TPP - 04

10.6K 669 232
                                    

Banyak typo bertebaran

WARNING!!!! INI REVISIAN YAAA

***

Devan berlari menghampiri Kiara kala suara pecahan gelas terdengar sangat nyaring. Sampai-sampai dia mengabaikan Keano yang sempat memanggilnya sebelum insiden itu terjadi.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Devan khawatir sambil berjongkok, mensejajarkan posisinya dengan Kiara yang tengah memungut pecahan kaca gelas.

Wanita itu mengabaikan pertanyaan Devan, malah menjawab cicitan Keano yang tertuju untuknya.

"Tolong bantu mama sayang," katanya hanya untuk bahan pengalihan, dalam hati dia sangat menahan  perasaan marah dan kesal karena harus dipertemukan lagi dengan mantan suaminya.

Devan tersenyum getir, merasa di abaikan oleh Kiara. Devan cukup menyadari kesalahannya di masa lalu yang tak akan pernah mudah di maafkan begitu saja oleh Kiara.

Sejenak Devan mengembalikan sisa-sisa nyawanya yang terlempar jauh akibat sikap dingin Kiara padanya. Lalu membantu memungut pecahan gelas bersama Keano.

"Biar om saja, nanti jarimu bisa luka," tutur Devan lembut pada anak kecil itu yang mulai membantu memungut pecahan gelas.

"Tidak ap--"

"Awwh-" ucapan Keano terpotong oleh suara rintihan kecil. Kedua lelaki itu spontan menoleh dan mendapati salah satu jari Kiara tergores pecahan kaca. Darah segar mulai mengalir ke sela-sela jarinya.

Tanpa pikir panjang, seolah hanya ada dirinya dan Kiara di tempat itu. Devan mengambil cepat jari Kiara yang terluka hendak dia cecap darah itu kedalam mulutnya namun...

"Sayang ada apa?"

Spontan suara itu membuat Kiara kembali menarik tangannya dan berlari menghampiri suaminya. Ada perasaan kecewa yang timbul dari lubuk hati Devan yang terdalam.

Sial! Gagal lagi! Mungkin begitu.

"Ada apa sayang?" Tanya Bara lagi sambil mengarahkan pandangan ke arah Devan dan Keano dengan tatapan bingung. Di tambah lagi keadaan ruang tamu yang cukup kacau.

"Ak--aku tidak sengaja menjatuhkan gelas," cicit Kiara pelan pada Bara.

Sebelum mengalihkan perhatiannya pada Sang istri, Bara nampak mengernyit ketika tatapannya bertemu dengan Devan. Tampak dirinya menangkap tatapan yang sangat sulit dia artikan dari kilatan mata Devan.

Bara menggenggam lengan Kiara lembut.

"Keano tolong panggilkan bibi untuk bereskan kekacauan ini ya," tutur Bara meminta tolong sebelum akhirnya meninggalkan mereka berdua di ruang tamu. Sementara dirinya dan Kiara masuk ke dalam untuk mengobati jari Kiara.

***

Sepeninggalnya mereka berdua, Devan membantu bibi membereskan pecahan kaca di atas lantai. Setelah selesai Devan lebih memilih berbincang kecil dengan anak kecil itu. Ternyata cucu Sasmita adalah putra Kiara, anak kecil lucu yang dia temui di super market kurang lebih dua bulan lalu.

Devan sangat bersyukur bisa di pertemukan lagi dengan Keano terutama dengan Kiara. Meskipun wanita itu masih membencinya. Ralat! Sangat membencinya setidaknya dia masih bisa melihat secara langsung. Di tambah lagi sekarang dia tahu tempat persembunyian Kiara lebih tepatnya tempat tinggalnya. Yang sewaktu-waktu ketika ingin menemuinya dia sudah tau titik keberadaan Kiara.

"Keano," suara panggilan Bara membuyarkan konsentrasi kedua sejoli yang tengah bermain mobil-mobilan di ruang tamu. Keano sengaja mengajak Devan untuk menemaninya bermain.

Keano mengangguk.

"Papa keluar dulu sebentar sama nenek ya, kamu dirumah sama Mama, Om dan bibi."

"Iya Pa,"

THE PERFECT PARTNER (ON GOING)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ