Part 30

36.5K 5.5K 1.6K
                                    

CUACA siang hari di Daegu terasa cukup panas, Jaehyun baru saja keluar dari mobil dan masuk ke dalam gedung perusahaan cabang yang akan di buka lima hari lagi. Ia perlu memantau serta memeriksa ulang, takut jika ada sesuatu yang terlewat.

Sudah dua hari sejak Jaehyun berangkat dari Seoul menuju Daegu, Taeyong belum memberinya kabar tentang keputusan yang akan di ambil oleh lelaki cantik itu. Jujur saja, Jaehyun merasa begitu resah, bagaimana bila nanti Taeyong menolaknya?

Memang, Jaehyun tidak ingin menyerah atas hubungan mereka. Tapi ia sudah berjanji untuk tidak menganggu Taeyong bila si lelaki cantik menolak. Terlebih, Jaehyun tidak mau terus menerus memaksa, sesuatu yang di paksakan, tidak pernah berakhir baik.

"Jaehyun!"

Kepala Jaehyun menoleh ke belakang, ia mengangkat sebelah alis ketika melihat sosok Jiho yang kini berlari ke arahnya. Tunggu, kenapa wanita itu bisa ada di sini? Oh sial, benar, Ayah Jiho adalah kepala manager yang Jaehyun di tempatkan di kantor cabang.

Ketika Jiho ingin memeluk Jaehyun, tangan si lelaki tampan otomatis terulur ke depan, menghentikan aksi wanita itu. Lagi pula, mereka tidak memiliki hubungan apapun, Jiho hanya teman satu malam yang tidak ingin Jaehyun ingat. Bukankah ia perlu melupakan sesuatu yang memang tidak penting?

Kening Jiho berkerut dalam. "Kenapa kau menghentikanku? Aku merindukanmu!"

"Menjauhlah dariku." balas Jaehyun singkat, ia memundurkan langkah dan berdehem pelan, "kurasa tidak ada yang perlu di katakan, aku sedang sibuk."

Mendengar itu, mulut Jiho terbuka lebar. Apa-apaan ini?! Jaehyun tidak pernah memperlakukannya seperti sekarang, meskipun mereka tidak memiliki hubungan apapun, lelaki tampan itu pasti membalas pelukan atau ciumannya! Namun kini Jaehyun bahkan enggan melihat wajahnya.

"Tunggu Jaehyun!" Jiho menahan pergelangan tangan Jaehyun yang sudah berjalan meninggalkannya, ia menatap wajah si lelaki bermarga Jung dan tersenyum manis, "apa kau tidak ingin menciumku?"

Rahang Jaehyun mengeras, ia melepaskan genggaman tangan Jiho yang sedikit menganggu. "Aku tidak tertarik." setelah itu ia benar-benar pergi dari sana, meninggalkan si wanita bermarga Kim yang terlihat begitu kesal.

Entahlah, Jaehyun sama sekali tidak tertarik, semenjak ia menyadari bahwa ia mencintai Taeyong, Jaehyun tidak mau berurusan dengan orang selain lelaki bermarga Lee itu. Melihat Jiho pun rasanya Jaehyun muak, ia sudah memutuskan untuk hanya melihat satu orangㅡdan itu adalah Lee Taeyong.

Menghela napas gusar, Jaehyun masuk ke dalam ruang rapat dan menemui Doyoung yang sudah ada di sana terlebih dahulu. Rapat akan di adakan tiga puluh menit lagi, saat ini hanya ada mereka berdua di ruangan itu. Jaehyun hanya terlalu malas untuk menunggu di ruang lain, lagi pula ia perlu memeriksa berkas yang akan di bahas saat rapat nanti.

Doyoung duduk di samping Jaehyun, sesekali menatap si lelaki bermarga Jung dengan perasaan bersalah yang bercokol di hati. Namun hingga saat ini, ia belum sempat meminta maaf. Lidah Doyoung terasa kaku untuk mengatakan hal tersebut, hubungan mereka bahkan tidak baik-baik saja, Jaehyun enggan menatap atau berbicara padanya.

Iris cokelat tua Jaehyun membaca setiap untaian kata yang ada di dalam berkas, ia tidak mempedulikan eksistensi Doyoung yang berada di sampingnya. Jaehyun hanya lelah untuk berdebat.

Menghirup napas dalam, Doyoung mengigit pipi bagian dalam dengan gugup. "Bos, aku minta maaf karena perkataanku kemarin, aku sudah melewati batas, maaf karena aku menyinggung perasaanmu." gumamnya pelan.

Tidak ada balasan dari Jaehyun, ia sibuk membalikkan kertas, memeriksa apakah berkas tersebut sudah lengkap atau belum. Jaehyun tidak ingin ada kekurangan, semuanya harus sempurna.

Casanova《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang