Chapter 11: War Between Two Kind

6K 979 94
                                    

(Name) pernah terluka sebelumnya. Tapi ini terasa amat menyakitkan. Mata panah yang tajam sekali itu menghantam lapisan kulitnya. Terima kasih untuk gravitasi, benda itu kini terasa seperti sedang mencongkel paksa dagingnya.

Tak ada hal selain rintihan keras yang lolos dari bibir (name).

Sukuna terlalu larut dalam suasana hingga terlambat bereaksi. Ia dengan cepat menangkap tubuh istrinya yang hendak tersungkur ke tanah. Lantas angkara murka tertahan merayap wajahnya.

"S-Sukuna-san...---ukh!!"

"Shh..." entitas bertangan empat itu tak bisa memikirkan cara lain untuk menolong (name) selain menarik paksa senjata yang dilepas dari busur seseorang tersebut. Yang pada akhirnya mengundang jeritan keras (name).

Darah mengalir seakan terburu-buru---ingin membuat sang empunya badan kehabisan darah. Belum lagi ia sempat mengaktifkan teknik pembaliknya, sesuatu disebalik bayangan merangkak keluar. Auranya begitu pekat, hingga Sukuna tak menyadari sekitarnya.

Sembilan ekor menyeruak lebat. Sepasang mata merah menyala diantara kegelapan hutan seiring rembulan sabit naik ke angkasa. Berjalan dengan empat kakinya, muncullah makhluk sebesar kuda---namun itu bukan kuda.

Kyuubi no Kitsune.

"Setsuna? Apa yang---"

Sekali lagi, tak ada waktu untuk mempertanyakan apapun. Setsuna dalam wujud absolut rubah ekor sembilannya menerkam Sukuna tanpa alasan. Cakarnya yang setipis silet itu mencabik daging entitas raja kutukan tersebut.

Uraume muncul secepat angin, bahkan reaksinya lebih kilat daripada guntur. Es kutukannya merayap bagai kelabang gila. Lurus menuju Setsuna. Tapi sayang, sebelum Uraume sadar---bahkan sebelum teknik kutukannya mencapai rubah ekor sembilan---ia sudah tercincang.

"Apa yang kau lakukan rubah?!!" Raung Sukuna murka. Istrinya terlihat kehilangan kesadaran. Karena tak ada respon apapun.

Rubah tersebut tak menjawab. Bibirnya tertekuk---yang Sukuna asumsikan sebagai seringai licik.

Entitas bertangan empat itu ditelan kemarahan. Teknik kutukannya aktif ketika ia mendesis bak ular. Dari tangannya keluar kelebat api jingga kemerahan. Lantas membentuk seperti panah api.

Dia berniat membunuh Setsuna.

"Ini menarik..." akhirnya rubah itu angkat bicara. Bibirnya nyaris tak bergerak ketika berkata-kata. "Kupikir teknikmu itu adalah tebasan."

Sukuna menatap tajam Setsuna. Tatapan yang mampu membuat siapapun akan tewas ketakutan. Dingin dan mematikan. Andai Setsuna adalah manusia, ini mungkin jadi hal terakhir yang ia lihat. Meski demikian, rubah itu bahkan tak bergeming.

Memang pantas disebut sebagai dua entitas terkuat pada masanya.

Setsuna dikenal sebagai ratu dari para roh kutukan, karena dirinya adalah juurei dengan otoritas tinggi. Nyaris mencapai surgawi. Kyuubi no Kitsune mewakili angka sembilan---yang mana merupakan angka sebelum sepuluh. Angka kedewaan.

Sementara Sukuna, raja dari para kutukan. Diantara semua noroi, dia-lah yang memiliki kemungkinan tak terbatas. Teknik kutukannya lebih dari satu. Esensi sejati Jujutsu ada didalam kepala Sukuna.

Dan dua individu itu hebat tengah bertarung.

Uraume butuh waktu untuk memulihkan tubuhnya. Ia dicabik habis oleh kuku-kuku tajam Setsuna. (Name) pula terbukur kaku---darah menodai Yukatanya, dan juga tanah. Sukuna tak bisa mengalihkan fokusnya sama sekali dari Setsuna.

夢と葉桜---Dreams and Faded Sakura (Ryomen Sukuna x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang