33. Milea

3.3K 281 45
                                    

33. Milea

happy reading

Sejak datang kesekolah Alin hanya diam sambil menangkup dagunya dan memandang kosong kedepan. Jiwanya ada dikelas tapi pikirannya terbang entah kemana.

Setelah Mars mengantarnya semalam, cowo itu tidak mengatakan banyak hal. Alin juga hanya diam membisu selama perjalanan.

Mars hanya berkata begitu sampai, terimakasih lalu pergi. Sejujurnya tangan Alin sudah gatal ingin mengobati luka Mars tapi dia terpotong gengsi yang besar.

Entah mengapa sulit sekali melupakan perlakuan dari Mars yang menyakitkan. Padahal Alin sudah memaafkannya mencoba hidup tenang seperti biasa dan hanya menganggap Mars angin berlalu.

Tapi ternyata hanya angan angan saja.

Raka yang duduk disebelahnya memperhatikan Alin sedari tadi yang melamun. Mau menegur pun dia rasa bukan waktu yang tepat apalagi semalam dia sangat kecewa kepada semuanya.

Rasa bersalah Raka akan semakin besar jika meninggalkan Alin sendirian sementara perempuan itu tidak punya siapa siapa. Rafael pun sudah dia hubungi karena cowo itu suka menanyakan kabar Alin, tapi akhir akhir ini Rafael tidak pernah menghubunginya lagi.

"Alin." Raka memegang pundak Alin membuat perempuan itu terkejut dan menoleh.

"Kita bicarain lagi ya. Kali ini bener kok."

🎈

flashback on

"SENJA!"

Senja berlari menuruni tangga dengan cepat menghindari ayahnya yang mengejarnya.

"SENJA KEMBALI!"

Senja terus berlari sampai membuka pintu dia dihadang oleh pengawal dirumahnya. Buru buru cowo itu berlari memutar arah lewat kemana saja asal bisa keluar rumah ini.

"BAWA ANAK ITU KEDEPAN SAYA APAPUN CARANYA!"

Senja bersembunyi dibalik meja makan rumahnya. Dia mengatur nafasnya dan mencari celah agar terhindar dari pengawal dirumahnya.

Mendengar langkah kaki semakin dekat, membuat Senja nekat mengambil gelas dan melemparnya pada kaca rumahnya.

Karna hanya pecah sedikit, Senja memaksa memecahkannya lagi dengan kakinya. Dia buru buru keluar saat pengawal itu semakin mendekat.

Pikirannya kosong, dia hanya perlu menghindari orang orang suruhan dati ayahnya dulu.

Senja dikejar kejar seperti ini karena menghancurkan produk yang sedang dikembangkan Venon, Ayahnya.

Bukan tanpa alasan, Senja melakukannya karena dia muak dijadikan anjing pesuruh.

Keluarga mereka dari kecil sudah didik untuk memegang pistol. Hal itu membuat Senja mencintainya, tidak untuk dipakai menembak. Cowo itu suka mengoleksinya.

Sampai dia mencoba coba hal baru dengan merakit pistol yang dia inginkan sendiri. Saat itu Venon tak tau seberapa hebatnya Senja setelah merakit pistolnya sendiri.

Saat itu temannya datang kerumah dan tak sengaja tertarik dengan pistol rakitan Senja. Awalnya Senja senang karena hasil rakitannya dilirik perusahaan. Namun, setelah dijalankan beberapa hari mereka melakukan rakitan dengan berbeda dari perhitungannya.

Mereka berniat membuat pistol untuk membunuh orang dalam jarak cukup jauh tapi akan dipastikan sesuai target. Karena itu, Senja yang harus menghitung pengamatannya.

AILEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang