Part 38

16.3K 2.1K 364
                                    

Beberapa hari yang lalu Taeyong dan Jaehyun pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kandungannya dan menentukan tanggal untuk lahirnya adik bayi. Pada akhirnya mereka memutuskan sekitar tujuh belas hari lagi dari sekarang, dan itu sangat membuat Taeyong tidak sabar. 


Ia dan anak-anak serta suaminya juga sudah menyiapkan kamar bahkan playing room untuk adik bayi, Jeno dan Mark sangat bersemangat untuk menyambut lahirnya si kecil yang masih berada di kandungan Taeyong. 


Karena perut Taeyong yang sudah membesar, jadilah ia tidak di biarkan membantu untuk mengurus dekorasi kamar si bayi ataupun playing roomnya. Jaehyun bilang biar itu urusannya, Jeno dan juga Mark. 


Taeyong hanya mengiyakan saja, ia percaya jika suami dan anak-anaknya tidak membuat kamar si kecil macam-macam. Ya Taeyong takut saja nanti kamar adik Jeno akan berubah menjadi kamar penuh semangka? Atau kamar penh dekorasi anjing? Memikirkannya saja sudah membuat Taeyong pening. 



Dan hari ini adalah hari terakhir Mark melaksanakan ujian kelulusannya, anak sulung keluarga Jung itu meminta izin pada Taeyong untuk pulang telat karena ia akan mengajak Haechan jalan-jalan. Ya selama ujian ia dan Haechan hanya bertemu di layar ponsel karena Mark memang harus fokus untuk kelulusannya terlebih dahulu. 


Masalah Yoona dan Siwon, kemarin Jaehyun sudah menghubungi kedua orangtuanya itu dan mereka bilang akan ke Korea sebisa mereka, karena bisnis Siwon di Amerika mengalami sedikit kesalahan, jadi setelah semuanya normal mereka akan ke Korea. 



Kini Taeyong sedang duduk di ruang tengah dengan satu piring kecil di tangannya berisi puding, Jaehyun dan Jeno sedang berada di playing room untuk menyelesaikan semua barang yang berada di sana, dan setelah itu mereka akan mengajak Taeyong untuk melihat kamar adik bayi dan playing room yang sudah mereka urus sekuat tenaga. 


"Mommy~" Panggil Jeno, ia mendekat ke arah Taeyong lalu duduk di samping Taeyong. 


Taeyong hanya tersenyum. "Sudah? Mommy sudah bisa lihat belum?" Tanyanya, ya ia juga penasaran dengan kamar dan playing room anak bungsunya itu, bagaimana bisa mereka merahasiakan semuanya dari Taeyong?



Jeno terkekeh pelan, tangannya terulur untuk mengelus perut besar Taeyong. "Belum Mom, sebentar lagi ya, Daddy sedang memperbaiki sesuatu di playing room adik bayi jadi Jeno di suruh menemani Mommy." 


Taeyong mengerutkan hidungnya kesal. "Lama sekali sih." Dengusnya, lalu ia kembali memfokuskan diri dengan tayangan televisi di depannya dan puding di tangannya. 


Anak kedua keluarga Jung itu hanya tertawa kecil dan tetap mengelus perut Taeyong, entahlah ia sangat senang mengelus perut ibunya itu. "Mom, jadi nama adik bayinya yang benar siapa?" Tanya Jeno, ya karena mereka masih terus bertengkar masalah nama untuk si bungsu. 


"Kan Mommy sudah pernah bilang kalau namanya David." 


Bibir Jeno sedikit mencebik. "Kenapa belum berubah pikiran Mom? Padahal Beomgyu bagus, pilihan Jeno." 



"Sayang." Jaehyun berjalan mendekat ke arah Taeyong dan Jeno lalu duduk di samping istrinya. 


"Sudah?" Jaehyun mengangguk. "Jadi aku sudah bisa lihat?" 


"Tentu saja, tapi habiskan makananmu dulu." Ia mencium pipi Taeyong dengan gemas. 


"Jika sudah berdua Jeno di lupakan huu." Cibirnya. 


Taeyong dan Jaehyun tertawa kecil lalu menatap Jeno yang memasang wajah datar. "Jangan merajuk Jeno, kau akan memiliki adik." Ledek Jaehyun. 


The Love of Mine (Jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang