58. Saling memaafkan

102 10 0
                                    

Hubungan yang bertahan lama bukan hanya soal cinta yang tak pernah memudar, Tapi juga tentang dua orang yang mengecilkan ego mereka, untuk saling meminta maaf dan memaafkan.

-Author

***

TIDAK butuh waktu lama untuk sampai dirumah Altair. Saat ini Naura sudah berdiri tepat didepan pintu rumah Altair, setelah diperbolehkan masuk oleh satpam yang berjaga dirumah Altair. Ia menarik nafas panjang dan menghembuskan nya pelan. Agar ia lebih tenang dan juga rileks.

"Tenang Naura, semua akan baik-baik aja." Kata Naura, menyemangati dirinya sendiri.

Naura memencet bel rumah Altair beberapa kali, sampai akhirnya pintu dibuka oleh pembantu dirumah Altair.

"Eh..Neng Naura, ada apa neng?" Tanya Bi Sumi, pembantu rumah Altair.

Bi Sumi adalah orang Sunda jadi memanggil Naura dengan sebutan Neng, karena jika dipanggil Non Naura tidak mau.

Bi Sumi juga sudah mengenal Naura, walaupun Naura baru sekali datang kerumah Altair. Tapi, Altair sudah mengenalkan Naura sebagai kekasih nya bukan hanya pada kedua orang tua nya saja, Tapi kepada seluruh penghuni rumah. Termasuk pembantunya.

Naura tersenyum pada Bi Sumi "Altair nya ada Bi?" Tanya Naura

"Ada Neng didalem, silakan masuk" Bi Sumi mempersilahkan Naura untuk masuk kedalam

"Makasih Bi"

Naura melangkah masuk kedalam rumah Altair, ini kedua kali nya Naura datang. Tapi jika kemarin Naura datang bersama Altair, kali ini ia datang sendiri dan sangat terasa perbedaan nya. Apa lagi Naura masih begitu canggung.

"Silakan duduk Neng, Saya panggil den Altair nya dulu ya" Ucap Bi Sumi yang diangguki oleh Naura

Setelah dipersilahkan, Naura duduk diruang tamu rumah Altair, Tapi baru saja bi Sumi ingin memanggil Altair, Rani (Mami Altair) sudah lebih dulu muncul dari arah tangga, dan menghampiri Naura.

"Loh ada Naura" Ucap Rani

Naura yang melihat itu langsung berdiri dan menyalimi tangan Rani.

"Tumben kesini ada apa?" Tanya Rani

"Ini Bu, Neng Naura nyari den Altair" Bukan Naura yang menjawab tapi Bi Sumi

"Yaudah Bibi kebelakang lagi aja, Nanti biar saya yang panggil Altair." Ucap Rani yang diangguki Bi Sumi

"Baik Bu" Bi Sumi melangkah pergi meninggalkan kedua nya

"Maaf ya Tante aku kesini mendadak, ga bilang-bilang dulu." Ucap Naura tidak enak

Rani mendudukan dirinya disofa, diikuti Naura yang duduk tepat di sofa yang berada disamping Rani. "Ga papa Naura, memang ada apa kamu nyari Altair?"

"Altair tadi ga masuk sekolah, Aku takut dia kenapa-kenapa, makanya aku kesini."

Rani tersenyum mendengar ucapan Naura, terlihat begitu jelas kalau Naura mengkhawatirkan Altair.

"Altair emang ga masuk hari ini, karena tangan nya masih sakit" Ujar Rani, membuat Naura menyerit bingung.

"Emang tangan Altair kenapa Tante?"

"Kamu ga tau kalo Altair habis berentem?" Tanya Rani

"Aku tahu Tante, cuma kalo soal tangan Altair yang luka aku ga tau" Jawab Naura

"Altair berantem sama temen nya, dia memukul kaca toilet sampai pecah. Jadi tangan nya luka" Naura tidak bisa menyembunyikan keterkejutan nya mendengar itu, Naura memang tahu Altair bertengkar dengan Rico. Tapi perihal Altair yang memukul kaca toilet Naura benar-benar tidak tahu.

NaurAltair (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang