Part 19

36.9K 4.8K 1.5K
                                    

Jaehyun berjalan menjauh dari ruang meeting setelah mengatakan jika ia sudah menyiapkan supir untuk Taeyong, jadi lelaki cantik itu tidak perlu pulang dengan bus. 


Sebenarnya Jaehyun tidak mau berkata seperti tadi pada Taeyong, namun tiba-tiba saja kalimat itu yang keluar dari bibirnya, ia juga tidak tau, itu semua di luar kendalinya. Jaehyun hanya berharap jika semua kalimat yang ia katakan pada Taeyong tidak menyakiti lelaki cantik itu. 


Jaehyun memencet tombol lift dan menunggu pintu lift terbuka, ketika pintu tersebut terbuka ia pun melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kotak itu. Namun tiba-tiba seseorang menarik tangannya dan langsung saja memeluknya. 


Ya itu Taeyong. 


Lelaki tampan itu sempat tersentak karena Taeyong yang tiba-tiba menariknya dan memeluk tubuhnya dengan sangat erat. Tanpa intruksi tangan Jaehyun pun melingkari tubuh Taeyong yang sedang memeluknya. 


"Ada apa hm? Kau tidak mau pulang?" Tanya Jaehyun. 



Tidak ada jawaban berarti dari bibir Taeyong, Jaehyun hanya merasakan jika Taeyong mengeratkan pelukan mereka. Dengan begitu Jaehyun membiarkan Taeyong memeluknya tanpa sepatah kata. 



Lelaki Jung menepuk pelan punggung Taeyong ketika mendengar sesunggukan kecil dari Taeyong. "Taeyong kau baik-baik saja? Kenapa kau menangis?" 


Tanpa melepaskan dekapannya dari Jaehyun, lelaki cantik itu mendongak untuk menatap Jaehyun yang juga sedang menatapnya. "Hiks, jangan seperti ini." Rengek Taeyong. 


"Seperti apa?" 


"Jangan dingin padaku, jangan menjauhiku Jaehyun huwaa." Tangis Taeyong kembali pecah setelah mengatakan kalimat itu pada Jaehyun. 



Dengan begitu Jaehyun kembali mendekap Taeyong, tangannya mengelus kepala serta punggung Taeyong dengan lembut. "Sstt jangan menangis." 


"Hiks, jangan seperti ini Jaehyun. Maafkan aku, maafkan aku." 



Dengan perlahan Jaehyun mencoba melepaskan pelukan keduanya, tangannya naik untuk menangkup wajah Taeyong yang sembab dengan sisa air mata di pelupuk mata serta pipi si cantik. "Jangan menangis, tidak perlu meminta maaf, mungkin aku yang sudah keterlaluan." 


Taeyong menggelengkan kepalanya, air matanya hampir jatuh kembali jika saja Jaehyun tidak menghapusnya dengan cepat menggunakan ibu jarinya. "Tidak perlu menangis Taeyong."


"T-tapi kau menjauhiku, aku tidak suka." Seru Taeyong dengan suaranya yg bergetar. 


Jaehyun mengelus pipi Taeyong dengan lembut. "Lalu sekarang kau maunya bagaimana? Katakan padaku." 


Si cantik meraih tangan Jaehyun yang berada di pipinya lalu menggenggamnya dengan erat. "Seperti biasa saja, seperti yang kemarin-kemarin. Jangan menjauhiku Jaehyun." Pinta Taeyong, karena sungguh rasanya sangat berbeda ketika Jaehyun mengganggunya dan ketika Jaehyun membiarkannya. 


"Lalu jika seperti itu, apakah aku bisa mendapatkan perhatian serta hatimu?" Tanya Jaehyun. "Aku tidak pernah peduli tentang nominal uang yang sudah aku habiskan untukmu, tapi bisakah sedikit saja kau memberikan perhatianmu padaku?" 


"Jae.."


"Believe me, I love you from my heart, not about anything else." Putus Jaehyun sebelum Taeyong menyelesaikan ucapannya. "Can you believe it?"


Taeyong menatap Jaehyun tepat di netra coklat milik lelaki tampan itu, jauh di balik tatapan matanya Taeyong bisa melihat betapa seriusnya Jaehyun dengan segala ucapannya. Namun Taeyong tidak tau dengan perasaannya, ia juga masih bingung dan kurang paham dengan perasaannya. 


Mettled {Jaeyong}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang