Part 27

71 15 0
                                    

"SELAMAT MALAM SEMUA," ucap Kayla sambil berteriak saat memasuki rumahnya. Di depan pintu, dia disuguhi oleh kakaknya yang sudah siap menginterogasi dirinya.

Setelah pulang sekolah tadi, Kayla membantu Angkasa untuk mengetahui kebenarannya. Ya walaupun hanya sedikit, itu sudah beruntung. Setidaknya kebenaran akan terus terungkap seiring berjalamnya waktu.

"Dari mana lo? Kenapa baru pulang? Lo balik sendiri?" tanya Juan pada adiknya itu sambil berkacak pinggang.

"Gue dari—" ucapan Kayla terpotong karena Angkasa menjawab pertanyaan Juan sebelum Kayla.

"Dia dari rumah gue, dia bantu gue, gue anter dia balik," jawab Angkasa atas pertanyaan Juan.

Juan tentu saja terkejut mendengar suara laki-laki yang dia kenal. Bukankah laki-laki yang bernama Angkasa ini rival adiknya. Tumben sekali bisa akrab. Ini sebuah keajaiban yang harus di abadikan.

"Lah anjir, kok lo ada di sini? Bukannya gue minta adik gue yang nyebelin ini balik sama si Tasya kalau ngak sama Febi. Lah kok berujung sama lo? Terus dia bantu paan?" tanya Juan pada Angkasa heran.

"Abang ku tersayang. Gue masuk duluan. Lo kalau mau introgasi dia sekalian panggil emak sama bapak. Karena dia mau nanya sesuatu ama emak ama bapak," ucap Kayla lalu masuk terlebih dahulu. Dia langsung saja menuju ke lantai 2 dimana kamarnya berada. Badannya terasa lengket semua.

Setelah kepergian Kayla, Juan mengajak Angkasa masuk. Mereka berdua menuju ke ruang keluarga yang ada di rumah ini. Ayah dan ibu Kayla pun berada di sana.

"Eh ada Angkasa. Ada keperluan apa kesini?" tanya ayah Kayla pada Angkasa.

"Angkasa datang kesini buat tau kebenarannya om. Angkasa udah tau dari sisi ayah, kakek, sama nenek. Ayah kata, Angkasa juga harus tau dari sisi lain. Biar ngak ada salah faham," ucap Angkasa jujur pada ayah Kayla.

"Duduk dulu kamu," titah ayah Kayla pada Angkasa.

Angkasa pun langsung duduk di hadapan ayah Kayla. Dia siap menahan sakit demi kebenarannya. Ibu yang selama ini dia banggakan ternyata seorang pembohong besar. Bagaimana bisa dia membohongi ketiga anaknya.

"Kamu mau tau dari mana?" tanya ibu Kayla pada Angkasa.

"Awal mulanya," jawab Angkasa.

"Ada apa ini? Kenapa serius amat?" tanya Kayla yang barus aja turun dan telah mengganti seragamnya dengan piyama tidurnya.

"Banyak bacot lo. Sini," ucap Juan menarik lengan adiknya itu untuk duduk di sebelahnya.

"Kamu udah denger cerita dari ayah kamu?" tanya ibu Kayla pada Angkasa. Angkasa pun mengangguk sebagai jawabannya.

"Apa yang di ceritain sama ayah kamu?" tanya ayah Kayla pada anak sahabatnya itu.

"Ayah jelasin soal bunda yang beberin rahasia. Bunda yang salah tapi berlindung di ayah. Bunda dulu selalu cerita ke Angkasa, ke kak Ale, ke Putri dan bilang kalau kalian yang salah. Waktu itu memang Angkasa pernah duga kayak gitu. Tapi setelah Kayla cerita, Angkasa cari cerita aslinya dari sisi ayah, kakek, nenek, dan terakhir kalian berdua," jelas Angkasa kepada orang tua Kayla.

"Cerita ayah kamu bakal sama seperti yang kami akan jelaskan. Memang bunda kamu yang salah. Tapi disini kami bukannya mau memojokkan bunda kamu, tapi memang itu kebenarannya. Coba tanya kakak kamu. Selain dapat kebenaran apa lagi yang dia dapat. Mungkin itu poin penting soal bunda kamu memendam dendam kepada kami," jelas ayah Kayla.

"Bapak oh bapak. Anakmu ini mau nanya. Dulu nih ye, kalian ada hubungan sama The Killer kah? Soalnya nih ye, anakmu yang satu ini kan tadi balik bareng sama dia. Nah, Kay ngerasa setiap hari ada yang ngikutin. Terus Kayla dapet ini di plat motor dia," ucap Kayla sambil menunjukan kamera penyadap berbentuk kumbang kecil kepada ayah, ibu, dan kakaknya.

Ayah nya memerhatikan kamera yang diberi oleh Kayla. Berhubungan dengan The Killer? Tentu saja dia mengetahui siapa leader nya. Tetapi dia tidak ada masalah masa lalu dengan leadernya.

"Perasaan bunda nih ya, The Killer ngak punya masalah sama kita. Kenapa kamu bisa nemu ini?" tanya ibunya itu kepada Kayla.

"Leader The Killer suami bunda saya yang sekarang," ucap Angkasa kepada mereka.

"HAH? SERIUS?" tanya ayah, ibu, dan Juan.

Ayah dan Ibu Kayla tak percaya jika sahabatnya itu mencari perlindungan lagi yang kekuatannya setara dengan Red Blood maupun Forocious Wolf. Tak habis pikir mereka tentang sahabat masa lalunya itu.

"Iya. Setelah Kayla tadi dapet datanya, Angkasa ngerasa pernah liat muka itu orang. Ternyata lelaki yang sama di cafe waktu itu. Di keterangan berkas yang Angkasa dapet, yakin sih kalau leader The Killer emang suami bunda yang sekarang," ucap Angkasa yakin.

"Lo segitu yakin?" tanya Juan pada Angkasa.

"Gue yakin banget. Apalagi bokap udah bilang kalau emang leader The Killer suami nyokap yamg sekarang," jawab Angkasa jujur.

"SERIUSAN?" tanya orang tua Kayla dan juga Juan.

"Gila. Dia milih berlindung di leader The Killer. Bunda yakin, dia udah punya rencana," ucap ibu Kayla.

"Ayah setuju. Juan, Kayla kalian berdua mulai besok latihan setelah pulang sekolah. Sebelum maghrib kalian udah sampai di rumah. Ngak terlalu lama kan? Buat jaga-jaga nanti," ucap ayahnya itu pada kedua anaknya.

"Ngak kok. Lagian Kayla udah lama ngak kesana," jawab Kayla.

"Juan juga. Lagian pulang kan jam setengah 4. Ngak terlalu lama kok," jawab Juan.

"Angkasa mau sekalian?" tanya ibu Kayla pada Angkasa.

"Makasih tante. Tapi besok Angkasa juga ada urusan juga," jawab Angkasa jujur. Besok dia akan mengajak Julio ke markas untuk berlatih. Lagipula ayahnya telah menyetujui. Ayahnya pula juga tahu jika Julio mengetahui tentang keluarganya.

"Kalian harus jaga-jaga. Selalu waspada. Karena ayah yakin mereka udah buat rencana," ucap ayah Kayla mengingatkan kedua anaknya dan juga Angkasa.

***
"Lo serius tentang ngajak Julio join?" tanya seseorang yang seumuran dengan Angkasa.

Setelah pulang dari rumah Kayla, Angkasa memilih untuk pergi ke rumah sahabatnya. Mereka berdua tidak terlihat akrab atau dekat di sekolah. Namun nyatanya, mereka sangat dekat. Bahkan orang ini mengetahui tentang keluarga Angkasa. Ayah orang ini juga dulu teman ayah Angkasa. Ayahnya juga bergabung dalam gangster yang dipimpin oleh ayah Angkasa.

"Gue percaya sama Julio. Dia juga dari dulu tau tentang masalah gue. Gue ngak ada kecurigaan sih sama dia," ucap Angkasa pada orang tersebut.

"Sa, lo harus hati-hati. Gue tau Julio emang deket sama lo dari dulu. Tapi setidaknya lo harus waspada ke setiap orang," ucap orang tersebut sambil membuka kaleng soda dan meneguk isinya.

"Gue tau. Ngak ada salahnya kan gue ajak join dia?" tanya Angkasa.

"Ngak salah. Itu keputusan lo sendiri. Gue ngak berhak buat atur. Gue cuman memperingati. Lo ngak mau kan masa lalu orang tua lo bakal terulang di masa kita sekarang? Jadi gue harap lo ngerti apa yang gue jelasin," ucap orang tersebut sambil tersenyum pada Angkasa.

Dia tidak ingin sahabatnya ini memilih jalan yang salah. Dia tidak ingin sahabatnya ini menderita kembali jika masa lalu orang tuanya terulang kembali. Dia ingin yang terbaik bagi Angkasa. Sudah cukup Angkasa menderita dengan mengetahui kebusukan ibunya. Semoga tidak ditambah dengan kebusukan temannya

***
Tbc.
Gimana part ini? Aw, muncul 1 teka-teki lagi.
Jangan lupa vote, share, comment juga ya. Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan kalian biar ngak ketinggalan notifnya.

See you next part.

Hidden Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang