S A T U II 1 II

24.3K 2.1K 156
                                    

Selamat membaca✨.


Princessa Alatta Hailey, gadis kaya raya yang dicintai semua pria. Dia baik, ramah, kaya, pintar, good attitude, good looking. Semua ada padanya.

Dia tak mudah menyukai seseorang, banyak faktor dan alasan baginya untuk dapat menyukai seseorang. Salah satunya adalah karena para Saudaranya yang protective terhadapnya.

Dia juga anak perempuan terakhir dan satu-satunya dalam keluarganya.

"Latta, nongki kuy hari ini." Alatta sendiri masih sibuk dengan ponsel nata 5 nya, dia tak menggubris ajakan teman nya tadi. Saat ini dia sedang duduk di kantin dan menyantap makan siangnya.

Kelasnya sudah selesai dan sebentar lagi suruhan Daddynya pasti akan menjemputnya. "Latta, gimana? Lo mau nongki gak?" ajak Sinta. Alatta hanya melengos jelas.

"Gue gamau, pergi aja sama yang lain. Soalnya gue terlalu sibuk untuk nongki gajelas kayak lo semua. Waktu gue terlalu berharga." ketus Alatta.

Oh ralat, dia memang ramah, namun jika ada orang yang mulai menunjukan pergerakan untuk memanfaatkan atau memperalat Alatta, baik dalam segi uang, segi otak maupun segi waktu.

Alatta akan berubah menjadi gadis ketus, sinis dan bermulut tajam. Dia berjalan menjauh dari meja yang dia tempati tadi. Tak memperdulika tatapan muak dari beberapa temannya.

"Sombong banget, mentang-mentang uangnya banyak." sinis Jessi tak suka, dia hanya iri. Catat! Dia iri pada Alatta, karena Alatta memiliki segalanya.

Kasih sayang, cinta, uang, kepopuleran, kecerdasan, kepedulian, kecantikan. Semua Alatta milikki.

Namun hanya 1 yang tak pernah bisa Alatta dapatkan. Yaitu Kebebasan.

Dia tak akan pernah bisa bebas dari pantauan keluarganya dalam bersosialisasi. Ingin mencari kekasih saja Alatta masih mikir 1000 kali, dia tak mau kekasihnya terluka akibat tindakan nekat keluarganya.

"Hahh, aku pusing. Mending duduk ditaman." gumam Alatta lesu. Dia hanya pusing kenapa hidupnya seribet ini. Padahal jika dia hidup dalam keluarga sederhana, dia tak akan seribet ini.

Mata-mata disegala sisi, jangan kira Alatta tak tau. Keluarganya terlalu protective. Sudah biasa namun tetap saja Alatta tak suka, dia serasa menjadi tahanan saja.

Alatta duduk dikursi besi yang ada ditaman belakang kampus, menarik napas panjang dan menikmati udara segar dari banyaknya pepohonan disekitarnya.

Disekeliling Alatta banyak pohon beringin dan pohon Apel. Sangat amat sejuk dan merasa damai, Alatta amat suka dialam terbuka seperti ini ketimbang di Mall atau sebagainya.

Srek srek.

Alatta menegakan tubuhnya, dia menebarkan pandangannya kepenjuru taman, tapi tak ada siapapun selain dirinya disini.

"Apa ada setan siang begini?" gumamnya heran. Alatta berdiri, dia berjalan dan mencari sumber suara.

"Mpuss..sini mpus. Nanti kamu jatuh, sini mpus."

Oke ini suara manusia, tepatnya ini suara halus milik seorang pria atau mungkin remaja. Pasalnya suaranya tak berat dan serak, melainkan halus dan lembut. Idaman sekali sih.

Alatta berjalan mendekati sebuah pohon apel yang dahannya terus bergerak. Saat sudah dekat dia mendongak perlahan, matanya membulat seketika.

"Mpus ayo turun, sini sama Aykal. Nanti mpus jatuh."

"Omo, suaranya halus sekali." gumam Alatta terpesona, dia lebih suka suara pria seperti ini, lembut dan halus. Tidak berat ataupun serak.

Ternyata seorang pria berusia sekitaran 19 atau 20 tahun, memakai sweater coklat muda yang kusam, kacamata bulatnya yang melorot, celana hitam kendornya yang terkihat kotor.

Rambutnya hitam lebat, dan wajahnya biasa saja. Tak terlalu tampan, wajahnya juga terlihat kusam dan berminyak, ada jerawat yang lumayan banyak didahinya.

Alatta terkekeh kecil, pria itu nampak kesulitan dalam menurunkan kucing oren diatas sana.

"Mpus-"

"RARRWGG!!"

"AW!!"

Kucing oren itu mencakar punggung tangan pria tadi dan melompat begitu saja dari dahan pohon. Melenggak liuk tanpa merasa bersalah meninggalkan pria itu diatas sendirian.

"Mpuss..kamu ngehianatin aku.." lirihnya sedih sembari menatap punggung tangannya yang terluka akibat cakaran kucing.

Dia menghela napas lesu kemudian mencoba untuk turun. Dan bertetapan dengan tatapannya tertuju pada Alatta yang sudah memotonya dari bawah.

"EH!?" dia kaget, sekaligus malu. Dengan segera pria itu menutup wajah kusamnya sampai membuat tubuhnya tak seimbang.

"Eh?..."

"BODOH! KAU BISA JATUH!" teriak Alatta panik saat melihat tubuh pria itu limbung dan terjun kebawah. Dengan cepat Alatta berlari.

Hap!

Alatta berhasil menangkap tubuh pria tadi yang ternyata sangat ringan. "Hey, lain kali hati-hati." perlahan Alatta menurunkan pria tadi dan mendirikannya didepan Alatta.

Pria tadi masih termangu, wajahnya pucat. Tanpa basa-basi atau terima kasih pria tadi langsung pergi meninggalkan Alatta yang terbodoh.

"Dia..mengabaikanku?"

"Tak berterima kasih?"

"Wah..."

"Daebak..."

Baru kali ini ada yang mengabaikan primadona cantik seperti Alatta. Dan Alatta juga yakin, dia akan mencari tau perihal pria tadi dan dipastikan pria itu akan menjadi miliknya.

"Tunggu saja." gumam Alatta serius. Dia tak pernah sekepo ini pada seseorang, bahkan pada most wanted kampus ini saja dia bodo amat. Tapi pria biasa tadi?

Alatta merasa ingin tau tentang pria tadi, dan ingin menjadikannya sebagai milik Alatta.

Apapun yang menjadi miliknya, selamanya akan begitu.

Bersambung.

Nerd Boyfriend [End]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ