•O9

69 23 3
                                    

“Tidak ada petunjuk, sialan.” Umpat Mark sambil menendang kerikil yang berada di depan kakinya.

“Petunjuknya mungkin tersembunyi?” Tebak Yena.

“Ck, merepotkan.” Gerutu Changbin.

Wush~

Semilir angin tiba-tiba berhembus menerbangkan beberapa anak rambut Yena yang tidak diikat. Gadis itu merasakan sejuknya angin yang menerpanya dan menutup matanya untuk merasakannya lebih tenang.

Puk!

“Jwyafwh!” Yena menggelengkan kepalanya cepat saat selembar daun yang besarnya se-telapak tangan, menampar wajahnya.

“Pfft, mangkannya jangan lebay.” Ucap Mark yang sempat melihat Yena tadi.

“Eh? Ini bukan daun biasa...” Ucap Yena.

Arin, Mark dan Changbin langsung menghentikan langkahnya. Mereka bertiga menoleh ke arah Yena yang sedang fokus dengan daun di tangannya itu.

“Ini... Misi?”

“Coba kulihat!” Mark merebut daun itu dari tangan Yena.

“Sisik ikan death fish, akan membawa kalian ke misi selanjutnya.”

“D - death fish?” Tanya Yena yang agak ketakutan.

“Ck, mudah saja. Hanya ikan.” Ucap Changbin meremehkan.

“Hanya ikan, kan? Kenapa harus takut?” Mark mengembalikan daun itu ke Yena.

“Kau tau sesuatu?” Tanya Arin ke Yena.

“D - death fish bukan ikan biasa...” Ucap Yena.

“Hah?”

“D - dia ikan raksasa yang gesit...”

Blup! Blup!

“Dan makhluk itu, ada di depan kita...”

Mereka menoleh ke arah dimana Yena menatap sesuatu. Benar saja, dari kejauhan terlihat cahaya putih pucat yang mereka yakini adalah mata dari death fish, makhluk yang akan mereka lawan di misi pertama ini.

“Yena, kau bawa apa?” Tanya Mark ke Yena.

“A - aku tidak membawa senjata...”

“Ck, tidak berguna. Dasar sampah tim.” Sahut Changbin.

“Kau disini saja, jangan mengganggu rencana.” Ucap Arin.

“Rencana? Kita punya rencana??”

“Jangan biarkan death fish itu kesini, hanya itu. Jangan sampai ikan monster itu menemukan si bebek. Hei bodoh, cari tempat sembunyi!” Suruh Arin ke Yena.

Yena melangkah ke belakang, bersembunyi di balik pohon yang cukup besar dan meletakkan tas nya disana.

“Jangan percaya diri, aku hanya tidak mau tim ku kehilangan satu orang.” Lagi-lagi Arin mengucapkan kalimat itu.

“Hati-hati dan jangan gegabah. Lebih baik kita serang ikan sialan itu dengan diam-diam.” Suruh Mark.

Zlap!

(?)(?)(?)

(?)(?)(?)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[✓] 3 MISSIONWhere stories live. Discover now