20

1.6K 216 40
                                    

“Umma terpaksa harus pergi ke rumah sakit, Jongin dan Hunnie diam dirumah bersama Jaehyun hyung, okay?” ucap Lay memberikan pengertian pada dua bocah berusia empat tahun itu. Keduanya mengangguk mengerti. Selepasnya, Lay menatap Jaehyun dan membungkuk padanya, yang juga dibalas bungkukkan sopan oleh Jaehyun.

Jaehyun menatap kedua boah itu yang sudah berlari menuju ruang main Sehun dan mulai bergerilya dalam ruangan itu. jaehyun tak ambil pusing, ia memilih melanjutkan kegiatannya dengan sang laptop tercinta, untuk mengerjakan tugas.

Sehun dan Jongin sedang bermain dengan asyik bersama boneka, sampai suara bel rumah Sehun terdengar keras, menarik atensi keduanya yang segera dengan semangat berlari keluar mengikuti Jaehyun yang berjalan menuju pintu dan membukanya.

“Oh, kau sudah datang”

“Sorry I’m late, the traffic is- you know lah” ucap seorang lelaki asing. Ia memasuki rumah itu dan duduk disebuah sofa lalu melepas masker dan topinya. Matanya menatap Jaehyun, lalu menatap dua bocah yang berada disamping Jaehyun dengan tatapan dalam.

“Your sons?”

“Hell.” Ucap Jaehyun lalu berlalu ke dapur untuk mengambilkan minum untuk sahabatnya yang datang berkunjung untuk mengerjakan tugas bersama.

“Tajahaooo”

Atensi pemuda itu kini teralih pada Sehun kecil yang membungkuk sopan. Pipinya menggembung ketika kakinya berjinjit dan matanya memandangnya dengan tatapan malu.

Reaksi menggemaskan bagi siapapun yang melihatnya. Sehun tampak malu-malu namun penasaran dan terus menatap objek yang menurutnya indah dengan lirikkan lirikkan kecil dan pipi menggembung serta kaki bergerak abstrak.

“Hai, aku Johnny, sahabatnya Jaehyun” ucapnya dan mengulurkan tangannya pada Sehun kecil. Sehun kecil segera menjabat tangan yang lebbih besar darinya itu dengan sulit, namun Johnny mengakalinya dengan menangkup kepalan tangan kecil Sehun dalam tangan besarnya.

“Sehun is so small, cute ^^”

Sehun merona sempurna. Ia menunduk namun sesekali mencuri pandang kearah Johnny yang terus memamerkan senyum tampannya pada Sehun.

“EKHM. HAII!!” Jongin mendorong tangan Johnny dan berdiri didepan Sehun untu menghalangi Sehun dan Johnny saling berhadapan. “Aku Jongin, calon cuaminya Cehun” ucapnya dengan mata menatap tajam pada Johnny.

“Kajja my Waiifff!!”

Jaehyun nyaris tersedak ludahnya sendirii saat mendengar bagaimana Jongin memberikan julukkan pada Sehun lalu menariknya kembali kedalam ruang bermain.

“Aku tidak paham cara kerja otak anak zaman sekarang” ucap Jaehyun tak habis pikir dengan kelakuan Jongin serta keponakannya. Ia meletakkan minuman diatas meja dan menatap Johnny yang terus menatap kearah pintu kamar bermain Sehun.

“Seo Youngho, don’t say-

“I think it is fall in love in first sight-

“FUCK! Hei! Don’t joke! He is only 4 years old!!”

“Yes, but I know he will grow up as a cute and sweet man”

“Geez, I probably should call FBI”

Johnny tertawa pelan. Namun jujur saja, Sehun memang menyita perhatiannya. Tingkah malu-malunya membuat Johnny tak bisa melupakannya sedikitpun. Sehun terlalu manis untuk lewat sebagai kenangan dalam otaknya.



   


“Jong mayah?” tanya Sehun dengan nada cemas, pasalnya Jongin tidak bersuara sama sekali semenjak mereka memasuki ruang mainan.

Jongin mendekati Sehun lalu mengangkat kalung yang Sehun kenakan. Terdapat bandul cincin pertunangan mereka yang diberikan oleh Lay Umma kemarin. Cincin itu kebesaran, dan Sehun juga tak nyaman memakainya hingga Lay membuatnya sebagai bandul kalung.

“Cehunnie itu icteli Jongin, jadi jangan cuka malu cama lelaki itu!”

“Ictli?”

“Iya. Lihat? Kita punya cincin kapel, Daddy dan Mommy punya cincin cepelti ini juga kan?”

Sehun terdiam selama beberapa saat hingga ia menatap Jongin dengan tatapan shock.

“Dat min ai’ll bikam e mommy?!” tanya Sehun dengan mata membulat. Jongin mengangguk cepat.

“Yep. Mommy cehunnie, dan daddy Jongin” ucap Jongin sembari menepuk dadanya dengan tangan kecil nan gemuknya.

“Battt, butantah tita hayuth menitahh?”

“Iya”

“Tapan? Wennn?”

Jongin menempatkan tangannya pada dagunya. “Nanti Jongin tanya cama appa. Hunnie mau menikah dimana?” tanya Jongin dengan senyuman tulus.

“Hunnie! Emmm… tanada!”

“Okay, kita nanti menikah di Kanada-

“Bithatah undang eltha dan olaav?”

“Tentu” ucap Jongin dengan yakin, “Apapun akan Jongin belikan untuk Hunnie” ucapnya dan tersenyum penuh. Sehun juga membalas senyuman Jongin.

Keduanya kini menaiki ayunan plastik yang berada didalam kamar bermain itu. duduk bersisian, tangan Jongin menggenggam erat tangan kiri Sehun sementara tangan kiri Jongin mengayunkan ayunan dari samping.

“Thebental, lepath duyu, keyingaaatt!!”

Jongin menuruti ucapan Sehun dan melepaskan tautan tangan mereka. Sehun mengelap tangan basahnya pada celananya, lalu menyuruh Jongin menggenggamnya lagi.

Kepala Sehun bersandar pada lengan Jongin yang berlemak, begitu empuk, sebenarnya tak jauh beda dengan lemaknya juga.
   

“Jongin mau punya anak lima!! Nanti namanya Klong, Pololo, Lupi, Toby, Petti!!”

Sehun semangat mendengarnya. “Jinjja!? Hunnie juga mau!!” ucap Sehun dengan riang. Ia menatap Jongin dengan mata berbinarnya.

“Batt- haw wi meik dem?”

Jongin terdiam. Iya juga. Bagaimana caranya buat anak, Jongin tidak tahu.

“Emmm.. kita tanya Tiyong cem becok”

“Ayaco!!”

4 Years Old SehunnieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang