Love Drunk

316 22 2
                                    

Author POV

Tok...tok...tok

Diana mengetuk pintu kamar Niall. Sebelah tangannya memegang piring kecil berisi 3 buah cupcake dengan warna berbeda. Senyumnya mengembang saat melihat Niall berdiri di hadapannya.

"Hi, Niall!" Sapa Diana. Imut sekali.

"Hi, Di." Niall balas tersenyum.

"Lihat, Aku membuat cupcake, kau mau mencoba?" Tawarnya.

"Wow, sure." Diana memberikan piring kecilnya pada Niall. Niall menerimanya dengan mata berbinar dan mempersilahkan Diana masuk ke kamarnya.

Niall menutup pintu kamarnya setengah terbuka dan duduk di sofa di dalam kamarnya di ikuti Diana.

"Ni," Diana memanggil Niall yang sedang menggigit cupcakenya. Gadis itu tertawa kecil melihat bibir dan hidung Niall terdapat whip cream dari topping cupcake nya. "Bersihkan wajahmu." Diana memberikan tissue yang terdapat di meja pada Niall.

"Thanks." Niall terawa juga lalu membersihkan wajahnya.

"Ni," panggilnya lagi. "Kemarin aku bertemu Shiella." Ucapnya. Niall sontak mengalihkan pandangan sepenuhnya pada Diana.

"Bagaimana kabar gadis manis itu?" Niall terlihat sangat penasaran hingga membuat Diana menggunakan kejahilannya.

"Ummm, are you curious?" Goda Diana. Seletika itu juga pipi Niall memerah. Manis sekali. "She's good." Jawab Diana.

"Dimana kau bertemu dengannya?" Tanya Niall menggigit cupcakenya lagi.

Diana diam beberapa detik. "Di...starbucks." Jawab Diana. "Ceritanya aku terjatuh karena menabraknya dan terpeleset salju yang licin--"

"Tapi kau tak apa apa?" Niall bertanya dengan wajah khawatir.

"Aku tak apa apa." Diana tersenyum. "Kau mau di lanjutkan atau tidak?" Niall dengan sigap mengangguk dan memasang wajah seriusnya.

"Aku menabraknya dan dia membantuku berdiri. Wajahku saat itu memerah karena kedinginan, Shiella membawaku ke rumahnya. Membuatkanku coklat panas, menyelimutiku dengan selimut hangat, meminjmkan baju terbaiknya untuk kupakai." Diana berhenti sebentar untuk melihat ekspresi Niall. Gadis itu tersenyum dan melanjutkan.

"Dia tinggal sendiri di London. Orangtua dan adiknya tinggal di Manchaster. Tadinya dia berkuliah di sini, tapi mengambil cuti karena harus bekerja untuk membayar biaya kuliahnya." Diana berhenti lagi. Ekspresi wajah Niall sungguh tak bisa di baca. Laki laki blonde itu hanya tersenyum tipis mendengarkan.

"Lalu apa lagi?"

"Dia baik sekali padaku. Dan kau tau? Dia mengidolakan kalian." Ucap Diana. Senyum Niall mengembang.

"Siapa band member favoritenya?" Tanya Niall penuh harap.

"Ummm..." Diana mengangkat bahu membuat Niall sedikit kecewa.

"Bagaimana kalau kau sendiri yang bertanya?" Usul Diana.

***
"Hai, kau daritadi di dalam?" Harry bertanya pada Diana yang baru saja menutup pintu kamar Niall.

"Begitulah." Diana tersenyum.

"Di," Harry kembali memanggilnya. Harry merasa aneh sendiri saat merasakan dirinya gugup saat bicara dengan Diana. Sudah berapa lama ia tak merasakannya?

"Ada apa, Harry?"

"Sore ini, jika kau tak keberatan, aku ingin mengajakmu jalan jalan." Ucap Harry lancar demgan satu tarikan nafas.

Diana belum menjawab. "Bagaimana?" Harry mulai tak sabar.

"Baiklah." Jawab Diana akhirnya. "Hei, kau sudah makan siang?" Tanya Diana.

Diana ( H.S )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang