34. ABIZARA

19.4K 1.9K 104
                                    

Nb : tebarkan komennya!

***

"Naya!" panggil Zara, setelah masuk ke dalam kelas. Dia berjalan menghampiri Naya yang duduk di bangkunya, Naya.

"Nay, gue minta maaf kalau gue ada salah," ucap Zara.

Naya membuang wajahnya dari Zara. "Gue benci lo, Zar! Lo nusuk sahabat lo sendiri dari belakang."

"Maksud, lo?" tanya Zara heran.

Naya menoleh ke arah Zara. "Gue suka sama Gaffan!"

Raut wajah Zara terlihat terkejut. Bagaimana tidak, Zara sendiri tidak tahu kalau Naya mencintai Gaffan. Yang gadis itu tahu, Naya menyukai seseorang.

"Kenapa lo ga bilang ke gue?" tanya Zara.

"Karena gue takut, Zar! Gue takut ditolak," jawab Naya.

Zara menggenggam tangan Naya lalu membawa Naya keluar dari dalam kelas. "Sekarang lo ikut gue. Gue bakalan jelasin semuanya."

----oOo----


Zara dan Naya berjalan menghampiri Gaffan yang tengah bermain basket di lapangan basket sekolah.

"Gaffan!" panggil Zara.

Gaffan yang tengah melakukan shooting langsung menoleh ke arah Zara. Gol! Bola basket itu mendarat dengan mulus ke dalam ring gawang. Cowok itu membiarkan bola basketnya tergeletak di lapangan lalu berjalan ke arah Zara dan Naya.

"Apaan?" tanya Gaffan.

Naya terlihat grogi di depan Gaffan. Gadis itu mencubit pinggang Zara. "Zar, ngapain kita kesini?" bisik Naya.

Zara menoleh ke arah Naya. "Gue mau jelasin semuanya. Gue nggak mau persahabatan kita hancur."

"Tapi-"

"Udah, lo tenang aja," ucap Zara tenang.

"Sebelumnya, terima kasih karena lo telah menolong gue. Lo udah mau menjadi pacar pura-pura gue. Tanpa lo, gue nggak bisa kasih Abizar pelajaran," lanjut Zara.

Naya menoleh ke arah Zara. "Jadi, lo pura-pura pacaran?"

Zara melipat kedua tangannya di depan dada lalu menaikkan satu alisnya ke arah Naya. "Ya, begitulah."

"Kembali kasih. Gue juga puas buat Abizar marah. Apalagi ekspresi wajahnya saat marah di kantin. Kelihatan kalau dia suka sama lo, Zar," ucap Gaffan terkekeh geli kepada Zara.

"Emang, Abi tuh, gengsian. Sok-sokan nggak mau, padahal mau, hahaha," ujar Zara terkekeh-kekeh. Ia benar-benar kepedean.

Zara menyenggol bahu Naya. Dia mendorong Naya ke arah Gaffan. Gadis itu memberikan kode kepada Naya, agar Naya mengungkapkan perasaannya. Bukan, agar Naya mengambil simpati Gaffan.

"Nay, gue pergi ke perpustakaan dulu!" pamit Zara lalu langsung beranjak ke perpustakaan.

"Zar!" ujar Naya menoleh ke arah Zara. Zara mengedipkan satu matanya lalu menghilang dari pandangan Naya.

Naya menatap nanar Gaffan. Terlihat gadis itu malu-malu berdiri di hadapan Gaffan. Gaffan yang mengenakan seragam basket, terlihat peluh yang bercucuran di sekujur tubuh cowok itu. Dia menyeka keringatnya di wajahnya.

"Panas?" tanya Naya malu-malu.

"Nggak, gue kedinginan," jawab Gaffan. "Jelas-jelas panas lah, Nay. Masa dingin."

"Tunggu bentar!" titah Naya lalu langsung beranjak dari hadapan Gaffan.

Tak lama kemudian, Naya kembali berdiri di hadapan Gaffan yang tengah berdiri di tengah-tengah lapangan.

ABIZARA | End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang