Bagian 8 - MAS JUKI KETEMU JODOH .part 2

36 25 2
                                    

-o0o-

"Sudah berapa kali bapak bilang, tawuran atau sejenisnya tidak boleh di lakukan di area sekolah, pakai identitas sekolah apalagi sampai luka-luka seperti ini. Juki! Bubarkan geng kamu!" aku berdecak, "Geng saya tujuannya baik pak, geng anak sekolah sono aja yang suka ngajakin tawuran." Ucapku membela diri, kemudian di benarkan oleh temanku yang lainnya.

Ya, kami berakhir memar di sekujur tubuh kami dan seragam yang sedikit kotor tentunya. Wakasek berkumis panjang itu masih memandang kami sekitar 17 orang berjejer di lantai. Kami ketahuan setelah anak-anak geng Ardores itu melempar batu dan mengenai kaca.

Mereka kabur, sementara kami di seret ke ruangan kepala sekolah, berhubung bapak kepala sekolah sedang rapat, sesi ceramah ini di gantikan oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yang terkenal dengan kumis panjang serta suara cemprengnya, pak Mahmud namanya.

"Cukup! Besok kalau ada tawuran-tawuran lagi, bapak akan keluarkan kalian dari sekolah. Hari ini bapak akan hubungi orang tua dan wali kalian, besok beritahu mereka untuk ke sekolah. Dan untuk kalian bapak skors 3 hari mulai besok. Sudah, ke UKS dulu sana obati luka-luka kalian."

"Lah pak, besok kan emang libur." Sahut Farel, kemudian pak Mahmud mendelik.

"Ya-ya bener juga sih. Mulai senin kalian di skors, TIGA HARI!" ucapnya menekan dua kata terakhir.

"Iya pak gausah di kerasin, kita juga ga budek." Sahut Mada lagi membuat wajah pak Mahmud geram.

"Ya sudah, senin orang tua kalian suruh datang ke sekolah. Sana ke UKS."

Aku menuju ke UKS sesuai perintah pak Mahmud, lagi pula aku memang harus dapat pengobatan lebih lanjut, memar di kedua pipiku serta luka di tanganku terasa sangat nyeri dan perih. Soal pemanggilan orang tua dan wali besok mungkin seperti biasa, mas Juna atau mas Agus yang akan datang. Untungnya mas Juna penyabar tapi ia sudah sering memperingati ku, kalau mas Agus cenderung diam dan akan memarahiku sampai di rumah.

Aku masuk ke UKS dan duduk di salah satu kursi disana sambil melipat lengan bajuku ke atas. Luka di tanganku cukup parah dan terasa cukup perih.

"Sebenarnya apa sih alasan geng Ardores itu mukulin kita? Aneh banget mereka tiba-tiba dateng terus si Fery langsung mukul Juki." Tanya Yudis, anggota Relosca yang masih kelas 10.

"Kayaknya sih masih masalah balapan yang kemarin, iri mereka sama si moniz."

"AHAHAHA CEMEN" tawa Jalu menggelegar setelah mendengar penuturan Gian.

"Kalah saing." Ucapku menjawab, lalu mereka ikut tertawa. Anggap saja kalau Ardores itu musuh bebuyutan kami dari semenjak dulu.

"Ngomong-ngomong, anak-anak PMR pada kemana sih? Padahal ini kita sekarat." Tak lama setelah itu terdengar suara beberapa gadis di ambang pintu UKS, pasti anak-anak PMR yang sedang piket hari ini. Mereka masuk ke dalam dan betapa terkejutnya mereka melihat 17 manusia penuh luka memar.

"Kalian pada kenapa?" tanya salah satu gadis berambut pendek melihat kami kebingungan.

"Habis tawuran. Pak Mahmud nyuruh kita kemari, tapi gaada yang jaga." Mereka kemudian mengambil beberapa kapas dan obat merah di lemari dan menangani kami satu-persatu. Jumlah mereka kalah banyak, jadi mereka bergiliran mengobati kami.

Aku masih memikirkan soal anak-anak geng Ardores itu, bisa-bisa nya tanpa sebab yang pasti mereka datang dan memukuli kami habis-habisan. Di pertengkaran puncak sebelum kami di pergoki pak Mahmud, aku menendang wajahnya sampai ia mudur kebelakang sangat jauh, lalu ia terjatuh dan berlari meninggalkan kami.

Ditengah pikiranku yang kacau, tiba-tiba saja tanganku di tarik paksa dan luka ku terasa perih sekali, "Sakit anjir." Ucapku pada gadis berambut ikal itu.

[FFS;1] Aluna | BTS (end)Tempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang