Nata-da || eleven

37.8K 1.3K 13
                                    

Vote sebelum membaca dan komen setelahnya.
Happy reading semuah...

**********************************

Nata mengumpat dengan kata-kata saat pertanyaannya diabaikan. James memang memiliki kuasa atas Nata tapi tidak dengan kuasa atas segala pertanyaan yang Nata katakan. Pria itu memang memiliki kepribadian ganda yang aneh dan menyebalkan.

Ponsel kembali lagi ke saku celana agar tidak ada lagi yang mengganggu waktu istirahat. Tubuhnya benar-benar membutuhkan waktu istirahat yang cukup agar staminanya kembali seperti semula. Namun saat Nata berada di lift ponsel kembali berdering, dengan segala kepasrahan Nata menggeser tombol hijau.

"Kenapa lagi?" suara Nata melemah efek kantuk yang tiba-tiba menyerang.

"Ngga ada apa-apa kok Nat, cuma mastiin kamu sampai dengan selamat."

Nata mendelik tidak percaya, orang yang akan dia maki nyatanya tidak lagi menelfon melainkan suara orang lain yang sangat Nata kenal.

"Agas?"

Nata segera mengecek nama sipenelfon karena takut halusinasi kembali menyerang.

"Mampus," lirih Nata sedikit menjauhkan ponsel.

"Oh iya soal pertemuan tadi, ada beberapa hal yang ingin aku bahas denganmu tapi kalian keburu pulang."

"Soal apa?"

Pintu ruang utama terbuka, disana muncul Robby dan salah seorang waria. Sepertinya mereka berdua sedang membahas sesuatu yang penting terlihat dari wajah serius keduanya.

Nata bisa melihat hal itu karena pintu lift belum di tutup sehingga langsung bisa melihat siapa yang datang. Nata menatap ponsel, detik dalam ponsel masih berjalan dan Agas masih berbicara, ia segera memutus panggilan karena takut Robby akan mengetahui dan melaporkannya pada James.

Jika itu terjadi perang dunia pasti akan kembali dan Nata menjadi korban kekejaman James. Membayangkan kejadiannya saja membuat bulu roma Nata berdiri apalagi jika sampai terjadi. Nata tidak sanggup melayani fantasi sex liar seorang James.

"Sedang apa anda disitu?"

"Naik ke atas lah, menurut anda?"

"Saya diperintahkan tuan James untuk menjemput anda, tapi sebelum itu rapikan penampilan. Rey akan membantu anda untuk urusan merubahnya."

"Hai cantik, perkenalkan saya Rey."

Rey mengulurkan tangan di sambut senyum kikuk oleh Nata. Seseorang yang dibawa Robby bukanlah manusia sembarangan karena tidak jelas jenis kelaminnya. Dia terlihat laki-laki dengan jakun dileher, tetapi penampilan serta tingkah polahnya seperti wanita.

Nata langsung memutus pandangan kearah lain takutnya Rey akan salah paham dengan tatapan Nata.

Robby memasuki lift menekan angka dua, entah akan ada acara penting apa yang diadakan James sehingga mengharuskan Nata merubah penampilan ndesonya. Padahal dengan penampilan biasa saja membuat James mengurung Nata dalam sangkar emasnya apalagi jika setiap hari Nata berdandan James akan betah dirumah.

Setelah sampai di lantai dua, mereka melewati kamar James menuju koridor yang letaknya sepuluh meter dari kamar. Nata bergeming, sebenarnya Robby akan membawanya kemana?

"Rey, saya percayakan semuanya dan jangan buat tuan James kecewa."

"Siap tuan Robby." Rey mengedipkan satu mata kearah Robby dan dibalas tepukan pada bahu.

Rey dan Nata sampai di sebuah ruangan khusus make up. Sedang Robby memilih pergi mempercayakan penampilan Nata ditangan Rey.

Ruangan yang luasnya hampir setara dengan kamar James menyambut Nata dengan senyum ejekan. Nata tertegun melihat kerlap-kerlip alat make up yang sangat lengkap dari berbagai gradasi warna. Tak hanya itu ruangan tersebut juga tersedia berbahagai macam gaun pesta dari yang kurang bahan hingga kelebihan bahan. Semuanya ada dalam ruangan seluas enam meter.

NATA-DA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang