30

144 14 0
                                    


Maaf ya kalau berantakan huhu


Hpyrdng ;)
.
.

______________________________________☆

Siang-siang  yg biasanya Jihan pake buat tidur, sekarang dia gak bisa tidur, lantaran pacarnya menelfon  secara terus menerus. 


Una yg kebetulan lagi di kamar juga, mendengus kesal karena kegiatannya, yakni sedang membaca novel jadi terganggu karena deringan telfon dari ponsel Jihan.

"Han, angkat aja si napa" dengus nya sambil  melirik ke ponsel Jihan yg terletak di kasur.

Jihan dengan tak minat nya dia menggeser tombol hijau. Ponsel nya masih dikasur, dia aktifin speaker nya. Bodo amat kalo yg lain denger percakapan mereka.


Setelah terangkat, keduanya sama-sama hening. Sampai suara disebrang sana terdengar grusak-grusuk.

"Jihan?" Panggilnya  ketika dia udah menemukan tempat yg nyaman buat dia telfonan sama Jihan.


Jihan hanya diem, tak berminat untuk menjawab. Una yg liat itu, dia menatap Jihan sambil mengangkat kedua alisnya lalu ia melirik ke ponsel Jihan yg masih terletak di kasur.

Jihan hanya menggeleng lemas, lalu dia menggerakkan  bibirnya  tanpa bersuara, "gue cape"

Una diam, memikirkan ada masalah apa Jihan sama Pacarnya?, tumbenan banget lho ini. Biasanya juga kalo si Ucup nelfon dia, Jihan pasti  antusias banget buat ngangkat telponnya,  bahkan dia gak pernah absen buat kabarin ke pacarnya itu. 

Una mengalihkan pandangannya ketika Jihan beranjak dari kasurnya, dengan lemas jihan berjalan keluar kamar, meninggalkan ponselnya yg masih menyambung telfonnya.

"Jihan" panggil Una, tapi telat. Jihannya udah keburu nutup pintu duluan.

"Jihan? Ay?... kamu masih disana kan?" Pandangan Una beralih ke Ponsel Jihan, dia jadi bingung. Mau dibawa ke jihan, tapi jihannya kayak gak mood gitu. Tapi kalo didiemin, kasian dia rasanya. Kalo mau bales pun, dia kayaknya gak berhak buat soal itu.

Akhirnya una memilih diam, kembali membaca novel yg sempat ke-tunda tadi. Ahh jadi lupa, dia baca sampai mana.

"Ay? Oke.. sekarang aku minta maaf ya? Maaffin aku ay, aku gak bermaksud gitu, sumpah. Maaf"  ucap Rama, terdengar nada menyesal disana.

"Jihan? Kamu dengerin aku kan?.. pliss jihan, aku minta maaf. Aku gak bermaksud gitu, a-aku hari itu.. emosi ku lagi gak stabil aja Ji." Ujarnya terlihat suara nya   agak serak, habis nangis atau mau nangis nih cowo?


Mata Una masih tertuju pada novelnya, tapi dia fokus ke ponsel Jihan melalui telinga nya. Mendengarkan ucapan menyesal dari Rama alias pacar Jihan itu.

Mata Una membelak kaget, dia menoleh ke ponsel Jihan lagi, ketika Rama mengucap kan kalimat yg bikin dia sedih. Dia masih menimang-nimang, apa dia mau bawa ponselnya ke Jihan atau masih tetap diem.

"Kamu masih marah ya? Sampai gak nge jawab gini. Yaudah aku tutup telefonnya ya? Sekali lagi aku menyesal, aku minta maaf Jiji. Semoga kamu bisa maafin ak--"

Bestie✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang