Bagian 28 {Decision}

92 8 0
                                    

.

.

.

Realm, Ruang Pertemuan.

"Kita tidak bisa membiarkan ini terjadi tuan". Itu salah satu bawahan Archer.

Tepat setelah rencana mereka menjodohkan Lore dengan Ratu Fox mengalami kegagalan, Archer sering sekali mengadakan pertemuan. Mereka juga beberapa kali mengundang Lore untuk ikut dalam pertemuan, sayangnya Jack (asist Lore) selalu mengatakan bahwa Lore tidak tertarik untuk menghadiri pertemuan itu. Hingga hari ini lah puncak kemarahan mereka, karna semua yang telah mereka rencanakan jauh-jauh terancam gagal karena munculnya Eliza beberapa waktu lalu. Namun, bukan Archer jika tidak ada pikiran licik lainnya. 

"Apa yang dilakukan ratu binal itu sekarang ?" tanya Archer pada bawahannya.

"Dia menuntut janjinya pada kita, dan terus menerus memberikan ancaman akan membeberkan semua rencana kita pada Lore" 

"Argh. Wanita sialan itu" -Archer

Nampaknya, kali ini beberapa rencana yang dia susun tidak bisa lagi digunakan. 

"ini kesempatan terakhir kita, nampaknya kita harus benar benar melakukan rencana 'itu'. tidak ada waktu lagi. waktuku hampir tiba, jika aku tidak mendapatkan diamond itu maka seluruh usahaku akan sia-sia." -Archer

"Tapi tuan, jika kali ini gagal lagi, bukankah sama saja dengan kehancuran perkumpulan kita" -seseorang menimpali.

"Aku yakin kali ini akan berhasil" Keputusan final yang dibuat Archer pada pertemuan itu. 

"Kita lihat siapa yang pantas memimpin, Lorence" -batin Archer

.

.

Pilihan apa yang akhirnya dipilih Eliza ?! 

Air Laut yang tenang, cahaya rembulan, dan angin yang menerpa wajah keduanya itu kelak akan menjadi saksi kisah mana yang akhirnya mereka jalani. 

keheningan cukup lama antara keduanya, hingga akhirnya Lore membuka kembali percakapan, memecah keheningan. 

"Eliza, aku sebenarnya tidak yakin dengan apa yang kurasakan sekarang, ini hal baru untukku, sebelumnya aku tidak pernah merasakannya. Perasaan sedih ketika melihatmu sakit, perasaan tidak suka ketika melihatmu bersama laki-laki selain diriku, perasaan bahagia ketika melihatmu tertawa karnaku, perasaan sakit ketika membayangkan kau tidak ada disisiku. Eliza-" Lore menggantung kalimatnya, membuat Eliza menatapnya penuh harap. 

"apa Lore sedang menyatakan perasaannya padaku?" itulah yang Eliza pikirkan sekarang setelah mendengar semua penuturan polos Lore.

"El, jika ini perasaan cinta yang selalu manusia agung-agungkan itu, jika ini perasaan cinta yang sering kau sebut-sebut itu, maka aku akan dengan yakin mengatakan bahwa... Aku Mencintaimu Eliza. Aku tidak tau apa makhluk sepertiku pantas mengatakannya, tapi aku berharap tidak hanya aku yang merasakannya" -Lore. Selesai sudah pernyataan Cinta yang tiba-tiba itu. 

Awalnya Lore tidak berniat mengatakan semuanya, benar dia takut, entah mengapa perasaan takut tertolak juga muncul bersamaan ketika cinta itu semakin lama semakin besar. Entah apa vampir benar bisa merasakaannya, akupun tak tau. 

Eliza tidak mengatakan apapun. Dia hanya tidak menyangka pria yang juga dia cintai itu memiliki perasaan yang sama dengannya. Selama ini Eliza takut untuk berharap pada pria didepannya ini, tapi lihatlah malam ini, dia melihat sosok yang tidak berani dia harapkan lebih menyatakan perasaan padanya. 

/kisah yang menyenangkan untuk dibaca, iri sama mbak el/

Eliza berjalan mendekati Lore, mengikis jarak antara keduanya. udara dingin. Butuh pelukan sepertinya. Akhirnya Eliza hanya bisa memeluk Lore, perasaan bahagia yang membuncah membuatnya tidak bisa membuat kata-kata dengan baik. Eliza memeluknya begitu erat. Yang membuatnya sedikit aneh adalah, entah mengapa tubuhnya benar benar merasa hangat ketika ia memeluk Lore, padahal jika dipikirkan suhu badan Lore jauh lebih dingin dari suhu sekitar saat itu. kekutan bucin keknya. 

Lore ? tentu saja dia tidak paham arti pelukan itu. apa jawaban Eliza tidak berani dia terka. Lore hanya bisa membalas pelukan itu. cukup lama, atau lama sekali, sepertinya mereka terlalu nyaman untuk saling melepas pelukan itu. 

"baiklah, mari kita menikah Lorence" -bisik Eliza tepat ditelinga Lore. sebagai balasan Lore memeluknya semakin erat dan erat. 

.

.

Setelah kejadian debat panjang yang berakhir uwu itu, akhirnya mereka berdua kembali ke Villa. Semua orang masih menunggu disana. masih ada satu hal lagi yang perlu dibahas. Kejadian Eliza beberapa hari lalu.

"jadi Eliza, apakah kau sudah mau menceritakannya, apa yang terjadi denganmu waktu itu" -itu Jeff yang membuka suara. 

"APA YANG TERJADI PADA ELIZA SELAMA AKU TIDAK ADA, HAH ?!!!!" -Lore ngegas dong. seloww tuannnn. 

Eliza menggenggam tangan Lore menenangkan. dan benar saja, sentuhan Eliza seperti obat penenang bagi Lore. "aku bertemu kedua orang tuaku" jelas Eliza.

"?" -semua orang menatap Eliza membutuhkan penjelasan lebih. 

"Aku hanya sedang memikirkan Bundaku dan Liontin yang pernah ku ceritakan waktu itu, entah mengapa tiba-tiba kabut putih menyelimuti ruangan, dan tiba-tiba juga aku bisa berbicara lagi dengan bundaku, awalnya kupikir itu hanya halusinasiku karna terlalu banyak pikiran akhir-akhir ini. Anehnya Bunda menjawab pertanyaanku, dan dia juga memperkenalkan seseorang kepada ku. Ayahku. -----" Eliza menceritakan semua yang terjadi hari itu pada mereka. Lore terkadang berniat memukul orang satu satu karena tidak menceritakan hal sepenting itu padanya.

"ya begitulah, hingga akhinya aku melihat kalian berada dikamarku" -Eliza mengakhiri ceritanya. Reaksi semua orang ? tentu saja terkejud, apa lagi, semua terkejud termasuk Lore. 

"Eliza, apa kau benar benar manusia?" -Jeff spontan bertanya, yang langsung mendapat gebukan dikepala belakangnya.

"sepertinya aku 'masih' manusia" -Eliza

"sekarang, apakah liontin itu terlihat ?" -Cullen

"tidak, itu hilang lagi tepat setelah kedua orang tuaku hilang" 

"aku teringat sesuatu tentang liontin, sepertinya aku juga pernah melihatnya, entah itu liontin yang sama atau berbeda." -Jack yang menimpali kali ini. 

semua mata tertuju padanya. 

"saya pernah melihat Tuan Lorance  dan Mama Lorenza memberikannya pada Tuan kecil (Lore), sebelum mereka berdua tidur untuk selamanya" -jelas Jack

sekarang semua mata tertuju pada Lore. dipikir-pikir lagi sepertinya benar. Lore penah menerima sebuah liontin dari meniang mamanya. namun, sama seperti milik Eliza, ketika Lore mengenakan liontin itu, tiba-tiba saja hilang, seolah itu menyatu dalam tubuhnya. Lore tidak pernah ambil pusing soal itu, dia selalu berpikir mungkin saja itu semacam jimat yang kedua orang tuanya berikan padanya. 

"ya.. Kurasa Jack benar, aku pernah menerimanya tapi itu sekarang tidak ada, entahlah itu juga menghilang ketika aku mengenakannya" 

semua orang memikirkan hal yang sama. Bisa jadi itu adalah liontin yang sama. Liontin apa itu sebenarnya ? 

"mungkinkah yang Ayah maksud untuk menemukan pasnagan liontin itu, milik Lore ?" -Eliza menatap semua orang. Bisa jadi, atau mungkin bukan. 

Tidak ada yang membuka suara setelahnya, semuanya sibuk dengan pikiran masing-masing. namun tidak ada yang tau bahwa semua yang sedang mereka pikirkan sekarang, ujung dari semua pemikiran itu adalah hal yang sama. Sepertinya mereka melupakan masalah utama mereka, karena mereka terlalu fokus pada perlindungan Eliza. 

"Eliza, jika aku boleh bertanya, siapa nama kedua orang tuamu?" -Cullen yang bertanya

"Azalia dan Elios" 

jawaban Eliza berhasil membuat benda yang sedang Cullen pegang terjatuh, membuat semua orang mengalihkan fokus padanya. 

Cullen bergegas berdiri. Tiba-tiba saja dia beranjak dan membuka portal. tentu semua orang terkejud, apa yang Cullen akan lakukan, siapa Azalia dan Elios hingga membuat Cullen terkejut ? 

"kemana kau?" -Lore

"Aku akan kembali ke Realm, aku harus memastikan sesuatu, kalian tetaplah disini, aku akan segara kembali" tepat setelah mengatakan itu, Cullen melompat dalam portal, tambah lagi teka teki mereka.

To Be Continue

Vampire DiamondOù les histoires vivent. Découvrez maintenant