EMPAT PULUH LIMA

367K 52.1K 33.1K
                                    

Yang Baca Cerita Ini Wajib Follow Instagram :

@areksa.drgntr
@queenilona_ladeika
@gang_diamnd
@wp.martabakkolor
@iiiitaaaa_12

7k vote + 10k komen untuk next!

Komen tiap paragraf, ya! 😍

ABSEN DULU! DI JAM BERAPA KALIAN BACA CHAPTER INI?

*****


*****

"Sejak kapan?"

Pertanyaan itu keluar dari mulut Samuel. Cowok itu duduk bersebelahan dengan Areksa di rooftop sekolahan. Asap rokok milik Samuel itu mengebul ke udara.

"Udah lama," balas Areksa jujur.

"Lo kalau nggak bisa jagain dia, ngomong sama gue. Ilona masih punya banyak temen yang bisa ngerawat dia," kata Samuel sedikit emosi.

"Maafin gue, El. Gue gagal jagain dia." Areksa menundukkan kepalanya dalam. Rambut hitam cowok itu terlihat berantakan karena terpauan angin.

"Kenapa nggak pernah bilang kalau Ilona sering nyakitin diri sendiri? Kalau ada apa-apa langsung bilang, Sa."

"Gue udah janji sama dia buat nggak bilang ke siapa-siapa. Termasuk Diamond sekali pun." Areksa menyenderkan tubuhnya di sandaran sofa yang telah usang. Kedua matanya menerawang jauh ke depan.

"Sekarang, perasaan lo gimana?" tanya Samuel pada sahabatnya itu.

"Gue cuma capek." Areksa meraup wajahnya kasar. "Gue nggak peduli kalau kalian mau marah sama gue. Kalau mau hajar gue rame-rame, silakan. Gue nggak ngelarang."

Samuel membuang putung rokoknya kemudian menginjaknya hingga apinya padam.

"Gue nggak tau kelanjutan hubungan kalian bakalan kayak gimana. Gue cuma mau ingetin lo. Jangan sekali-kali buat Ilona nangis lagi." Samuel bangkit dari duduknya. Ia menepuk pundak sahabatnya itu pelan.

"Gue paham lo butuh istirahat. Ilona emang egois, tapi dia butuh lo buat lewatin semua masalahnya." Samuel mengulas senyuman tipis. "Lo laki, jangan nyerah cuma karena masalah kayak gini."

Setelah mengatakan itu, Samuel pun melenggang pergi dari sana. Meninggalkan Areksa dengan berbagai macam hal yang berkecamuk di dalam pikirannya.

****

"Semoga berhasil, ya, Na. Hati-hati," ujar Alana. Gadis itu tersenyum hangat ke arah Ilona. Orang tua mereka sedang pergi, membuat kedua gadis itu bisa melancarkan aksi mereka.

Ilona mengacungkan dua jempolnya. Gadis itu sudah bersiap untuk pergi dari rumah. "Doain gue." Senyumnya mengembang lebar hingga memperlihatkan gigi-giginya yang berjajar rapi.

Ilona naik ke atas motornya. Setelah memakai helm di kepalanya, ia pun mulai menyalakan mesin motornya itu.

"Areksa beneran nggak ada di rumah, ya?" tanya Alana untuk memastikan.

"Gue udah tanya ke Tante Clarissa sama Om Arseno. Kata mereka, Areksa pergi keluar," balas Ilona.

Hari ini adalah hari di mana hubungannya dengan Areksa resmi sebulan. Ilona berniat merayakannya kecil-kecilan di sebuah restoran. Karena Areksa tidak ada di rumah, Ilona pun mengirim pesan kepada cowok itu untuk bertemu dengannya di restoran itu.

Meskipun sampai sekarang Areksa belum membaca pesannya, tapi Ilona tetap nekad. Ia yakin cowok itu akan datang nantinya. Ilona menggunakan ponsel dan nomor milik Alana untuk menghubungi cowok itu.

AREKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang