2 - Suatu hari di musim semi.

183 42 7
                                    

Empat tahun kemudian.

Di dalam sebuah ballroom hotel yang didekorasi dengan warna putih dan emas, seorang pengantin wanita bersama pasangannya berdiri mencolok di tengah ruang. Seperti gravitasi, seluruh mata tertuju kepada mereka. Menyaksikan keduanya membuat ikatan suci di depan pendeta sebelum tepuk tangan riuh mengambil alih keheningan di dalam aula itu.

Yoon Suhwa, sebagai salah satu tamu dalam undangan itu bertepuk tangan senang saat si pengantin pria menutup upacara itu dengan kecupan hangat di bibir wanitanya.

Tanpa ia sadari, kepalanya terangkat sendiri memperhatikan pria yang juga bertepuk tangan di sebelahnya--Park Chanyeol.

"Romantisnya." ujar Suhwa, "Apa kau pikir aku bisa seperti mereka suatu hari nanti?"

Chanyeol menurunkan pandangannya pada Suhwa dan menyunggingkan senyum jenaka, "Tentu saja. Kau akan jadi pengantin yang cantik."

"Menurutmu begitu?"

"Tentunya, sebelum itu, kau harus menemukan pria yang tepat untukmu." Chanyeol kemudian menambahkan.

"Itu benar. Kak Suhwa..., cari pacar dulu baru menikah." seorang remaja perempuan yang merangkul lengan Chanyeol ikut menambahkan.

Dia adalah Park Sooyoung, adik tiri Chanyeol. Gadis itu, dalam balutan dress putihnya terlihat polos dan ceria, kendati lidahnya baru saja menyemburkan bisa.

Bicara soal pernikahan. Hari ini, mereka bertiga datang ke sebuah acara pernikahan anak teman ayah Chanyeol. Sebagai perwakilan keluarga Park, Chanyeol juga membawa Sooyoung dan Suhwa.

"Kalau begitu, Yeol, pacaran denganku saja. Bagaimana?"

"Haaaah?" Sooyoung terperangah.

"Bukankah aku bilang pria yang tepat?" Chanyeol menimpali sinis.

"Masalahnya," Suhwa memaksakan senyum, "Mencari yang tepat itu susah, kan? Kenapa tidak mengambil yang sudah ada saja. Lagipula, mengatakan dirimu tidak tepat itu belum pasti. Iya kan, Sooyoung?"

"Mustahil, mustahil. Kak Suhwa, kau tidak mungkin mau pacaran dengan kakakku, kan? Bukannya kakakku gay?"

Takk!!! Satu sentilan mendarat di jidat Sooyoung, Park Chanyeol adalah pelakunya.

"Siapa yang kau sebut gay?"

"Kau?"

Sooyoung sudah memikirkan ini sejak lama. Park Chanyeol dalam ingatan Sooyoung, sejak bersaudara dengan pria itu, tidak pernah terlibat dekat bersama wanita selain Suhwa dan saudara perempuannya yang satu lagi--Park Sena. Kebanyakan kerabat dekat Chanyeol adalah pria.

Menilai dari situasi itu, Sooyoung pun sampai pada pemikiran : Chanyeol kemungkinan besar gay. Atau tidak, aseksual.

"Aku tidak mengerti dari mana kau mendapat informasi itu. Tapi, asal tau saja, aku tidak gay."

"Jadi, apa kau aseksual?"

"Tidak, tidak..." Suhwa menengahi. Ia sedikit berbisik dan mengingatkan dua bersaudara itu bahwa mereka masih berada di tengah keramaian. Membahas orientasi seksual sudah pasti sangat aneh dan janggal di telinga orang-orang. "Kenapa kita membahas ini?"

"Habisnya..."

"Tenang saja." Chanyeol tersenyum arogan, "Aku bukan dua-dua tebakanmu."

"Haaaah? Tapi kau tidak pernah punya pacar---"

"Orang dewasa tidak perlu pacar." Itu setengah benar di posisi Chanyeol. Ia tidak butuh ikatan untuk membuat kebutuhan seksualnya terpenuhi.

"Apa itu artinya kau cuma mencintai dirimu sendiri dan tidak pernah mencintai orang lain? Heh, apa bedanya sama aseksual."

HARMONIA (PCY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang