Prolog

4.3K 174 5
                                        

"Sisa berapa bulan lagi sih waktu kita buat pacaran?"

Gadis yang tengah sibuk merapikan anak rambutnya itu menoleh pada cowok yang duduk di sampingnya. Cowok itu sedang sibuk memainkan hp nya. Jempol kanannya sibuk men- scroll sosial media salah satu adik kelas mereka yang merupakan pentolan sekolah.

"Eh lihat deh, cantik banget gasih adeknya?" tanya cowok itu sambil menunjukkan salah foto adik kelas mereka, mengabaikan pertanyaan dari kekasihnya,"Aku deketin ah," lanjutnya sambil menekan tombol follow pada akun itu.

Gadis yang duduk di sampingnya itu hanya mengangguk sambil menggulum bibirnya, cowok di sampingnya ini adalah pacarnya, tapi dengan santainya cowok itu memuji wanita lain serta mengatakan bahwa ia ingin mendekati wanita itu di depannya.

Lucu.

Iya lucu, hubungan percintaan kedua sejoli ini lucu layaknya sebuah candaan.

"Tiga bulan," ucap gadis itu tiba-tiba sambil bersandar pada bahu pacarnya, lalu ikut melihat foto-foto yang tengah di like pacarnya itu. Ia tetap kembali pada topik tadi, tak peduli jika kekasihnya tetap mengabaikannya.

"Seriusan sisa tiga bulan?" tanya cowok itu sedikit kaget. Untunglah kali ini dia menanggapi.

"Iya sisa tiga bulan Jafar," jawab gadis itu gemas, lalu ia kembali duduk seperti semula, sambil tersenyum manis, di lipatnya kedua tangannya di depan dada,"Senang banget ya kamu sebentar lagi kita putus? Dan kamu gaperlu susah-susah nemenin aku terus?"

Mendengar itu, seketika jempol cowok yang baru saja di panggil Jafar itu berhenti mengusap layar hp nya, ditatapnya gadis manis yang duduk di disampingnya itu.

Namanya Laras, cucu dari sahabat Kakek nya yang sengaja di jodohkan dengannya. Tiga tahun lalu, tepatnya dihari kelulusan Jafar dari sekolah menengah pertama, sang Mama yang seharusnya langsung membawanya pulang malah membawanya mampir kesalah satu rumah sahabat kakek nya yang sudah Mama nya kenal sejak kecil.

Saat itu Mama bilang sudah dari lama sekali ingin membawa Jafar kesini, hanya saja, baru sekaranglah waktu yang tepat.

Setibanya dirumah sahabat Kakek nya itu, tak ada yang aneh ataupun mencurigakan, Mama sibuk bercerita bersama Kakek Cahyo tentang kesibukan mereka masing-masing, sampai cucu dari Kakek Cahyo datang, di sinilah awal mula cerita Jafar dan Laras di mulai.

Ketika Laras baru keluar dari kamarnya dengan baju kebesaran serta celana boxer yang Jafar yakini punya Kakek Cahyo, Laras duduk di sebelah kakeknya setelah menyalami Mama serta Jafar.

"Namanya Jafar, seumuran sama kamu," kata Kakek Cahyo mengenalkan Jafar pada cucu semata wayangnya.
Saat itu Laras hanya mengangguk mengiyakan.

"Maaf ya anaknya emang suka urakan begini, padahal udah gadis," ucap Kakek Cahyo yang sepertinya malu dengan pakaian yang di gunakan cucu nya ini.

"Urakan aja Laras nya cantik, gimana kalau rapi Kek?" tanya Mama sambil tersenyum manis pada Laras. Mungkin kalau urusan penampilan Laras bukanlah ahlinya, tapi untung saja kalau masalah etika dia sudah khatam, maka dari itu ia membalas senyuman Mama semanis mungkin, walaupun di dalam hati ia merasa terbebani bertemu dengan orang baru secara tiba-tiba seperti ini. Ciri khas introvert memang.

"Langsung ke intinya aja kali Ya?" tanya Kakek Cahyo menatap Mama. Saat itu Jafar masi terlalu polos untuk menyadari tujuan dari pertemuan dadakan ini, maka dari itu ia hanya menunggu ucapan Kakek Cahyo hingga selesai, begitu juga dengan Laras, ia malah sibuk menggigiti kukunya.

"Kakek sama tante Rani, mau jodohin kamu sama Jafar."

Baik Laras ataupun Jafar, keduanya langsung terbatuk, lalu menganga sambil menatap orang yang lebih tua. Tak percaya. Bagaimana bisa bocah ingusan seperti mereka dicecoki masalah percintaan yang terbilang serius begini? Saat lapar saja Jafar masi di ambilin nasi sama Mama, mana mungkin bisa Jafar menjadi kepala keluarga dengan umurnya sekarang.

Tunggal • njm [00L]Where stories live. Discover now