Bab 38

1.6K 211 4
                                    

Happy Readings....

Enjoy

🍁🍁🍁🍁

Di aula istana Kerajaan Yang, awan hitam menggumpal, siang hari terasa lebih mengerikan dari pada malam. Para pejabat dan prajurit dikumpulkan hanya untuk menyaksikan kekejaman raja mereka.

Li Yuan kini menjadi pusat perhatian. Dia berdiri di tengah-tengah aula dengan kaki tangan yang diikat rantai. Darah mengalir dari sudut bibirnya saat untuk kesekian kalinya dia mendapatkan cambukkan keras dari seorang prajurit berotot baja dengan tubuh kekar.

Cambuk itu bukan cambuk biasa. Lebih tipis dan lebih panjang. Disebut sebagai Cambuk Petir karena satu cambukkannya mampu membuat darah mendidih dan mengakibatkan perih yang menjalar ke seluruh tubuh. Mati lebih baik daripada tersiksa oleh benda leluhur Kerajaan Yang itu.

"Aku ingin lihat berapa lama dia bisa bertahan," ucap Raja Yang Guang yang duduk di depan halaman menghadap ke arah tahanan. Wajahnya menampakkan seraut bengis seperti harimau. Yang ada di kepalanya saat ini hanya siksaan, siksaan, dan siksaan! Menyiksa tahanan sampai mati adalah hiburan tersendiri untuknya.

.....

Kekalahan Kerajaan Yang dalam perang tentu membuat para prajurit merasa kecewa. Mereka mendesah, mengutuk kejadian perang kala itu. Berharap mereka mati daripada kembali membawa malu.

"Seharusnya kita bisa menang kalau saja raja tidak membawa anak pembawa sial itu," ucap salah satu prajurit yang tengah duduk berkumpul di tempat pelatihan prajurit Kerajaan Yang.

"Kau benar. Lihat, apa yang kita dapatkan sekarang?" Prajurit lainnya ikut menimpali. Semua memasang ekspresi terburuk mereka, seakan yang mereka benci adalah musuh sendiri.

Seorang prajurit di dekat mereka mendekati perkumpulan itu. Dia meludah sebelum bicara. "Phui! Aku bahkan merasa jijik saat mendengar perintah darinya."

Semakin banyak cacian, hinaan dan umpatan kasar memenuhi tempat yang seharusnya menjadi tempat mereka melatih kemampuan. Dan cacian itu jelas ditujukan untuk pemuda yang pernah dibuang oleh raja mereka. Siapa lagi kalau bukan Zhong Yu?

Pangeran yang terbuang, anak haram Pejabat Wang dengan Permaisuri Kerajaan Yang, anak pembawa sial, beberapa nama itu membuatnya terkenal di kerajaannya sendiri. Tidak ada prajurit atau pelayan yang pernah menyebut nama aslinya. Barangkali mereka menganggap nama itu adalah mantra buruk yang apabila disebukan akan membawa kesialan.

Di sudut tempat pelatihan, seseorang tengah meneguk araknya dengan kasar. Panglima Rong mengepalkan tangannya erat. Keributan di sekitarnya memang merupakan kayu bakar yang bagus untuk menghidupkan api dalam dirinya. Rong tidak terima jika pangeran Yang Zheng yang harus disalahkan untuk kekalahan mereka.

Jika pangeran Yang Zheng tidak ikut berperang, Rong yakin jika Kerajaan Yang pasti akan kalah bahkan sebelum perang itu dimulai.

Dia mengentak poci araknya ke atas meja. Para prajurit yang mendengar itu mendadak bisu. Tidak ada yang bersuara bahkan setelah Rong bangkit dan menggantikan prajuritnya untuk membuat keributan.

"Memangnya siapa kalian berani menyalahkan seorang pangeran?" racau Rong. Rona merah di kedua pipinya menunjukkan bahwa dia sedang dalam pengaruh minuman.

Rong menatap tajam pria-pria yang berdiri di hadapannya. Prajurit yang ada di sana menundukkan kepala, menghormati pria dengan status yang lebih tinggi dari mereka.

Tingkah Rong semakin menjadi-jadi. Dia membentak bawahannya habis-habisan. Tangannya diangkat dan jari telunjuknya mengacung pada satu per satu prajurit yang dengan angkuhnya mencaci dan menyumpahi pangeran Yang Zheng tadi. "Anjing rendahan seperti kalian yang berani menggonggong pada serigala, apa kalian tidak takut mati?!"

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora