Part 39

18K 2.1K 250
                                    

"Sudah?" Tanya Haechan pada dua temannya yang sedang mencari tas. 


Oh sungguh, ia sudah tidak sabar bertemu dengan Mark namun dua temannya ini masih sibuk mencari tas dan belum juga selesai. 



Jaemin menoleh lalu terkekeh pelan. "Sebentar lagi Chan, lebih baik kau duduk dulu." Ujarnya, ya karena sedari tadi anak bungsu keluarga Seo itu berdiri memperhatikannya dan Renjun. 



Memutar bola mata malas Haechan pun berjalan menjauh dari keduanya lalu duduk di kursi yang di sediakan. Hampir satu minggu ia dan Mark hanya bertemu dari balik layar ponsel karena Mark yang harus memfokuskan dirinya pada ujian kelulusan. Dan hari ini ia dan Mark akan bertemu, oh ia sudah tidak sabar dengan hari ini. 


Tak lama Jaemin dan Renjun menghampiri Haechan dengan tas yang sudah mereka beli. "Ayo, tidak sabar sekali sih." Sungut Renjun. 


Haechan menatap Renjun malas. "Ya! Kalian janji sehabis dari toko baju langsung pulang. Namun kalian malah mampir di toko tas." Dengusnya kesal. 


Melihat Haechan seperti itu Jaemin pun tertawa lalu merangkul bahu temannya itu. "Haha, sudah ih jangan merajuk. Kau kan akan bertemu dengan Mark Hyung jadi jangan emosi, tidak baik." Kekehnya. 



Mereka bertiga pun berjalan keluar dari toko tas tersebut menuju basement. "Siapa membawa mobil?" Tanya Haechan bingung. 


Ya karena tadi ia berangkat dari rumahnya sendiri, sementara Jaemin bersama Renjun. "Aku yang bawa." Jawab Jaemin. 


"Memangnya kau sudah di bolehkan membawa mobil?" Tanya Haechan bingung. Ya Jeno saja masih belum di bolehkan membawa mobil oleh orangtuanya, masa Jaemin sudah.



Sampai di basement Jaemin mengeluarkan kunci mobilnya. "Boleh saja asal tidak ketahuan Appa." Balas Jaemin santai. Ya kalau ia meminta izin pada Winwin pasti di bolehkan, berbeda jika ia meminta izin pada Yuta. Akan panjang masalahnya. 


"Bagaimana jika Appa mu tau?" Tanya Renjun tiba-tiba. 


Jaemin membuka mobilnya dan meletakkan barang belanjaannya di bagasi. "Aku tinggal melakukan aegyo dan semuanya selesai." Balasnya dengan senyum di wajah manisnya. 



Ketiganya pun masuk ke dalam mobil lalu Jaemin langsung melajukan mobilnya keluar dari area pusat perbelanjaan. "Kau mau aku antar sampai cafe?" Tanya Jaemin pada Haechan. 



"Tidak perlu, nanti kalian mengganguku kalau mengantar sampai cafe, sampai sebelum penyebrangan ke cafe saja." Balas Haechan. Ia pun meraih ponselnya lalu mengirimkan pesan pada Mark bahwa ia akan berangkat. 



Jaemin pun mengangguk lalu melajukan mobilnya dengan sedikit santai, ya kata Winwin ia harus tetap mematuhi aturan lalu lintas dan tidak boleh ngebut. 



Tak sampai dua puluh menit mobil Jaemin berhenti di persimpangan jalan. Dengan begitu Haechan pun keluar dari mobil Jaemin. "Terimakasih atas tumpangannya, aku berkencan dulu ya." Ia melambaikan tangannya sombong. 


"Jangan sampai habis ini kau di putuskan oleh Mark Hyung Chan." Ledek Renjun kesal, apa Haechan tidak tau jika ia juga menginginkan berkencan? Ya sayangnya tidak bisa karena kekasihnya tidak berada di Korea.



Haechan mendengus lalu mengetuk kaca mobil Jaemin. "Bilang saja kau iri kan? Huuu." Soraknya. 


Jaemin hanya menggelengkan kepalanya. "Sudah sana, nanti Mark Hyung menunggu lama." Titahnya. 


Anak bungsu keluarga Seo itu pun mengangguk lalu berjalan menjauh dari mobil Jaemin untuk menuju cafe yang Mark sudah kirimkan alamat sebelumnya. 



The Love of Mine (Jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang