19. ABIZARA

23.5K 2.2K 45
                                    

"Makan! Makan! Makan!" ujar Altas sambil memukul-mukul meja makan dengan tangannya yang memegang dua buah sendok, satu sendok garpu.

Zara berjalan ke arah Altas sambil membawakan dua mangkuk mie instan. Gadis itu memberikan satu mangkuk mie instan kepada Altas. Dia duduk berhadapan dengan anak laki-laki itu.

Altas mendongak lalu tersenyum manis ke arah Zara. "Makasih, Amma."

Zara menjulurkan tangannya ke arah pucuk kepala Altas. Dia mengelus lembut rambut anak laki-laki itu sambil tersenyum kecil. Terlihat Altas yang dengan lahap menyantap makanan yang dimasak oleh Zara.

"Altas anaknya siapa?" tanya Zara lembut.

Altas menggeleng. "Altas tidak tahu, tapi Altas mempunyai Appa yang sangat tampan."

"Siapa namanya?"

"Kak, Abi."

"Rumah Altas di mana?" tanya Zara lagi.

"Altas tinggal di panti." Altas mendongak sambil tersenyum kecil. "Mienya enak, Ma."

Zara membalas senyuman Altas. "Kalau ibu panti nyariin Altas gimana? Pasri dia khawatir dengan kondisi Altas?"

"Sebelum Altas menemukan Asia. Altas nggak mau balik ke panti. Altas maunya tinggal sama Appa, Abi aja," jawab Altas.

"Asia?"

"Iya, Amma. Asia temannya Altas. Sekarang, dia pergi meninggalkan Altas entah kemana. Dia pergi bersama orang tua barunya. Altas ingin bertemu Asia. Asia pernah berjanji kalau dia tidak akan pergi dan selalu jagain Altas dari orang jahat," jawab Altas sendu.

"Nggak usah sedih, Altas makan aja," ucap Zara yang diangguki oleh Altas.

Flashback on.

Seorang anak laki-laki menangis di bawah pohon saat dia dijahili oleh teman-temannya. Dia menangis tersedu-sedu, teman-temannya terus menertawakan dia karena bajunya yang di ambil oleh salah satu anak laki-laki yang lebih tua darinya. Sekarang, anak laki-laki yang bernama Altas itu tidak mengenakan baju, dia merasa malu.

Dari kejauhan seorang anak perempuan menghampiri anak laki-laki yang telah berani-beraninya mengganggu Altas. Ya, anak perempuan itu bernama Asia. Dia menatap anak laki-laki yang ada di hadapannya itu sinis. Tanpa, segan-segan Asia langsung memukul pangkal hidung anak laki-laki itu, hingga dia mengerang kesakitan.

Asia berdecak. "Ck, kamu mau Asia laporin sama Ibu panti?" ancam Asia.

Anak laki-laki itu mendengus kesal. Dia melemparkan baju yang ada di tangannya kasar ke arah Asia lalu beranjak pergi.

Asia membalikkan badannya lalu menghampiri Altas yang masih menangis tertegun. Anak perempuan itu jongkok di hadapan Altas.

"Altas?" panggil Asia.

Altas mendongak. "A-sia?"

Asia memberikan baju Altas. "Nih, baju kamu. Kalau ada orang yang jahatin kamu lagi, bilang sama Asia. Biar Asia pukul mereka semua. Asia berjanji akan jagain Altas."

Altas menyeka air matanya lalu mengangguk. "Makasih, Asia."

Flashback off.

Abizar berjalan ke arah meja makan, setelah selesai mandi dan mengenakan bajunya. Dia hanya memakai baju kaos berwarna putih dan celana training berwarna hitam. Cowok itu duduk di samping Altas. Dia mengelus rambut Altas yang terlihat sedang makan dengan lahap.

Altas menoleh ke arah Abizar sambul tersenyum. "Appa, wangi."

Abizar tersenyum kecil. Zara yang menyadari kalau Abizar berjalan ke arah meja makan, dengan celat dia pergi ke dapur untuk mengambil mie lalu kembali lagi ke meja makan. Dia memberikan semangkuk mie kepada Abizar.

Abizar mendongak menatap ke arah Zara. "Makasih."

"Hm."

Zara kembali duduk di kursinya lalu melanjutkan memakan mienya. Sesekali dia melirik ke arah Abizar. Menurut Zara, cowok itu sangat tampan dengan rambut acak-acakan. Cowok yang biasanya terlihat rapi di sekolah, ternyata tidak di rumah. Terlihat sangat berbeda.

Zara terus menatap Abizar lekat. Orang bila Abizar itu dingin, cuek, tidak peduli dengan lingkungan di sekitarnya. Tapi, kenapa dia begitu humble dengan anak kecil. Kenapa dia terlihat berbeda? Kelihatannya dia menyukai anak kecil, batin Zara.

Zara tersenyum kecil saat melihat betapa akrabnya Abizar dengan Altas. Mereka bermain suap-suapan lalu saling tersenyum manis. Zara seakan-akan melihat sebuah keluarga kecil yang sangat bahagia. Abizar dan Altas terlihat serasi. Ternyata, Abizar itu tipe orang yang penyayang. Kekurangannya cuman satu, dia terlalu dingin dan cuek sama orang-orang yang dianggapnya sebagai benalu dalam hidupnya. Contohnya saja Zara.

Beginilah tatapan Zara.

Abizar menatap tajam ke arah Zara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abizar menatap tajam ke arah Zara. "Ngapain lo natap gue seperti itu?!"

Tbc...

Jangan lupa vote coment dan bagikan ke teman-temannya dan sosmednya.

See you next part!



ABIZARA | End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang