 5 pengawal untuk menjaga Bianca kan. Lantas, apa yang kamu takutkan?"

Pertanyaan sang Papah, jelas membuat Alex tertegun. Ia tidak mungkin berkata jujur tentang teror yang sekarang sedang menganggu keluarga kecilnya.

"Lex?"

"Iya, Pah."

"Ada apa ini sebenarnya? Ada sesuatu yang kamu tutupi dari Papah?"

Alex menggeleng. "Iya ... Alex hanya kawatir dengan Bianca. Ya kan, Bianca baru saja masuk kuliah. Alex hanya takut kalau dia kaget dengan dunia perkuliahan, Pah." Jawabnya, yang berbohong karena sebenarnya tujuan utamanya bukan itu.

Thomas menggeleng, ia tertawa kecil. "Lex, Bianca itu wanita yang mandiri. Bahkan, jauh sebelum menjadi istri kamu, dia sudah terbiasa menjaga dirinya sendiri."

Alex tersenyum tipis. "Iya, sekarang kan Bianca sudah menjadi istri Alex. Sebagai seorang suami, Alex harus bisa menjaga istri Alex, Pah."

Thomas menghela napasnya, ia hanya bisa mengangguk menanggapi sikap anaknya yang terlalu berlebihan.

*****

Ceklek.

Alex membuka pintu kamarnya, dan ia terkejut karena ternyata istrinya sudah tertidur di lantai dekat dengan pintu tersebut.

Sontak, ia langsung bertekuk lutut dan memerhatikan wajah damai sang istri.

"Maafkan saya, Bianca. Saya nggak tau mau sampai kapan kamu bertahan dengan sikap saya yang selalu seperti ini." Monolognya.

Om Alex 2Where stories live. Discover now